Dengan semangat yang menggebu-gebu, Jean menarik tangan Radit untuk menaiki wahana selanjutnya, perempuan itu tidak punya rasa kapok karena sudah menaiki roller coaster dan histeris sendiri. Sekarang Jean mengajak Radit untuk naiki Ontang Anting.
"Coba aja kalau gue sering liburan kayak gini, bahagia kali ya hidup gue!" Celetuk Jean ketika mereka melewati antrean dengan begitu mudahnya.
"Apa harus gue ajak lo jalan tiap minggu?" Kata Radit, "Tinggal sebut mau kemana nanti gue bawa lo kesana pake pintu ajaib yang gue colong dari Si Emon!" Lanjutnya penuh antusias.
Sosok receh Radit itu muncul lagi, membuat Jean mau tidak mau harus tertawa karena perkataan konyolnya.
"Kalo gue minta keluar negeri gimana? Tiketnya lo yang bayarin, mau gak?!" Tanya Jean.
"Itumah kecil! Kalo lo mau ke pelaminan juga gue jabanin!" Balasnya tidak kalah heboh.
Saat mendengar itu, rasanya menggelitik, seperti ada ribuan tangan dan kupu-kupu yang menggelitik perutnya.
Mereka sudah duduk ditempat sebuah ayunan yang menggantung, siap berputar dan membuat rasa mual di perut Jean lagi.
Jean sudah lama tinggal di Jakarta, sudah beberapa kali ke Dufan, tapi itu dulu saat umurnya masih kecil dan tidak berani menaiki wahana berbahaya seperti sekarang. Apalagi ke Dufan nya berdua sama Radit. Jadi serasa nge-date.
"Habis ini kita naik Bianglala dan gue gak nerima penolakan!" Tegas Radit.
"Boleh tuh! Kalo di Drama Korea yang sering gue tonton, kalo berduaan di bianglala biasanya suka.."
"Suka apaan?" Tanya Radit dengan memicingkan matanya kearah Jean.
Tawa jahil terdengar nyaring dari rongga mulut Jean, "Masa harus gue jelasin? Gak asik lo!" Celetuk Jean pada Radit.
Ya ampun, bukannya Radit tidak peka atau tidak mengerti apa maksud Jean, tapi rasanya konyol saat Jean mengatakan hal itu sedikit lebih jelas. Ya Radit tahu maksud Jean, dia sudah beberapa kali menonton Drama Korea dengan Jean, ada adegan dimana si perempuan dan lelaki menaiki bianglala dan terjadilah adegan panas didalamnya.
Eh, bukan itu, maksudnya ada adegan satu centi tanpa penghalang, seperti ciuman. Tidak lebih.
"Gue gak minat buat nyium lo, sorry haha."
Terkutuk lah kau Radit!
"Siapa?! Siapa?! Siapa yang mau dicium sama lo hah?! Orang gue cuma--"
"Cuma apa?"
"Cuma ngasih tahu kalo di Drama Korea ada yang begituan, jadi gue ngingetin lo..biar gak ngelakuin hal itu ke gue!"
"Percaya deh sama kamu hahah,"
Sepertinya langit sudah tidak menunjukkan panasnya lagi, bahkan matahari sudah hampir kembali ke peradabannya, tapi wajah Jean rasanya sangat panas. Yang tentunya karena ulah Radit.
Saat jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya, sebuah tangan mendarat dipundak Jean, merangkulnya dibarengi tawa ringan dari si pemilik tangan, Radit.
"Ayo jalan!" Radit berjalan merangkul pundak Jean, sedikit menyeret perempuan itu agar berjalan lebih cepat.
Ayolah Radit, Jean berjalan lambat itu karena tangan Radit yang bertengger dengan bebas dipundak Jean hingga memberikan sensasi yang sulit untuk dijelaskan.
Mungkin ini akan menjadi permainan terakhir yang Radit dan Jean naiki, waktu memang berjalan dengan begitu cepat hingga tidak terasa kalau matahari bahkan hampir tenggelam.
![](https://img.wattpad.com/cover/51503855-288-k393488.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Janji [Selesai] #Wattys2018
Teen FictionHighest Rank: 542 in Relationship 16/06/18 Perkara janji yang selalu dengan mudahnya di ucapkan oleh banyak orang dan berakhir dengan semu semata. Bagaimana kalau janji itu tulus diucapkan namun suatu hal yang buruk harus terjadi dan janji itu berak...