• Perasaan Bodoh •

213 18 0
                                    

Saktya sedang mengutak-atik ponsel miliknya saat satu pesan masuk mampir di inbox miliknya.

From : Gardi
Sak, nanti bisa ke RS? Gue mau kasih hasil rekap kakak lo sekalian bicarain perkembangan dia

Saktya mendesah lalu tanpa pikir panjang lagi ia menelepon nomor tersebut.

"Lo di rs nyampe jam berapa?" Tanya Saktya to the point.

"Kemungkinan nginep. Soalnya gue kebagian jatah shift malem minggu ini." Saktya mendesah pelan.

"Oke kalo begitu pulang sekolah gue langsung cabut ke rs sekalian jenguk." sahut Saktya lalu ia mematikan ponsel dan memasukkannya ke saku baju. Ia bersandar pada kursi dan menatap nyalang papan tulis yang ada di depannya.

Kalo aja waktu itu Darlo nurut sama omongan Mama, pasti dia nggak akan seperti ini.

Saktya mengerjapkan matanya beberapa kali saat bel masuk berbunyi. Lalu ia kembali menegakkan gestur tubuhnya. Matanya tak sengaja mendapati Katya sedang berjalan memasuki kelas dengan langkah gontai.

Ck. Mirip banget. Kenapa gue baru sadar.

Katya menghempaskan tubuhnya di kursi dan menempelkan wajahnya diatas meja. Ia mencoba memejamkan matanya sejenak. Saktya menatapnya bingung dan tanpa sadar bibirnya berkedut membentuk senyum kecil.

"Tampang lo ancur banget." sahutan itu sontak membuat Katya bangun dan menatap Saktya tajam.

"Atas dasar apa lo berani ngatain gue?" Saktya tersenyum kecil.

"Gue kan ngomong sesuai fakta. Ya emang kenyataannya tampang lo ancur banget kok." sahut Saktya kalem. Katya mendengus pelan dan lagi-lagi menelengkupkan wajahnya pada kedua pergelangan tangan miliknya. Saktya menggelengkan kepalanya pelan dan kembali mengutak-atik ponselnya, melakukan aktivitas sebelum ia menelepon Gardi. Saat ia sedang menggulir newsfeed baru, sebuah notifikasi LINE muncul dan membuat matanya melotot tajam.

Dery : Tadi gue ngobrol sama Katya. Katya-Latya. Ah bahkan nama mereka terdengar mirip, Sak. Harusnya lo sadar itu. Dunia emang bener-bener sempit.

Saktya mengumpat dalam hati. Ia paling benci kalo ada seseorang yang menganggu wilayah private miliknya. Tak terkecuali buat sahabatnya yang satu ini.

Saktya : Udah gue bilang jangan ikut campur!

Dery : Gue kan udah bilang bakalan bantuin lo

Saktya : Gue nggak mau Darlo tau Katya. Gue nggak mau dia tahu kalo

Dery : Kalo apa? Gantung banget lo

Saktya : Udahlah. Katya nggak ada sangkut pautnya sama ini. Gue juga udah nggak mau berurusan lagi sama masa lalu Darlo

Saktya melempar ponselnya ke atas meja dengan cukup kencang, membuat Katya mendongakkan kepalanya dan menoleh.

"Lo tuh ya.. " desis Katya pelan. Saktya menatap wajahnya datar.

"Apa?"

"Arg! Kena kutuk apa gue bisa duduk sama lo?" Sungut Katya. Meski pelan, Saktya bisa mendengar dengan jelas suara makian Katya. Saktya tersenyum tipis. Dia mempunyai feeling bahwa hari-harinya ke depan akan lebih menarik. Terlebih teman sebangkunya ini mirip dengan dia, seseorang dari masa lalu yang berhasil memporak-porandakan hidup seorang Saktya Geraldi.

YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang