17. Mine

29K 2.6K 280
                                    

Halaw,
Akhirnya bisa up ugha setelah mengerjakan kerjaan yang menumpuqqq.
Terimakaciw supportnya bagi yang udah nunggu dengan manis,
Aku benar-benar shayang kalian!!!
Kencengin sabuk pengaman ya, part ini sangat panjang dan menguras emozi
Kalo ada typho plis lemme know.
Kalo part 14 sampai 700 kita ketemh lagi weekend.
Jika tidak, mari qta bertemu kamis depan.

Ciaobella,
Oyi

____

Bandung 2015
Raka

Setelah menelurusi Jalan Raya Lembang yang berkelok-kelok sampailah aku di villa keluarga Levina. Aku memandang langit, malam ini begitu penuh dengan bertaburan bintang. Sinar cantik yang dikeluaran dari benda langit itu semakin jelas jika kita melihat dari dataran tinggi. Aku tersenyum bintang selalu membawa kilas balik memori tentang Kinara dan Bintang kembali terputar dalam kepalaku.

Sudah sedari tadi aku mematikan AC mobil dan menurunkan kaca jendela, menghirup udara pegunungan yang masih sangat asri begitu menyegarkan. Begitu membuka pintu mobil seorang penjaga Villa menyambutku dengan ramah dan langsung menunjukan arah kamar Levina. Aku sudah lupa terakhir kali menginjakan kaki di Villa ini. Rasa lelah dan pegal sepanjang perjalanan hilang saat kenangan muncul dibenakku ketika memasuki area ruang keluarga. Dulu sewaktu orangtua Levina masih ada, aku dan Rezky sering diajak berlibur menikmati pesona dan angin sejuk Lembang. Ayah dan ibu Levina sudah sangat sering menggantikan sosok orangtua yang tidak pernah aku dapatkan dari kedua orangtuaku sendiri. Saat kecelakaan membuat Levina kehilangan kedua orangtuanya, kami bertiga sama-sama merasa kehilangan.

Kakiku aku langkahkan lebih dalam lagi, menelusuri bagian tengah Villa dan menaiki tangga.

Kamar Levina berada di lantai dua, saat aku mulai menginjakan kaki di anak tangga terakhir terdengar suara bantingan benda tumpul dan samar terdengar umpatan umpatan kasar dari Rezky. Dengan langkah besar aku mendekati kamar Levina, kamar utama dengan pemandangan kelap-kelip dari lampu-lampu kota Bandung.

Mengetuk pintu, tak lama muncul sosok Rezky dengan rambut acak-aakan dan muka frustasi, ia mandangku heran. "Ngapain lo disini?"

Aku hanya tersenyum melihat penampilannya yang sangat kacau. Pesona Levina selalu bisa memporak porandakan seorang Rezky.

"Thanks to your damn penis, gue di telepon Levina buat nyelametin dia dari kelakuan elo, gue harus ngebut Jakarta Bandung. Levie mana?" Tanyaku sambil melihat sekeliling ruangan.

Kamar Levina sudah seperti kapal pecah, bantal beserta guling bertebaran dimana-mana. Mataku berhenti pada nampan penuh dengan makanan tergeletak di depan pintu kamar mandi.

Rezky menggerakan kepalanya kearah sebuah pintu. "Bathroom. Dia udah empat jam di kamar mandi. Bikin gue stress. Gue takut kenapa-kenapa sama Rezky junior."

"Sebenernya ada apa sih? Gue udah telepon lo berkali-kali gak aktif."

"Handphone gue entah dimana. Damn! Gue juga gak ngerti sumpah moodnya naik turun banget. Semua baik-baik aja tadi pagi kita masih naik perahu sambil jajan makanan. Pas gue lagi antri ke stand tempe mendoan tiba-tiba Levin teriak histeris ketemu tetangga lamanya waktu di London. Temennya itu punya adek cewe, terus entah kenapa dia pingsan. Karna gue gentleman, gue bantuin ngangkat cewek itu sampe mobilnya. Begitu gue balik buat nemuin istri gue, dia langsung ngajakin pulang. Di mobil dia diem aja. Nyampe di sini dia masih diem."

Aku mengangguk mencerna semuanya membiarkan Rezky melanjutkan ceritanya.

"Terus tiba-tiba dia nanya, kapan gue having sex for the first time. Gue jawab aja jujur pas masuk kuliah. Dia nanya lagi pake kondom apa enggak. Gue bilang iya, sepanjang gue having sex sama cewek selain Levina, gue selalu pake pengaman. Udah gitu dia nanya apa gue pernah nidurin adik temennya Levina, gue jawab gak tahu. Dia langsung ngamuk. Abis dia langsung ngunci diri di kamar mandi," lanjutnya.

Broken Vow (SERIES 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang