Bab 3

16.1K 663 2
                                    

Keanu

Dia Edo Adnan anak kedua dari tiga bersaudara keluarga Adnan yang terkenal sebagai keluarga pemilik yayasan sekolah swasta dari tingkat sekolah dasar sampai dengan universitas bernama Nusa Bangsa International. Wajahnya termasuk dalam kategori pria yang tampan, memiliki rahang yang tegas mata yang tajam seperti elang serta hidungnya yang mancung menyempurnakannya.

Dalam bekerja pun dia cekatan mampu melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dengan hasil sangat memuaskan. Dia adalah salah satu karyawan terbaik yang dimiliki Giant Grup.

Hanya saja sebulan terakhir ini aku selalu canggung jika bertemu denganya, merasa tidak tahu harus bagaimana jika tidak sengaja berada dalam ruangan yang sama tapi untungnya karena dia bekerja di bagian divisi lapangan dia jadi lebih sering bertugas ke luar kota atau luar negeri daripada berada di kantor. Mungkin dalam satu bulan dia berada di kantor hanya satu minggu  sisanya di lapangan.

Sampai detik ini saja aku masih sangat menyesal, kenapa malam itu aku harus menyapanya. Andai malam itu Carrisa menemani mungkin aku tidak akan menaruh perhatian padanya dipesta itu.

Pikiran ku kembali ke malam pesta pernikahan Yoga.

Freya, meski aku baru sekali bertemu dengannya tapi aku ingat siapa dia. Tentu saja wajahnya yang menawan yang dibingkai rambut hitam sepunggungnya tidak akan mudah dilupakan orang termasuk aku sebagai pria normal, kekasih Edo itu bisa dengan mudah membuat orang terpesona.

Seperti malam itu ketika aku melihatnya tersenyum sendiri seolah asik dengan dunianya di tengah pesta yang aku rasa sangat membosankan. Rasa tertarik dan penasaran itu muncul hingga aku nekad untuk menyapanya.

Harusnya semua berhenti ketika tiga pria tua yang menyebalkan itu muncul lagi, harusnya aku tidak mengikuti permainan yang diusulkan Freya. Harusnya aku tidak berbagi minuman denganya dan membiarkannya pergi ketika dia meminta sehingga peristiwa itu tidak perlu terjadi.

Meski saat itu aku mabuk dan ketika aku terbangun di atap itu sudah tidak ada lagi Freya di sekitar ku, aku tahu apa yang telah terjadi aku tahu apa yang telah aku lakukan karena aku ingat semuanya. Kulitnya yang halus, bibirnya yang lembut saat kukecup, lehernya yang jenjang dan tubuhnya yang begitu pas ketika kupeluk serta desahannya yang mengalun indah. 

Arrghh kenapa aku malah mengingat lagi bagian itu.

Aku memegang frustasi kepalaku lalu menjatuhkannya ke sandaran kursi. Aku benar frustasi memikirkanya. Dia Freya pergi begitu saja saat itu dan sampai sekarang aku belum bertemu lagi dengannya sehingga aku tidak tahu bagaimana kabar dia sekarang. Belum lagi rasa bersalahku pada Edo dan Carrisa. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika mereka tahu. Sungguh aku tidak ingin kehilangan Carrisa dan begitu juga sepertinya Freya dia pasti tidak ingin kehilangan Edo kekasihnya.

Tiba tiba handphone ku yang tergeletak di meja menyala ada panggilan masuk dari Carrisa.
"Yaa sayang" ucapaku ketika telepon itu tersambung

"Keanu shootingku di Lombok sudah selesai, aku akan pulang besok" ujar Carrisa riang dengan suaranya yang memang merdu.

"Aku senang mendengarnya. Besok aku akan menjemputmu di bandara"

"Ok sayang, See You"

Aku menghela napas panjang setelah telepon itu ditutup. Carrisa Smith perempuan yang akhirnya menjadi tunanganku setelah kupacari satu tahun terakhir ini. Akankah dia masih berbicara dengan riang seperti tadi jika tahu apa yang telah terjadi. Pertanyaan itu menohok jantungku.

Mungkin yang sekarang bisa aku lakukan hanyalah berdoa semoga apapun yang terjadi nanti adalah yang terbaik untuk semuanya.

Aku memutuskan beranjak pergi dari kantor, aku butuh udara segar dan juga makanan untuk mengisi perutku yang mulai keroncongan ini.

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang