Freya
Masih tidak percaya dengan apa yang terjadi maka sejak kembali dari rumah sakit sisa harinya aku habiskan dengan melamun, terjaga sampai dini hari.
Dan saat aku terbangun keesokannya Edo ada di apartement sedang asik berkutat di dapur mini menggunakan celemek motif bunga milikku yang terlihat menjadi cute dikenakannya.
Semenjak Edo tahu password apartement aku sudah biasa mendapati pemandangan ini.
"Pagi sayang" ucapnya ketika menyadari keberadaanku. "Aku lagi buat nasi goreng, kita sarapan bersama"
Aku mengangguk kemudian duduk dikursi depan Edo. "Kapan kamu pulang dari luar kota?"
"Tadi pagi lalu aku langsung kesini. Tiba tiba saja aku ingin sarapan denganmu" Edo menyajikan sepiring nasi goreng di hadapanku.
"Kenapa tidak membangunkanku" ucapku merajuk.
Edo tersenyum kecil kemudian mendaratkan bibirnya di keningku. "Kamu tadi tidur lelap sekali membuatku tidak tega membangunkannya"
Edo duduk dikursi sebelah dan mulai menyuapkan nasi goreng buatannya.
Aku memperhatikannya diam diam. Dia pria yang menjadi kekasihku satu tahun terakhir ini. Dia tampan, baik dan paling penting dia mencintaiku dan aku mencintainya.
Selama ini tidak pernah ada rahasia diantara kami, semua selalu kami ceritakan. Tapi sekarang apa yang aku alami tidak mungkin aku bagi dengannya.
Aku hamil oleh Bosnya.
"Aku tahu aku keren tapi tidak perlu menatapku seperti itu sampai ngeces"
Aku jadi tersenyum mendengar ucapan Edo. "Aku merindukanmu"
Kuraih dagu Edo mengarahkan wajahnya ke arahku. "Apapun kesalahanku nanti aku harap kamu tidak akan pernah meninggalkanku"
Sebelum sempat Edo menjawab aku sudah mendaratkan bibirku di bibirnya menciumnya dengan rakus. Ditengah ciuman itu aku sedikit menggigit bibir bawahnya membuat dia melenguh dan menarik kepalaku untuk memperdalam ciumannya.
"Seminggu tidak bertemu kamu berubah jadi liar" ucap Edo setelah bibir kami tidak berpagut.
Aku meraih tangannya menciumnya dengan lembut.
"Maafkan aku melakukan ini" ujarku dalam hati.
Dengan sembari masih memegang tangannya aku menggeser kursi yang didudukinya agar kemudian aku bisa duduk di meja tepat didepannya. Aku bisa melihat mata Edo membulat tidak percaya melihat tingkahku.
Aku melingkarkan tanganku ke lehernya. Menatap sayu ke arahnya.
"Freya jangan memulai.." ucapan Edo terhenti karena aku sudah beraksi. Mencium bibirnya dengan ganas yang tak berapa lama di sambut oleh Edo yang semakin lama semakin dalam dan intens.
Aku bisa merasakan tangan Edo mulai bergerilya menyusuri setiap lekuk tubuhku.
Miris memang kali pertama aku akan melakukannya dengan Edo bukan karena aku menginginkannya tapi karena ada niat lain, niat yang mungkin sebetulnya niat jahat.Aku akan membuat Edo menjadi Ayah dari janin ini.
Edo hampir saja menurunkan gaun tidurku ketika kami mendengar bunyi pintu apartemen terbuka. Membuat kami seketika kalang kabut merapikan diri dan kembali ke posisi semula.
"Pagi Freya" itu Anita, dia salah satu yang tahu password apartemenku juga. "Ada Edo juga"
"Hai Anita" sapa Edo.
"Ada apa kamu kesini pagi pagi" tanyaku. Di satu sisi aku kesal padanya karena menggagalkan rencanaku tapi di satu sisi aku berterimakasih karena Anita telah menghentikan rencana picik yang mungkin akan kusesali selamanya.