Bab 8

9.2K 542 12
                                    

Keanu

Aku tidak habis pikir, kenapa sampai detik ini Freya tidak pernah menghubungiku. Setidaknya bila tidak ada yang penting dia cukup menghubungiku untuk memberi kabar, memberitahuku bila dia baik baik saja. Tapi sepertinya Freya tidak akan pernah melakukannya. Padahal ini sudah 2 hari semenjak aku ke butiknya.

Bukan aku tidak mencoba menghubunginya terlebih dahulu, aku pernah mencoba menelponnya tadi malam tapi nomernya tidak aktif. Freya telah berhasil membuatku khawatir tingkat dewa.

Karena alasan itulah kini aku mendatangi lagi butik Freya. Dan yang terjadi berbeda dengan saat pertama kali aku datang kesini. Pegawai yang kuingat Freya memanggilnya Iksan yang saat itu menahan dan menghalangiku masuk kini menyambutku dan mempersilakan masuk.

Aku terkejut bukan main ketika tiba tiba terdengar teriakan yang bersumber dari kantor Freya, yang detik itu juga tanpa pikir panjang lagi aku mengambil langkah seribu.

"Freya.." aku tidak percaya dengan apa yang kulihat. Tubuh Freya terbaring di lantai dengan kedua tangan memegangi perutnya. "Dia kenapa"

Perempuan yang sepertinya tadi menjerit itu hanya menggelengkan kepala. Dia terlihat cemas dan khawatir.

"Aku akan membawanya ke rumah sakit..kamu bisa siapkan mobilnya" pintaku. Perempuan dengan paras khas perempuan indonesia itu mengangguk lagi sebelum akhirnya beranjak pergi.

***

"Apa kata Dokter, bagaimana keadaan Freya, dia baik baik saja kan?" Tanya perempuan yang kini aku tahu bernama Anita sekembalinya aku ke ruang rawat Freya setelah berbicara secara pribadi dengan Dokter yang memeriksa Freya. Tentu saja aku mengajak Dokter itu bicara secara pribadi mana mau aku mengambil resiko kehamilan Freya diketahui, meski aku curiga Anita tahu tapi lebih baik resiko itu dihindari dahulu sebelum aku memastikannya pada Freya.

"Dia baik baik saja hanya kelelahan" jawabku lalu duduk di kursi sebelah ranjang Freya terbaring. "Tapi dia perlu menginap disini semalam"

"Syukurlah..beberapa hari ini dia memang berubah menjadi workholic"

Suasana hening beberapa saat sebelum akhirnya Anita tiba tiba menoleh dan menatapku sangsi.

"Apa aku bisa menitipkan Freya sebentar, aku perlu ke apartementnya untuk mengambil keperluan Freya" 

"Dengan senang hati" jawabku.

Anita menatapku ragu ragu. "Meski aku tidak tahu apa hubunganmu dengan Freya aku bisa mempercayaimukan"

Mendengar ucapan Anita membuatku tertawa kecil. Memang siapanya Freya perempuan ini kenapa dia begitu over protective pada Freya. "Tentu saja..aku jamin Freya pasti aman denganku"

Anita diam sesaat. "Baiklah aku titip Freya. Aku tidak akan lama"

Setelah kepergian Anita aku memperhatikan tubuh Freya yang terbaring di ranjang rumah sakit. Saat menggendongnya tadi aku bisa merasakan tubuh itu lebih kurus dibanding saat aku memeluknya waktu itu. Dan perkataan dokter yang memeriksanya tadi, ya Tuhan apa kehamilannya ini sungguh membebaninya.

"Kandunganya baik baik saja hanya saja janinnya sangat lemah ini disebabkan ibu bayinya mengalami terlalu banyak tekanan dan stres"

"Maaf Freya" gumamku pelan seraya menggenggam tanganya lalu mencium punggung tangan mungil itu.

***

Semalam aku sengaja menginap di rumah sakit, di kantin rumah sakit tepatnya. Karena sekembalinya Anita dia menyuruhku pulang dengan alasan tidak enak orang asing berada disini. Saat itu aku ingin teriak aku bukan orang asing aku adalah Ayah dari janin yang di kandung Freya. Tapi niat itu aku urungkan dan tanpa mendebat aku menuruti keinginan Anita.

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang