Bab 39

11.4K 513 20
                                    

Keanu

Aku tersenyum melihat iklan kosmetik yang kembali memasang Carrisa sebagai ambassadornya tahun ini.

Dia masih sama cantiknya seperti biasa khas dengan wajahnya yang anggun. Dan aku bersyukur dia baik baik saja setelah apa yang telah terjadi.

Pikiranku kembali berkelana ke masa beberapa bulan lalu.

Hari itu pagi hari yang sama seperti hari ini, ketika sebuah stasiun televisi menayangkan pemberitaan tentang jumpa pers Carrisa.

"Aku sudah putus dengan tunanganku, kalian ingat saat aku over dosis saat itu aku sedang mengalami masa yang sulit tapi sekarang aku sudah bisa bangkit karena itu tolong dukung aku selalu.."

Disaat aku masih terpaku tidak percaya pada pemberitaan di Televisi kemudian nomor Carrisa muncul dilayar hp milikku. Aku masih ingat apa yang dikatakannya.

"Kamu sudah melihat beritanya? Aku pikir masih ada sedikit cinta untukku tapi semua memang telah berubah, kamu memang ada disisiku tapi hati dan jiwamu tidak disini dan aku tahu sebenarnya dimana hati dan jiwamu itu berada. Kamu tahu Keanu kehilanganmu memang menyakitkan tapi bersama denganmu yang tidak lagi ada aku dihatimu ternyata lebih menyakitkan, aku lebih tidak sanggup menghadapinya. Jadi Pergilah, aku melepaskanmu. Jangan pernah berusaha menemuiku aku masih butuh waktu untuk melupakanmu. Saat semua sudah membaik aku yang akan menemuimu"

Aku bahkan masih tidak percaya seorang Carrisa yang dimataku sangat manja mampu mengambil keputusan itu. Dia sanggup bangkit dari luka yang aku buat.

Lalu pikiranku lebih jauh kembali berkelana ke masa dimana Carrisa over dosis.

Pemberitaan Carrisa yang over dosis obat langsung menghiasi semua media, meski bukan narkoba yang membuatnya over dosis tetap saja saat itu berbagai spekulasi bermunculan. Menghancurkan imagenya sebagai seorang artis yang sempurna. Meski dia tidak sampai didepak dari projek film yang sedang dijalaninya.

Tapi tetap saja saat itu aku tidak mungkin meninggalkannya.

Tidak. Ini semua bukan karena Carrisa.

Aku yang terlalu pengecut. Aku yang tidak memiliki keberanian berjuang merebutnya.

Aku yang tidak sanggup menerima kenyataan dan malah memilih melarikan diri dari semuanya.

Bayang bayang Freya yang sedang berpelukan mesra dengan Edo di bandara meruntuhkan semua kepercayaan diriku, menghancurkan keberanianku.

Bahkan semenjak Freya meninggalkanku aku tidak pernah lagi mengunjungi F.A aku benar menutup semua jalan dengan apapun yang bisa membuatku berhubungan dengan Freya.

Dan aku menyadari saat manajemen F.A mengirim laporan rencana tahunan. Konsep F.A sudah ada untuk 5 tahun kedepan.

Sejak awal Freya memang sudah mempersiapkan semuanya, untuk F.A, untuknya, untuk Edo dan untukku. Dan untukku ternyata sejak awal dia memang berniat meninggalkanku.

Membuat nyaliku menciut sempurna.

Membuatku tidak akan pernah memiliki keberanian untuk mengejarnya.

Membuatku takut menerima kenyaataan aku kehilangan Freya dan mungkin anakku sekaligus.

Aku sudah cukup hancur kehilangan Freya dan aku akan mati bila harus menerima kenyataan aku telah kehilangan calon anakku juga.

"Keanu sudah siap berangkat?" ucapan ayahku membuyarkan lamunanku. Aku mengangguk lalu mengambil koper dan menghampirinya.

"Maaf kamu harus menggantikan Ayah" ucap Ayahku menyesal. "Aneh sekali kenapa harus ada acara terpeleset di kamar mandi"

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang