Keanu
Aku masih gamang dengan apa yang kurasakan sekarang.
Hatiku terasa sakit menyadarinya, saat melihat iklan di televisi yang sengaja di gantung di swalayan, menampilkan tunanganku.
Aku tidak ingin menyakitinya, aku bahkan tidak berniat mengalihkan hatiku darinya.
Tapi
Bisa kurasakan, semenjak pulang dari liburan bersama Alex, dia Freya terasa lebih hangat membuatku sangat nyaman. Sikap serta perhatiannya membuatku merasa lengkap. Hingga tanpa sadar jauh di sudut hatiku tersirat dialah yang akan menjadi masa depanku.
Dan benarkah kata Alex. Aku mencintainya.
Lalu bagaimana dengannya? Bukankah dia tidak ingin menikah tanpa cinta.
Aku kembali menatap layar kaca yang menampilkan tunanganku. Dia pasti terluka mengetahui ini semua. Kini di hatiku tidak hanya ada dirinya.
Carrisa yang aku cintai.
Dan dia yang telah hadir mengacaukan keseimbanganku.
***
Dengan langkah panjang seraya bersenandung kecil aku menuju ruang kerja Freya di F.A butik, tidak sabar ingin menemuinya untuk memberikannya seikat bunga mawar dan sekotak coklat untuknya.
Aku harap dia menyukai dan kembali ceria, setelah semalam setelah kami pulang kencan dia tiba tiba murung.
Perempuan yang sejak tadi kupikirkan itu sedang berdiri serius mengamati manekin yang memakai rancangannya.
"Serius banget" seruku mengambil perhatiannya lalu menghampirinya.
Dia menoleh lalu tersenyum.
Tapi tunggu ada yang lain dengan senyumnya. Senyumnya berbeda. Freya memang tersenyum tapi senyum itu tidak seindah dan sesempurna senyumnya biasa, senyum biasa yang sangat kusukai.
"Tumben jam segini sudah pulang ngantor" ujarnya dan bisa kurasakan ada nada sakartis dari perkataannya.
"Iya sengaja, aku mau hibur kamu yang lagi murung" jawabku menerangkan tujuanku, aku mengabaikan nada bicaranya yang agak sarkatis mengingat ini bukan kali pertama dia seperti itu. Mungkin moodnya masih tidak bagus sejak semalam tadi.
Niatku menerangkan tujuanku supaya Freya terharu dan mencairkan suasana agar ringan tapi yang ku dapat Freya malah terpaku dan menatapku dengan pandangan tidak bisa kuartikan.
Perasaanku tidak enak. Ada yang tidak beres.
***
Dan benar, ada yang tidak beres dengan Freya.
Dia menghindariku lagi.
Setelah kemarin dia banyak diam saat kujemput di butik sekarang dia malah menghilang dari butiknya saat kujemput. Tanpa kabar. Aku hanya tahu dari Anita bahwa Freya sedang menemui kliennya.
Karena itu aku memutuskan menunggunya di apartement.
Dan aku sangat khawatir ketika sampai jam 9 malam dia belum kembali ke apartement. Berkali kali aku menghubungi nomornya tapi tidak aktif.
Aku baru saja berniat pergi mencarinya saat kudengar pintu apartement terbuka. Dan betapa leganya aku melihat sosoknya yang muncul tanpa kurang apapun.
"Kamu habis darimana? Jam segini kamu baru pulang, tanpa kabar lagi, kamu tahu aku disini khawatir sekali, aku takut ada apa apa denganmu!" Seruku memberinya runtutan pertanyaan.
"Tapi syukurlah kamu tidak apa apa" sambungku lega. Aku lalu menghampirinya dan merengkuhnya dengan erat.
"Lepas!" Freya menepis diriku. Mendorongku menjauh darinya.