13. Run Away

25.6K 2.1K 130
                                    

Kalian tuh gitu ya... BV hilang dicariin, pas repost dianggurin, cyin. Q membutuhkan votemu:")

:( sedih deh daqu

Berhubung w pengen banget ngepost Jared's Treasure so, pleaseeeeeeee ojo pelit pelit ngasih komen dan bintangnya, serius saya juga pengen cepet BV kelaaaar.

Biar bisa update Mas Zharfan lalu Jared.

Kisah Raka terlalu menyakitkan buat acu yang lemah ini...

So, i need your help, gurl! 700 masing-masing untuk bab 12 dan 13, kalo sampai target w update 4 part minggu besok. Tapi kalo gak nyampe... Vacum dulu yha, mari liburan dulu bersama Jared xixix dan bertemu lagi dua minggu lagi HAHAHA

Luv, Oyi

_______


Bandung 2015

Kinara

Tubuhku terangkat, seperti terayun-ayun diudara. Aku bisa merasakan ada lengan kokoh melingkar di bahu dan lutut bagian bawahku. Kepalaku tertenggger lemas di sebuah dada bidang, rasa pening menyerangku saat aku berusaha membuka kelopak mata. Aku berusaha membuka mataku perlahan, cahaya matahari yang langsung menyerang mataku sedikit mengganggu, membuat mataku harus sedikit menyesuaikan.

Samar-sama aku bisa melihat sosok orang yang menggendongku. Hidung mancungnya, rahang tegasnya, bibirnya.... Aku mencoba mendalami matanya yang sedang menatap ke depan. Berbeda. Ini aneh, Raka bukan tipe pria yang akan memakai softlens

Raka mempunyai mata hitam legam, warna mata yang dimiliki double J. Sedangkan dia memiliki mata coklat. Aku teliti lagi lebih seksama pahatan maha karya tuhan atas wajahnya. Walaupun aku sudah lama tidak bertemu Raka, tapi aku masih ingat jelas bagaimana setiap lekuk wajah dan tubuhnya. Wajahnya memang sekilas sangat mirip dengan Raka, namun jika diperhatikan lebih dalam lagi, wajah Raka lebih dewasa dibanding pria dihadapanku sekarang. Alis Raka seingatku lebih tebal dan garis rahangnya lebih tegas daripada pria dihadapanku.

Lelaki itu tiba-tiba menunduk memandang kearahku, tatapannya, dingin, seakan dapat membekukanku seketika.

Tidak, dia bukan Raka.

Aku ingin berontak turun dari dekapannya, tapi tiba-tiba sosok wajahnya terlihat makin samar, pening kembali menyerangku. Tanpa keinginanku, mata ini menutup kembali, tuhan. Semoga ini hanyalah mimpi.

Siapapun tolong, katakan ini hanya mimpi

Kembali aku membuka mataku perlahan, berkali-kali aku harus menyesuaikan mataku dengan sekitar. Saat aku coba melihat, pening itu selalu kembali hadir. Aku merasakan tubuhku tak lagi di udara, tapi sudah terbaring di tengah-tengan ranjang. Mataku memindai kesekeliling, rupanya aku sudah ada di kamar tidurku. Jendela sudah tertutup gorden tanda hari sudah malam.

Tiba-tiba dari sebelahku terdengar teriakan yang memekikkan telinga kananku, "Buna!"

Suara cempreng Janet membuatku menoleh ke kanan, aku melihat Janet sedang duduk disamping kananku sambil tersenyum, "Buna, udah gak bobo!"

Sosok kecil disebelah kiriku menggeliat, terbangun dengan teriakan Janet lalu mengucek matanya. Jared menoleh ke arahku, saat matanya menangkapku sudah terbangun, Jared langsung mencium pipiku, "Akhirnya Buna bangun dari tidur lama-lama."

Ada perasaan hangat menjalar pada tubuhku. Oh tuhan. Aku sangat mencitai mereka buah hatiku, malaikat-malaikat kecilku. Dengan susah payah, aku mencoba bangun dan terduduk di kasur bersandarkan kepala ranjang kayu jati. Aku menjambak rambutku saat rasa pusing itu hinggap lagi di otakku.

Broken Vow (SERIES 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang