22 - When You Tell Me, You Won't Let Me Alone

580 27 0
                                    

Vote dulu baru baca ya guys!
.
.
.

"Sekarang aku maunya kita manggil aku-kamu. Enggak ada lo-gue lagi. Eh tapi, kalo berantem ya boleh pake lo-gue. Setuju?" Kata Jean menyuarakan apa yang terlintas di kepalanya.

Kening Radit berkerut beberapa detik lalu mengangguk setuju, "Everything you want, let's do that." Balas Radit menyetujui keinginan Jean.

"Jadi, kenapa sekretaris kamu ganti jadi perempuan yang bibirnya merah banget kayak cabe-cabean yang ada di club? Udah gitu, bajunya kayak kekurangan bahan! Emang dia gak masuk angin apa pake baju kayak gitu di kantor? Atau emang sengaja dia mau ngegoda kamu? Ngeselin tahu gak!"

Setelah satu jam setengah Jean berada di ruang kerja Radit. Dia sangat kesal pada sekertaris baru Radit yang dandanannya seperti mau ke club, bukan bekerja. Ya memang, Jean mengakui kalau parasnya itu cantik, tubuhnya bagus dengan lekukan yang sempurna. Ah! Jean meradang kalau mengingat perempuan itu. Apalagi, saat tadi memberikan dokumen untuk Radit tanda tangani, perempuan itu tersenyum kearah Radit. Membuat Jean panas hati saat melihatnya.

"Helo! Ada gue disini, pacar Radit dan sampe lo berani godain Radit, mati lo di tangan gue!" Begitu hatinya berkata, namun tidak Jean suarakan  karena tatapan mata Radit yang berkata, nggak usah cari ribut.

"Sok cantik banget! Gue garuk tuh muka baru tahu rasa!" Jean berteriak dengan kencang, berharap perempuan di luar sana mendengar.

Mendengar celotehan Jean yang merujuk pada kenyataan kalau kekasihnya itu tengah cemburu pada Brianna. Ah! Apa yang akan Jean lakukan ketika tahu kalau Brianna adalah mantan kekasihnya saat di bangku SMA? Apa Jean akan jengah mendengar itu? Semrawut merah bersarang di kedua pipi Radit saat membayangkan reaksi perempuannya.

"Yaudahlah Je, lagian aku gak tertarik sama dia. Sama sekali, nggak tertarik kalo kamu mau tahu." Ujar Radit, tapi yang di beritahu malah mendecak kesal.

"Bohong! Cowok bego mana yang nggak tertarik sama dia? Buta kali kamu." Sergah Jean seakan ingin menghakimi Radit dengan kesalahan yang tidak di perbuat lelaki itu.

"Ya terserah sih kalo kamu mau mikirnya kayak gitu, lagian kalo kamu tahu siapa Brianna, pasti kamu tambah cemburu." Kata Radit memancing Jean untuk menanyakan Brianna lebih lanjut dan tertawa ria saat melihat guratan cemburu tergambar jelas di wajah Jean.

Mata hazel Jean memicing tajam, "Jadi, namanya Brianna? Terus maksud kamu apa? Emang dia siapa? Anak Presiden? Adeknya Manurios? Pembantunya Sehun? Peduli amat tentang siapa dia, gak guna sama sekali." Kata Jean panjang lebar dengan napas terengah-engah. Terlalu menghayati untuk menghakimi dan memaki Brianna.

Otak cerdik Radit memberikan satu ide dan Radit bersuara, "Dia emang bukan bagian dari yang kamu sebutin tadi, tapi dia itu mantan aku loh." Suara Radit itu, seakan bangga dengan koleksi mantan yang ia punya.

Sialan, sialan, memang dasar Radit sialan! Jean memicingkan matanya pada arah Radit dan bersiap mengeluarkan rentetan kalimat yang memekakan telinga. Terlalu panjang dan tidak akan berujung.

Namun, semuanya salah. Jean mendecak, "Mantan doang kan? Orang pacar kamu sekarang itu aku, ya terserah mau dia mantan kamu, yang penting aku pacar kamu. Bukan dia." Kata Jean dengan kebanggaan yang terselip pada perkataannya.

Rasanya Radit mau meleleh saja kalau sikap Jean seperti ini. Lagipula, Jean sudah puas menghakimi Radit tadi dan tidak ada alasan lagi baginya untuk menyalahkan lelaki itu lagi.

***

Kepala Jean sangat pening saat dia harus mengambil alih pekerjaan EO-nya yang terkendala masalah, saat sedang asik bersama Radit tadi di kantor lelaki itu, tiba-tiba saja Ana menelpon dan berkata deadline untuk dua minggu ke depan belum rampung sama sekali. Menyiapkan sebuah pernikahan itu bukan hanya masalah gampang, akan ada perbedaan persepsi antara keinginan lelaki dan perempuan. Saat satu konsep sudah dipersiapkan, bukan hanya isapan jempol kalau salah satu di antara pasangan ingin mengganti konsep dan berakhirlah Jean yang harus meninggalkan kisah romansanya.

Tentang Janji [Selesai] #Wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang