Bab 36

5.7K 346 2
                                    

Keanu

Sebuah buket bunga mawar putih untuk seorang Freya.

Aku tersenyum lebar membayangkan reaksinya saat menerima buket bunga ini. Dia pasti akan sangat menyukainya.

Namun senyum lebarku luntur saat kulihat siapa yang kini sedang duduk manis di ruang makan rumahku.

"Pagi Keanu" sapa Carrisa, dia melambaikan tangannya sesaat sebelum ibuku datang dari dapur membawa sebuah mangkuk besar dan Carrisa langsung membantunya.

"Terimakasih Carrisa" ucap ibuku yang terdengar jelas ditelinganku diiringi senyum hangatnya untuk Carrisa.

Aku hanya menghela napas melihat semua. Dulu aku menyukai pemandangan ini, keakraban ibuku dengan Carrisa sebelum akhirnya aku bertemu dia.

Dan Carrisa, aku lebih berharap dia marah padaku, memukulku bahkan bila perlu membunuhku daripada dia bersikap seperti sekarang, bersikap seolah olah hubungan kami baik baik saja.

***

Freya

Sebuah buket bunga tergeletak manis di samping tas milikku yang segera kuambil dan kusesapi wanginya.

Aku tersenyum lebar saat membayangkan siapa pengirim bunga ini. Dia memang pintar mengambil hati, setelah sebelumnya mengirim pesan manis ajakan dinner setelah peragaan busana selesai dia masih sempat memberi kejutan kecil ditengah lelahku menghadapi hari H peragaan busana.

"Kamu menyukainya?" ucap seorang yang suaranya sangat kukenal. Tubuhku langsung terpaku mendengarnya.

"Ini darimu?" tanyaku memastikan, aku masih tidak percaya dia berdiri disini. Orang yang aku pikir tidak pernah akan mau menemuiku lagi, sekarang menyapaku dengan nada hangat yang sama seperti dulu.

Edo mengangguk mengiyakan.

"Peragaan busana F.A jadinya disini agak keluar dari tema awal yang aku tahu" ucap Edo seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling back stage.

"Iya, karena terjadi beberapa hal setelah bermusyawarah kami memutuskan disini..ini tempat yang paling cepat bisa kita dapat setelah gedung yang harusnya kami gunakan terbakar" dan aku langsung menyesali ucapanku, wajah Edo berubah getir. Aku bodoh kenapa harus menjelaskan hal yang Edo sebenarnya tahu juga alasan dari semuanya.

Tapi hanya beberapa saat raut wajah Edo kembali berusaha santai meski tidak bisa dia tutupi dan bisa kusadari masih ada rasa terluka di matanya.

Yaa Ampun berapakali aku harus menyakitinya.

"Bisakah kita bertemu secara pribadi setelah acara ini selesai dan aku mengharapkan jawaban iya darimu!" ucap Edo tegas.

Namun melihat keenggananku dan keterdiamanku Edo melanjutkan lagi

"Apa sekarang kamu perlu minta ijin darinya hanya untuk bertemu denganku?" tanyanya sarkastis.

"Tentu" jawabku dalam hati. Bahkan aku sudah memiliki janji dengannya setelah acara ini selesai.

"Aku akan menemui di caffe biasa" ucapku akhirnya dan langsung menimbulkan senyum kecil di wajah Edo.

"Baiklah aku akan menunggumu" dan detik selanjutnya aku merasakan Edo mendaratkan sebuah ciuman dikeningku.

"Jaga dirimu baik baik jangan terlalu lelah tidak baik untuk kandunganmu ingat kamu sedang hamil" ucap Edo sebelum akhirnya pergi meninggalkanku yang kini menatap punggungnya yang semakin jauh dengan takjub dan tidak percaya dengan apa yang terjadi barusan.

***

Aku memijit pelipisku sejak tadi berharap pijatan itu bisa mengurangi kemumetan otakku.

Tubuhku masih cukup lelah setelah kemarin menyelesaikan acara tahunan peragaan busana F.A. Aku ingin beristirahat tapi tubuh dan pikiranku tidak bisa kerja sama. Kedua mataku terpejam tapi tidak dengan pikiranku.

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang