Freya
Mobil yang kukendarai terjebak di kemacetan, padahal jarak yang kutempuh dari apartement ke Studio F.A sebenarnya dekat, tapi karena macet membuatku baru bisa menginjakan kaki ke studio 1.5 jam kemudian yang dimana setibanya di studio disambut oleh Anita yang terlihat begitu sibuk di meja kerjaku.
"Hai Freya kamu sudah mulai kerja lagi? Kupikir kamu masih harus beristirahat" tanya Anita melirik sekilas lalu mengalihkan lagi pandangannya ke apa yang sedang dia kerjakan.
"Aku sudah merasa lebih baik" jawabku yang memang saat bangun tadi pagi merasa sudah lebih baik daripada kemarin. "Aku mau ke bagian produksi langsung masih ada pola untuk sample yang harus aku buat"
Mendengar ucapanku barusan Anita akhirnya benar benar mengalihkan perhatiannya kepadaku. Dia menatap gamang ke arahku.
"Freya kamu tidak perlu memaksakan diri""Aku tidak memaksakan diri"
Anita sepertinya akan membantah ucapanku namun sebelum sempat terucap aku memilih segera pergi meninggalkannya.
Dan saat ini aku menyesal.
Seharusnya aku memang tidak perlu memaksakan diri untuk bekerja. Karena sekarang nyeri di perutku tiba tiba kembali muncul setelah aku lupa waktu sibuk membuat pola untuk rancangan tambahan F.A Collection.
"Ibu baik baik saja?" Tanya SPV dari bagian produksi karena melihatku yang tiba tiba diam dengan tangan memegang perut.
Aku menggeleng lemah. Untuk kali ini aku tidak akan lagi mengabaikan rasa nyeri yang muncul ini. "Tidak. Pola ini hampir selesai, kamu bisa lanjutkan sendiri?"
"Iya bisa Bu ini tinggal di gunting bagian ini sajakan?"
Aku hanya mengangguk untuk menjawabnya lalu segera beranjak menuju ruanganku. Untung saja Anita sedang keluar untuk menemui pihak suplier sehingga aku tidak perlu mendengar ceramah dan omelan dia karena melihatku seperti ini lagi.
Kurebahkan diri di sofa khusus tamu di ruanganku. Aku sungguh takut terjadi sesuatu dengan janin ini tanpa pikir panjang lagi aku meraih HP dan menekan nomor Keanu.
"Keanu bisakah kamu menjemputku di studio" ucapku saat telepon itu tersambung.
Dan aku tidak begitu mendengar apa yang dikatakan Keanu tapi yang aku ingat di ujung sana Keanu terdengar panik.
***
Kantor Keanu terletak berlawanan arah dengan butik F.A di ibaratkan kantor Keanu ada di ujung barat dan butik F.A di ujung timur bisa dibilang jarak yang ditempuh cukup jauh tapi anehnya 10 menit setelah telepon tadi terputus Keanu sudah muncul di lagi studio.
"Kamu baik baik Freya" ucap Keanu setibanya di ruangan kantorku. Dan dia makin terlihat panik karena melihatku terbaring lemah di sofa. "Yaa Tuhan Freya"
"Tadi perutku nyeri lagi.." ucapku lemah. "Tapi sekarang tidak..aku takut..tolong antarkan aku ke rumah sakit"
Keanu menghampiriku dan membangunkanku. "Kamu tidak perlu minta tolong ini sudah menjadi kewajibanku. Kita ke rumah sakit"
Dengan perlahan Keanu membantuku berdiri dan memapahku meninggalkan ruangan kantor.
***
Bisa kubayangkan berapa banyak uang yang Keanu keluarkan untuk Dokter kandungan yang sepertinya telah menjadi Dokter kandungan pribadiku, karena sesampainya di rumah sakit yang sama dengan tempatku dirawat kemarin Dokter Kandungan itu sendiri yang menyambutku dan langsung membawaku ke ruangannya. Padahal saat itu sekitar jam 2 siang dan tentu jam itu bukan jam normal para Dokter spesialis ada praktek di rumah sakit jadi bisa kusimpulkan Dokter itu memang sengaja Keanu panggil hanya untuk memeriksa keadaanku.
"Maaf Keanu harusnya hari ini aku tidak pergi bekerja" ujarku didalam mobil Keanu sekembalinya dari rumah sakit. "Aku pikir hanya tidak boleh tertekan dan stres saja tapi boleh bekerja"
Keanu yang duduk dibelakang kemudi tersenyum memaklumi. "Jadi mulai sekarang bisakah kamu tidak perlu bekerja dulu setidaknya sampai kandunganmu kuat"
Karena melihat aku yang tidak menjawab Keanu melanjutkan perkataannya. "Untuk sekarang kamu jangan terlalu capek Freya kamu mendengar sendiri apa yang dikatakan dokter"
Dokter tadi bilang karena akibat aku stres dan tertekan membuat janinku saat ini lemah sehingga sampai janin ku kuat dan sehat Dokter menyuruhku untuk lebih banyak istirahat dan tidak melakukan kegiatan yang membuat lelah.
Dan dipikir pikir lagi hari ini kegiatanku cukup berat. Dimulai dari menyetir sendiri mobil hampir 2 jam lalu mengerjakan pola sampai lupa waktu bahkan bila saja perutku tadi tidak terasa nyeri mungkin setelah mengerjakan pola aku akan melanjutkan melayani para klien.
"Maaf..padahal ibu sudah berjanji akan menjagamu tapi baru sehari ibu sudah mengikarinya" gumamku dalam hati.
"Aku akan mengantarmu pulang ke apartement" ucap Keanu.
Aku menoleh ke arah Keanu dan mungkin karena melihat ekspresiku Keanu segera melanjutkan lagi ucapannya.
"Bukan maksudku mulai mengatur hanya saja aku pikir hari ini memang lebih baik kamu beristirahat saja"
Sebenarnya aku tidak merasa Keanu mulai mengatur hanya ada sesuatu yang aneh yang aku rasakan saat mendengar ucapannya. Ucapan Keanu barusan terasa seperti mutlak dan tidak bisa dibantah.
"Aku mengerti, aku akan pulang ke apartement tapi sebelumnya aku akan ke butik mengambil tas dan HP"
"Ok" jawab Keanu. Lalu sisa perjalanan ke butik yang memakan waktu 20 menit itu kami habiskan dalam diam.
"Kamu pulanglah tidak perlu menunggu nanti aku pulang di antar supir" ucapku ketika mobil Keanu berhenti tepat dipintu masuk gedung butik F.A
"Tidak Freya, aku harus memastikan kamu pulang jadi aku akan menunggumu disini"
Aku diam berpikir seraya menggigit bibir bawahku. Melihat Keanu sepertinya meski aku usir dengan kasar pun dia pasti akan tetap bersikukuh menunggu untuk mengantarku pulang. "Baiklah. Tunggu sebentar"
Setelah Keanu mengangguk aku segera keluar dari mobilnya dan bergegas menuju ruanganku. Dan sesampainya disana aku duduk di meja kerja. Merenung. Aku sesaat tidak peduli pada Keanu yang sedang menungguku.
Apa yang Keanu katakan tadi benar. Aku tidak bisa terus bekerja dalam keaadan seperti ini, F.A memang penting untukku banyak hal yang ingin aku lakukan untuk mengembangkan F.A tapi untuk sekarang sepertinya aku harus memilih.
"Anita bisa kamu ke ruanganku" ucapku lewat telepon paralel.
Tidak berapa lama Anita muncul dari balik pintu. "Ada apa Freya. Darimana kamu aku pulang kamu tidak ada"
"Tadi ada sedikit keperluan.." Aku menatap Anita yang kini sudah duduk didepanku. "Anie tolong cancel semua jadwalku"
Tentu aku melihat ada ekspresi terkejut sesaat dari Anita saat mendengar ucapanku meski dengan cepat mampu dia kuasai diri lagi.
"Sampai kapan?"
Dengan tersenyum hambar aku menjawab. "Sampai pada waktu yang tidak ditentukan"
"Ok" jawabnya. Sedikit aneh memang. Anita yang si otak marketing yang selalu mengutamakan keuntungan di atas segalanya menyetujui keinginanku dengan mudah tanpa debat atau bersitegang bahkan tanpa bertanya apa alasannya.
"Apa ada yang lain lagi? Aku mau kembali bekerja karena baru saja aku mendapat pekerjaan tambahan" Ucap Anita menekankan ucapan terakhirnya lalu dia nyengir kuda.
Jelas sekali dia menyindirku, karena pekerjaan tambahannya itu pasti adalah membatalkan janji pertemuan dengan para klien VIP dan jadwalku yang lainnya. Tapi meski dia menyindirku tidak sedikitpun ada nada keberatan atau marah darinya.
"Tidak ada, kamu bisa kembali bekerja" aku meraih Hp dan memasukannya ke Tas yang tergantung di tempat pergantungan. "Aku mau pulang. Bila ada sesuatu nanti hubungi aku"
"Baiklah.." jawab Anita lalu dia beranjak pergi.
Diikuti olehku meninggalkan ruangan, hanya saja kami berdua melewati pintu yang berbeda.
***