• Beasiswa •

116 13 9
                                    

Hening menyelimuti mereka berdua sejak Katya mengutarakan perasaannya kepada Saktya. Saktya menghembuskan napasnya pelan untuk yang kesekian kalinya. Ia menoleh, menatap Katya dalam diam.

I love you but its not so easy
To make you here with me
I wanna touch and hold you forever
But you are still in my dream

Suara Endah bergema, membuat Saktya kembali bungkam dan menatap jalan raya dalam diam.

When you love someone
Just be brave to say
That's you wanna him to be with you

Saktya mendengus pelan. Memberitahunya sama saja meruntuhkan pertahanan yang selama ini ia bangun dengan susah payah.

Saktya mematikan radio dengan kasar, membuat Katya menoleh. Saktya melirik Katya sekilas sebelum kembali menatap jalan raya yang mulai padat.

Gedung Griya Kencana sudah dipadati dengan mobil-mobil yang berjejer rapi di pelataran parkir. Saktya mencari tempat kosong untuk parkir sebelum turun memasuki gedung. Ia mematikan mesin lalu keluar dari mobil, memutarinya dan membukakan pintu untuk Katya. Katya hanya tersenyum kecil, tidak ada senyum lebar seperti biasanya. Hal itu mencubit hati Saktya sedikit. Katya berjalan terlebih dahulu, membuat Saktya berhenti sejenak dan menatap punggung itu dalam diam.

Apa ini yang sebenarnya ia mau?

Saktya menghirup napas sejenak dan kembali melangkahkan kakinya memasuki gedung.

Dekorasi yang lebih dominan berwarna merah-hitam itu begitu megah, membuat siapa saja yang melihatnya begitu terpesona. Begitu juga Katya. Ia mengadahkan kepalanya menatap langit-langit yang dihiasi berbagai bunga-bunga cantik. Di tengah ruangan terdapat meja panjang yang menyajikan makanan dan minuman untuk para undangan.

Dentingan instrument Wedding Bell mengalun merdu, membuat Katya berdecak pelan menganggumi acara tersebut. Saat ia mengalihkan pandangannya menuju panggung pelaminan, seketika tubuhnya menegang.

Jossa tengah tertawa kecil bersama Latya.

Katya tertegun. Sudah lama sekali ia tidak melihat tawa itu. Adiksi yang terkadang mau tak mau membuat Katya ikut tersenyum juga. Saat Katya ingin berbalik arah, secara kebetulan manik mata Jossa tepat tengah menatap kearahnya. Dia berhenti tertawa.

Mata tajam itu ..

Jossa terdiam saat melihat Katya berdiri di tengah ruangan resepsi itu. Dirinya terlalu terpesona oleh kecantikan Katya yang sempurna malam itu.

Betapa ia merindukan gadis tersebut...

"Tinggal bentar ya?" Jossa langsung meninggalkan Latya sendirian diatas pelaminan. Ia berjalan menghampiri Katya yang malam itu terlihat berbeda.

"Hai." Katya melihat senyum kecil itu disana, senyum yang dulu selalu ia puja. Lalu Katya menatap tepat di manik mata yang memancarkan sorot sedih itu dalam diam.

"Kamu cantik pake gaun ini." Tangan Jossa terulur ingin menyentuh lengan Katya. Tetapi saat ia melihat sorot tajam itu, ia urungkan niatnya tersebut dan menjatuhkan tangannya pelan.

"Sendiri?" Tanyanya lagi. Saat hendak menjawab pertanyaan Jossa, sebuah lengan melingkar tepat dipinggangnya.

"Kamu harusnya tungguin aku jangan main ninggalin gitu aja." Gumam Saktya pelan membuat perut Katya serasa dihinggapi ribuan kupu-kupu.

"Lo kan.." Ada nada kaget yang terucap dari bibir Jossa. Saktya menoleh, matanya langsung menatap tajam manik mata Jossa.

"Ah, lo Jossa kan? Sepupunya Latya? Apa kabar?" Tanya Saktya dengan senyum miring andalannya.

YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang