Freya
Keanu menuruti permintaanku untuk tidak mengunjungiku selama ada Edo.
Memang menyenangkan menghabiskan waktu bersama Edo, setiap hari penuh tawa dan kebahagiaan, tapi ada yang kurang.
Terasa ada yang hilang.
Jam besar di caffe yang aku datangi bersama Edo berbunyi, menunjukan pukul 07.00 malam.
"Sayang gimana jika selesai ini kita nonton" ujar Edo membuyarkan lamunanku.
"Kita sudah lama tidak nonton" sambungnya.
Aku melihat Edo memandangku dengan cara yang selama ini dia lakukan, hangat dan penuh cinta. Yang selama ini selalu membuatku luluh dan menyanggupi apapun yang dinginkannya.
"Bisa lain kali..aku agak lelah sekarang" jawabku akhirnya. Aku tidak tahu mengapa menjawab seperti itu hanya saja kali ini aku memang sedang tidak ingin, aku ingin sendiri.
"Baiklah sayang" aku merasa Edo pasti kecewa dengan jawabanku meski dia tidak memperlihatkannya.
***
Aku berdiri mematung di depan pintu apartement, menatap daun pintu yang baru saja tertutup lagi setelah Edo menghilang dibaliknya.
Edo. Bukan. Bukan Edo yang kupikirkan sekarang.
Aku berharap pintu ini terbuka lagi, memunculkan dia.
Ini keputusanku, menjauhinya. Tapi kenapa jauh di lubuk hatiku aku merasa kehilangan.
Dia yang selalu muncul dengan membawa sesuatu yang menurutku kadang tidak perlu. Memanggil namaku dan akan tersenyum setiap kali kami beradu pandang.
Meski aku takut semuanya akan berubah tapi bersamanya seolah sudah menjadi kebiasaan dan keharusan. Aku dan dia terhubung dengan nyawa yang kini ada di rahimku. Terikat.
Dan perasaanku sekarang tidak enak. Ada yang salah.
Tidak bisa begini, aku bisa stres lagi, bila tetap memutuskan diam saja seperti ini.
***
Baiklah aku bingung harus menjawab apa pada supir taxi yang menanyakan tujuanku.
Menemuinya, dimana, aku tidak tahu dimana rumahnya.
Aku segera mencari HP. Lowbet.
"Ke kantor Giant grup Pak" ucapku akhirnya. Hanya itu tempat yang aku tahu, kantornya. Meski aku tidak yakin jam segini dia masih berkutat di kantor. Mungkin disana aku bisa mendapat petunjuk dimana dia atau meminjam charges untuk mengisi baterei hp dan segera meneleponnya.
***
Keanu
Aku tidak menyangka siapa yang muncul di hadapanku sekarang. Perempuan yang beberapa hari ini memenuhi pikiranku.
"Hai..nggak nyangka kamu masih di kantor" ucapnya sok manis tapi aslinya dia memang manis.
"Lagi banyak kerjaan" jawabku, aku memang sedang banyak kerjaan, membereskan masalah yang timbul akibat pencucian uang yang dilakukan salah satu direkturku. Tapi sebenarnya tanpa lembur pun masalah ini bisa aku handle, pekerjaan ini hanya pelampiasanku saja, darinya yang sekarang sedang berdiri di ruanganku. Agar aku tidak perlu uring uringan membayangkan apa yang sedang dilakukannya saat tidak bersamaku.
"Aku mengganggu?"
"Tidak..duduklah"
Dia duduk di kursi depan mejaku. "Kali ini beda tadi saat aku mau masuk kesini aku bisa masuk dengan mudah tanpa proses seperti beberapa hari yang lalu"