Bandung 2015
KinaraEntah sudah ke berapa kalinya aku menghembuskan nafas kasar melihat wajah tak bersalah Jared di seberang meja makan. Berbeda dengan Janet yang sangat menikmati olahan ayam di atas piringnya.
"Bunda gak suka Jared bikin Uncle Raka pusing sama makanan yang kamu mau. Kamu lihat kan? Uncle Raka sekarang sampai harus keluar restoran cuma buat cari kerupuk udang," tegurku.
Ya aku juga merutuki Raka yang malah meladeni keinginan Jared. Biasanya para date-ku langsung memohon agar Jared berubah pikiran saja, tapi tidak dengan Raka. Ia malah dengan kepala terangkat berjanji akan membawakan Jared nasi, kerupuk udang dan kecap kurang dari lima belas menit dengan syarat Jared harus memakannya tanpa ada protes.
Pada detik Raka meninggalkan meja makan dan berjalan keluar restoran seketika selara makanku menguap. Hatiku benar-benar cemas memikirkan jika Raka tidak bisa memenuhi keinginan Jared. Ah, Sialan! Kenapa aku harus cemas? Harusnya aku senang jika Raka kalah, bodoh! Aku berkali-kali menjaga agar diriku tetap waras untuk aku tidak lagi masuk dalam pusaran cinta Raka.
Tangan kecil Janet sudah menarik-narik lengan baju, mataku melirik piring Janet rupanya daging ayam yang ada dipiringnya sudah habis setengah. Tadi sebelum Janet makan, aku memotong dagingnya menjadi potongan kecil. Janet belum bisa memotong makannya dengan benar, jadi aku meraih pisau dan garpu dan memotong kecil-kecil bagian ayam yang belum terpotong.
"Aku gak lagi isengin Uncle. Tapi aku memang pengen makan itu, Bunda," sanggah Jared.
Aku memutar bola mataku saat mendengar jawaban dari Jared, sambil memotong daging ayam di piring Janet aku kembali berkata, "I know what you thinking, Jared. I'm your mommy. Bunda malu, kamu selalu bikin temen Bunda gak nyaman dan kesal. Dan nanti akhirnya pasti selalu sama, mereka gak mau temenan lagi sama Bunda."
Jared langsung mengerucutkan bibirnya, "Because you're my mommy, i know what the best for you. Ini aku lakuin biar Uncle Raka gak jadi teman Bunda lagi."
Tangaku seakan membeku dengan posisi sedang memotong daging. Lalu mengalihkan tatapanku dari piring kepada Jared, tak percaya apa yang sudah Jared katakan.
DEMI TUHAN DIA MASIH DUDUK DIBANGKU TAMAN KANAK-KANAK! Tapi perkataanya sudah seperti eyangnya! Ini semua pasti karena sinetron-sinetron sialan di televisi yang sering ditonton Jared bersama Kak Katia. Sehabis ini aku benar-benar harus memblok saluran televisi yang menyiarkan drama serial bollywood dan memberi perhitungan pada Kak Katia.
"Oh god! You're six but you acting like you're sixty. Kamu gak tahu sama sekali tetang dunia orang dewasa, sayang...," ucapku mulai frustasi dengan Jared.
Jared menggeleng. "Aku tahu, Bunda. Semua temen laki-laki Bunda bukan mau temenan sama Bunda, tapi mereka lagi berusaha jadi... Papa tiri aku sama Anet, kan?"
"Mereka cuma temen Bunda. Bunda gak ada niat buat bikin mereka jadi ayah kamu."
Lagi-lagi Jared menggeleng dengan cepat. "Tapi mereka semua sama Bunda, mereka semua akhirnya pasti nanya 'Jared sama Janet mau punya Papa baru?' Kayak di Cinderella, mama tiri itu jahat, Bunda... Itu berarti papa tiri juga jahat."
"Jadi Uncle Raka itu jahat, Kak?" Tanya Janet menginterupsi.
Belum sempat aku menjawab pertanyaan Janet, Jared langsung memotong, "Iya pokoknya nanti dia bakalan nyuruh kita ngepel, cuci piring kayak sindersella."
Ingin sekali aku melempar sepatuku kepada pencipta cerita Cinderela yang sudah menumbuhkan opini di benak anakku bahwa ibu tiri itu jahat.
"Cinderela, Kak..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Vow (SERIES 2)
ChickLitKINARA HADIKUSUMA. "Apa kabar?" "Bagaimana hidupmu tanpa aku?" "Setiap detak denyut nadiku, Aku selalu memikirkanmu" Kata-kata itu harusnya lolos dari bibirku. Tapi aku tetap berusaha berdiri aku tak akan mengizinkan diriku sendiri berlari kepeluka...