Keanu
Dari apartement Freya aku memutuskan kembali ke kantor meski jam sudah menunjukan pukul 18.00.
Mungkin aneh, tapi aku memang lebih suka ruanganku di kantor untuk tempat menenangkan diri daripada tempat lain.
Dengan masih diliputi kekecewaan aku melempar diri ke kursi kerja. Memijit pelipis karena kepalaku benar benar terasa pusing.
Baru aku tahu aku bisa segila ini. Aku membutuhkannya. Aku sangat merindukannya. Aku ingin memeluknya. Aku ingin menghirup baunya. Aku rindu tawa dan suaranya.
Shit. Ini baru seminggu dan aku sudah hampir tidak waras.
Segera aku meraih file apa saja untuk mengalihkan pikiranku tapi aku tiba tiba terpaku memandang sofa penerima tamu di ruanganku. Kenangan itu kembali muncul menyeruak.
Di sofa itu kami pernah bercinta.
"Kejutan" seru suara yang aku kenal tiba tiba. Membuyarkan lamunanku.
"Carrisa"
Siapa yang sangka dalam keadaan begini tunanganku yang cantik itu muncul.
Senyum mengembang di wajahnya.
"Aku tadi ke rumahmu tapi kata Bunda kamu masih di kantor jadi aku kesini" ujarnya dia berjalan menghampiriku. "Kamu barusan lagi ngelamunin aku"
Carrisa tersenyum jenaka, menggodaku. Dan aku hanya bisa tersenyum menanggapinya, mana mungkin aku bilang barusan aku sedang membayangkan percintaanku dengan perempuan lain.
"Kok bisa disini? Shootingnya gimana. Sudah selesai?"
"Lagi break dulu seminggu. Cuaca disananya lagi tidak mendukung"
Aku mengangguk kecil. Kutatap wajah tunanganku. Harusnya aku senang melihatnya disini setelah sekian lama tidak bertemu tapi kenapa hati ini terasa sesak dan berat.
Carrisa yang tadi duduk di kursi depan meja tiba tiba bangkit dia mengitari meja dan tepat sesampainya di belakangku kedua tangannya terulur memelukku dari belakang, dagunya di topangkan ke pundakku.
"Keanu maaf aku tidak disampingmu. Harusnya saat proyekmu mengalami musibah aku ada menemanimu"
Terdengar nada menyesal dari ucapannya. Dan itu membuatku terenyuh. Bukan karena penyesalan Carrisa tapi karena saat peristiwa itu aku tidak sedikitpun berpikir membutuhkannya.
"Tidak apa, semua sudah terlewati dengan baik" jawabku diplomatis seraya mengusap lengannya.
"Tapi itu tidak adil Keanu. Aku sebagai tunanganmu merasa tidak berguna" gerutunya. "Jadi biarkan aku melakukan sesuatu untuk menebus itu semua"
Dia memperat pelukannya. Mencium sekilas pipiku yang entah kenapa membuat tubuhku kaku sesaat. Aneh kenapa tubuhku bereaksi seperti itu.
"Apa yang kamu inginkan?" Sambung Carrisa lagi.
Aku yang masih terkejut dengan reaksi tubuhku tadi berusaha secepat mungkin mengendalikan diri sebelum Carrisa menyadarinya.
Yaa Ampun aku takut. Aku takut, tanpa sadar hanya sentuhan dari Freya yang diterima tubuhku.
Sekali lagi aku tatap wajah Carrisa, menatapnya lebih dalam. Tunanganku masih sama, seperti dulu saat pertama kali jatuh cinta padanya. Tidak ada yang berubah.
Aku yang berubah
Tidak. Aku masih sama.
Di tengah ke gamangan itu aku menarik wajahnya untuk mendekat. Mendaratkan bibirku pada bibir sensualnya. Menciumnya.