Indonesia 2006
Raka BarataAku selalu percaya Tuhan selalu menciptakan manusia beserta tujuannya masing-masing. Beberapa tahun terakhir merupakan percampuran antara duka, penyangkalan dan pencarian jati diri. Ayah sudah bercerai lama sekali dengan Bunda, mereka berdua sama-sama tak mempunyai waktu luang untuk mengingat mereka adalah alasan dua manusia ada di dunia. Menginjak SMP kehidupan Rezky selalu berada di ujung tanduk dan sebagian dari diriku yakin bahwa Tuhan bertujuan menghidupkanku untuk menjaga Rezky. Peran yang cocok sebagai akal sehat Rezky atau sistem navigasi hidupnya.
Aku dan Rezky lahir hanya berselang beberapa jam, meskipun ia terlahir cerdas tapi kontrol dirinya bagai bocah umur lima tahun. Begitu merepotkan. Selalu saja berulah, contohnya seperti tadi pagi aku sama-sama harus pergi pagi sekali untuk hari pertama MOS, tapi yang aku dapatkan saat membuka kamar tidurnya ia sedang asik memonton kartun kuning sambil menghirup marijuana. Pergi ke sekolah bersama adik kembar dengan kondisi teler pada hari pertama MOS bukan hal pertama yang aku inginkan.
Kembaranku yang satu itu selalu saja menghindari kewajiban-kewajiban yang harus ia lakukan tanpa kehadiran teman kecil kami, Levina. Rezky telah masuk sekolah Internasional terbaik di Jakarta bersamaku. Tapi berpisah sekolah dengan Levina membuat dirinya menjadi kacau, lalu semua akan berimbas padaku karna akulah seseorang yang akan menyelesaikan ulahnya.
Datang ke sekolah dengan mood yang sangat hancur sama sekali tidak membantu apapun menjadi lebih baik. Tindakan yang aku sesali saat mood jelek adalah memberikan efek negatif pada oranglain, seperti sekarang aku bersikap brengsek dengan membentak gadis yang berbaris dibelakangku. Shit, Raka! Behave!
Aku tak perlu jadi ilmuan untuk mengetahui bahwa gadis dengan kornea coklat terang itu sangat cantik, dan aku hanyalah bocah ingusan biasa dengan setumpuk tanggungjawab dibahuku.
__________
Indonesia 2007
RakaSemuanya terasa sangat sempurna sampai liburan semester lalu, aku perlahan menyesuaikan diri dengan sekolah baru. Sedangkan Rezky sudah tidak banyak berbuat ulah karna pindah satu Yayasan sekolah Levina. Levina duduk di bangku SMP sedangkan dirinya duduk di bangku SMA. Namun mereka sama-sama dalam kawasan yang sama, sehingga Rezky masih bisa memantau Levina dengan baik.
Perlahan aku mendapatkan hidupku lagi, dan semua terasa lebih lengkap dengan kehadiran Kinara. Saat pertama kali dia menepuk bahuku hari pertama MOS, aku langsung tahu. Sebelumnya hidupku hanya berkutat pada hitam putih, perlahan timbul warna-warna baru. Sungguh gila, bagaimana seseorang bisa mengubah hidup oranglain hanya dengan senyumnya yang menawan.
Setelah melewati masa orientasi sekolah, kami mulai dekat, dia berceloteh betapa dia terobsesi dengan film produksi Disney yang menceritakan akhir bahagia bersama pangeran berkuda putih. Kinara selalu memimpikan mempunyai pria idaman wanita dunia.
Kinara banyak merubahku, melakukan hal-hal yang tak pernah aku bayangkan dan rasakan sebelumnya. Satu tahun terakhir ini aku lebih sering tertawa karna tingkahnya dan pandanganya terhadap dunia. Kadang aku berpikir dia terlalu naive, ia selalu menganggap dunia adalah sebuah tempat dengan kisah bahagia. Tapi entah ia selalu mempunyai magnet yang membuat aku nyaman disampingnya.
Hari ini dia tidak keluar dari kelas, aku khawatir setengah mati. Di deretan belakang aku pura-pura membaca buku padahal itu hanya sebuah alibi untuk mengawasi Kinara.
Mungkin bagi orang awam, pertemanan aku dan Nara sesuatu yang tabu. Seperti yang dilakukan sekarang, aku mengelusi perut bagian bawah Nara.
Setiap Kinara PMS, ia selalu meminta aku untuk mengelusi perutnya. Aku melakukan gerakan memutar mengelusi perutnya bawahnya, diatas bagian vitalny. Jika saja aku pria brengsek mungkin aku sudah meletakan telapak tanganku semakin bawah, usahaku menahan nafsu sudah seharusnya diacungi jempol.
Entah. Dibalik itu semua.
Ada sesuatu rasa yang selalu bangkit jika berdekatan dengan Kinara.
Rasa ingin melindungi Kinara .
Aku tak tahu pasti apa yang membangkitkan sisi protective ku kepada Kinara.
Mungkin, karna aku menganggap Kinara sebagai adik kecil yang harus aku lindungi dan kami berdua sama-sama kehilangan sosok ibu.
Kinara.... Periang, ceria, ramah, selalu tertawa. Dia bagai matahari. Dimanapun dia berada selalu ada benda langit seperti planet yang mengelilinginya. Ia punya daya tarik tersendiri ia mampu membuat orang nyaman disekitarnya.
Seperti yang kita tau Kinara itu bagai matahari di sistem tata surya, itu artinya bukan cuma satu planet yang mengitari matahari, beberapa planet melakukannya.
Setengah dari jumlah murid pria sekolah ini menyukai Kinara. Tujuh puluh persen mundur duluan karna terlalu minder dengan aura sempurna Kinara. Diantata tiga puluh persen terdapat petarung hebat, siapalagi kalau bukan kakak kelas kurang kerjaan. Arya adalah saingan terberat, tingkahnya secara terang-terangan mengklaim Kinara sebagai miliknya pada seantero sekolah. Seperti yang sekarang sedang ia lakukan, bertingkah hiperbola dengan masuk ke kelas kita menecek keadaan Nara.
BASTARD!
Statusnya sebagai senior membuat pesonanya sulit ditolak siapapun. Para guru juga terlihat menyukainya karna ia merupakan salah satu anggota OSIS. Gambaran sempurna seorang murid teladan disandingkan dengan gadis manis bermata coklat terang. Setiap dia berdekatan dengan Kinara rasanya kepalan tanganku sangat ingin hinggap di muka culasnya. Jantungku seakan memompa lebih keras, keluar dari kelas adalah pilihan yang paling tepat sebelum aku muntah dengan tingkahnya yang sangat dibuat-buat pada Kinara.
______
BV GARIS KERAS MANA SUARANYA?
Pasti tau dong bedanya dimana?
HAHAHHAHmm..
Nunggu part 3 sampe 1k kali ya baru update part 5 hehehe #matrediqitCiao,
Oyi yang mencintai cerita remaja
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Vow (SERIES 2)
Chick-LitKINARA HADIKUSUMA. "Apa kabar?" "Bagaimana hidupmu tanpa aku?" "Setiap detak denyut nadiku, Aku selalu memikirkanmu" Kata-kata itu harusnya lolos dari bibirku. Tapi aku tetap berusaha berdiri aku tak akan mengizinkan diriku sendiri berlari kepeluka...