Keanu
Aku panik bukan main ketika mendengar suara Freya di telepon. Dia terdengar meringis menahan sakit. Suaranya parau.
Tanpa pikir panjang lagi aku langsung meninggalkan tempat meeting yang kebetulan lokasinya berada tidak jauh dari Studio Freya. Memang tidak jauh tapi tetap saja saat menuju kesana aku mengendarai mobilku dengan kecepatan tinggi dan saat itu tidak lupa pula aku menghubungi Dokter Kandungan pribadi Freya karena aku yakin ada sesuatu yang terjadi dengannya serta janinnya.
Untung saja semua baik baik saja. Tapi aku tidak habis pikir kenapa Freya tetap memaksakan diri bekerja padahal dia tahu dia sedang hamil dan kehamilannya baru saja mengalami masalah. Aku jadi tidak yakin akan janjinya menjaga janin itu dan jadi curiga mungkin saja Freya berniat tidak akan mengugurkan janin itu secara langsung melainkan secara tidak langsung karena walau bagaimanapun saat awal, keputusan Freya adalah mengugurkan janinnya dan itu sudah bulat tidak bisa diganggu gugat, dan aku tidak tahu apa yang membuatnya tiba tiba berubah pikiran.
Aku menatapnya beberapa saat, dia sedang memandang keluar jendela mobil.
"Kamu mau singgah kemana dulu sebelum aku mengantarmu ke apartement"
Kulihat Freya hanya menggelengkan kepala untuk jawaban pertanyaanku.
Sebenarnya aku ingin mencecarnya dengan banyak pertanyaan dan mentutut penjelasan tapi melihatnya lemah seperti itu membuatku mengurungkan niat. Mungkin bukan sekarang waktunya.
"Janin ini akan baik baik saja kan Keanu" ucap Freya parau. "Aku takut karena kebodohanku janin ini.."
Freya tidak melanjutkan kata katanya. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Apa dia menangis?
Aku segera menepikan mobilku ke sebelah kiri, membuka seabelt secepat mungkin lalu kuraih tubuhnya ke dalam pelukanku.
Aku bisa merasakan tubuh Freya bergetar dipelukanku, kenapa aku tidak menyadarinya, dia ketakutan, dia cemas. Aku menyesal sempat berpikir buruk tentangnya
"Semua akan baik baik saja" ucapku menenangkan seraya mengusap lembut punggungnya. Aku memeluknya cukup lama sampai dia kembali tenang.
Setelah beberapa saat Freya melepas pelukanku lalu menatapku dengan matanya yang sedikit sembab. "Aku cengeng"
Ucapan Freya agak diluar dugaan, kupikir dia masih akan berdayu dayu menangisi keaadan karena kesalahannya. "Tidak, aku mengenal orang yang lebih cengeng"
Senyum kecil tersungging di bibirnya. Sepertinya dia tahu orang yang kumaksud yang kusebut lebih cengeng darinya. Siapa lagi kalo bukan Carrisa.
"Aku janji mulai sekarang aku akan menjaganya baik baik"
"Aku pegang janjimu" aku meraih tangannya memegangnya dengan erat. Ada yang harus aku pastikan sekarang. "Freya boleh aku tahu alasan kenapa tiba tiba kamu tidak mau menggugurkannya"
"Aku tidak mau menggugurkannya karena aku menginginkanya" jawab Freya langsung dan pasti. Yang tentu membuat dadaku terasa hangat sekaligus lega.
Aku memeluknya lagi, memeluknya dengan erat yang disambut jeritan Freya.
"Keanu lepaskan" dia berusaha melepaskan diri namun aku malah mempereratnya lagi.
"Aku tidak tahu harus bicara apa Freya yang pasti aku benar benar berterimakasih padamu..terimakasih telah mau melahirkannya dan menginginkannya" ucapku di sela racauan Freya yang berusaha melepaskan diri.
"Kamu sendiri kenapa tiba tiba memintaku untuk tidak menggugurkannya" Tanyanya seraya berhenti bergerak gerak dalam usahanya melepaskan diri.
Aku melepaskan pelukanku lalu menangkup wajahnya dengan kedua tanganku dan mengarahkanya kepadaku. "Karena aku juga menginginkannya Freya. Aku janji apapun yang terjadi nanti aku pastikan anak ini pasti hidup dengan bahagia"