15 - Cinta Segitiga

723 36 0
                                    

  Pantry terlihat begitu sepi, tapi terlihat dua orang yang sedang berbicara dengan raut wajah yang serius. Itu Radit dan seorang perempuan.

  "Gue gak pernah bilang kalau gue suka sama lo, Jess." Radit menatap perempuan yang berada didepannya, yang disebutnya dengan nama Jess.

  Perempuan bernama Jess itu menunduk, "Gue cinta sama lo, Dit. Lebih dulu ketimbang Jean. Kenapa lo gak pernah bisa liat perasaan gue ke lo? Kenapa lo selalu ngejar Jean tanpa pernah berpikir gimana perasaan gue."

  Jess, dia adalah teman perempuannya satu-satunya, ah tidak, Jess dulunya adalah teman Jo, lelaki itu yang mengenalkan Jess kepada Radit dan akhirnya mereka bertiga bisa berteman dengan baik.

  Soal Jess, dia perempuan yang beberapa kali pernah Jean lihat, saat di bandara dan hotel. Radit dan Jess adalah teman bisnis, sama halnya seperti Jo. Tapi siapa sangka kalau Jess memendam rasa pada Radit.

  "Jess, liat Jo. Dia cinta sama lo," Kata Radit yang menekankan nama Jo, "Jangan selalu lihat apa yang lo mau, tapi lihat disamping lo, ada orang yang nunggu lo tanpa lo tahu." Sambungnya.

  Perempuan itu bergeming, memperhatikan Radit yang sepertinya benar-benar tidak menyimpan rasa baginya.

  "Gue sukanya sama lo, bukan sama Jo. Kapan lo sadar itu, Radit?!"

  Mungkin suara Jess terdengar sampai keluar pantry, tapi percayalah, Jess sangat sakit hati terhadap Radit. Jess sudah suka pada Radit dari awal mereka bertemu, saat Jo mengenalkannya pada Radit. Jess selalu berusaha memperlihatkan perasaannya pada Radit, bukannya Radit tidak tahu, Radit tahu kalau perempuan itu menyukainya.

  Terlihat jelas dari sikapnya kepada Radit, tapi Radit tidak suka makan teman, karena Radit tahu kalau Jo menyukai Jess. Radit tidak mau persahabatannya dengan Jo akan rusak karena Jess.

  "Sekarang lo pikirin juga perasaan Jo. Dia suka sama lo. Coba buka hati lo buat dia." Kata Radit yang sekarang menepuk pundak Jess pelan.

  "Tapi gue sukanya sama lo Radit..." Radit mendengar jelas apa yang dibicarakan Jess.

  Tapi Radit tidak ingin semuanya hancur, dia meninggalkan Jess yang masih menunduk dan terus mengulang kata-kata yang sama.

  "Gue suka sama lo Radit..."

  Tidak. Radit tidak jahat. Dia hanya mencoba menjaga perasaan orang, seperti perasaan Jo pada Jess dan dia tidak mungkin melukai Jean.

  Saat Radit berlalu pergi, dibalik dinding ada Jo yang sedaritadi memperhatikan pembicaraan kedua orang itu--Radit dan Jess--.

  Dia mendengar jelas semuanya. Tentang perasaan Jess pada Radit, tentang Radit yang menolak mentah-mentah perasaan Jess. Jo berharap bisa berjalan dengan begitu mudahnya kearah Jess. Meminjamkan pundaknya pada perempuan itu.

  Tapi kakinya terasa sangat berat untuk melangkah, butuh beberapa menit untuk meyakinkan kakinya berjalan kearah Jess. Perempuan itu masih menunduk dan sekarang ada air mata yang keluar dari pelupuk matanya.

  "Stt...jangan nangis lagi."

  Jo berdiri didepan Jess, berusaha membawa Jess kedalam pelukannya.

  "Gue suka sama Radit, Jo."

  "Kenapa dia gak pernah bisa liat kearah gue, sekali aja...kenapa Jo?!"

  Tidak ada suara yang keluar untuk menjawab pertanyaan Jess. Jo merasa kalau hatinya hancur karena melihat Jess menangis dan karena tahu kalau perempuan yang dia cintai mencintai lelaki lain.

  Jo tidak bisa menyalahkan Jess ataupun Radit. Semuanya serba salah disini.

  "Gue sayang dia, Jo.."

Tentang Janji [Selesai] #Wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang