BROKEN VOW
"EXTRA PART : EPISODE 1"
Angin membuat gesekan antara kulit-kulit kerang--yang mengantung di atap teras--berbunyi cukup nyaring. Rumah yang biasa ramai itu, kini sepi. Menandakan bahwa para penghuni rumah tidak ada di rumah.Seorang remaja tanggung dengan seragam SMA yang sudah penuh dengan pilox menggeser pagar depan dan menguncinya kembali setelah ia memasukan motornya ke garasi. Setelah mencoba membuka pintu rumah tapi terkunci, akhirnya ia mengeluarkan kunci cadangan yang selalu ada di pot anggrek.
Tidak ada asisten rumah tangga di rumah kontemporer bernuasa Amerika Latin yang sudah Jared tinggali selama hampir sepuluh tahun. Mulai dari menyapu, mengepel, menjemur dan menyetrika baju benar-benar dilakukan tanpa bantuan asisten rumah tangga. Setiap hari minggu mereka akan berkerja bakti seperti membersihkan jendela atau memotong rumput halaman. Sementara urusan dapur dan asupan gizi diserahkan sepenuhnya pada Kinara.
Berbagai les dan pelatihan keterampilan seperti menjahit, les menyulam dan tentu saja les memasak diikuti oleh Kinara. Ia benar-benar berjuang keras dalam les memasak untuk memperbaiki skillnya yang tergolong payah. Ia sudah benar-benar hidup dalam mimpinya yang tidak bisa ia wudjudkan selama ia menjadi single parents yaitu yang sekarang sudah benar-benar menjadi sebagai ibu rumah tangga sejati.
Jared sudah menyimpan sepatunya di rak, ia memanggil Kinara beberapa kali tapi tak ada jawaban. Sehingga ia memutuskan untuk langsung ke lantai atas untuk mandi karna beberapa spidol hinggap di badannya. Berganti pakaian santai, Jared turun ke dapur mencari sosok Kinara, tapi nihil.
Di pintu kulkas terdapat hiasan kulkas berbentuk landmark kota-kota yang pernah Jared kunjungi bersama keluarganya. Raka benar-benar terobsesi menghabiskan waktu dengan anak-anak, jadi sebisa mungkin di sela-sela pekerjaannya dan waktu libur sekolah, selalu ia habiskan untuk berlibur. Mata Jared menarik kertas yang diapit magnet bertuliskan Amsterdam.
Bunda pulang malem, nemenin Auntie Kat. Ada lasagna di kulkas. Panaskan 10 menit di microwave.
-Bunda-
Jared langsung mencari alumunium foil berisi lasagna dan memasukannya ke dalam microwave. Setelah menyiapkan lasagna dalam piring, Jared berjalan menuju sofa ruang keluarga tempat seisi rumah menonton tv. Dengan air putih di atas coffee table dan lasagna di pangkuannya, Jared menikmati pertandingan LA Lakers lawan Utah Jazz. Suara mobil masuk tidak bisa mengalihkan pandangan Jared dari televisi karna menit-menit terakhir LA Lakers berusaha mengejar ketinggalannya sepuluh point dari Utah Jazz. Sofa disamping Jared perlahan turun karna Raka sudah duduk di atasnya.
"Hari ini pengumuman kelulusan, kan? Gimana hasilnya?"
"Puji Tuhan aku lulusan terbaik, Yah."
"Good job! Ayah bangga sama Jared..."
Raka langsung memeluk Jared, dan mencium puncak kepalanya. Jared mendengus sebal karna diperlakukan seperti anak kecil oleh Raka. Tak ada kalimat yang paling indah bagi Jared selain ayahnya mengucapkan kata bangga padanya. Tapi ada kalimat lain yang ia tunggu dari mulut ayahnya, hadiah kelulusan bila Jared mendapatkan predikat lulusan terbaik.
"Ayah gak lupa janji ayah buat bolehin apapun yang aku minta?"
"Red... Please, apa gak ada yang bisa ngerubah pikiran kamu? Brown udah nerima kamu loh tanpa tes. Sayang kalo misalnya di postpone."
Jared memang sudah diterima di School of Engineering Universitas yang sama dengan John F Kennedy, pencapaiannya menjadi pemenang olimpiade fisika membuatnya masuk tanpa tes. Tapi Jared tak ingin masuk universitas dalam waktu dekat, ia ingin menghabiskan satu tahun untuk keliling dunia, menjajal Trango Tower di Pakistan untuk dipanjat, skydiving di langit Yunani dan tempat-tempat lainnya. Jared berpegang teguh bahwa hidup hanya sekali, selagi bisa ia ingin mengecap pemandangan dunia sebelum kembali kepada rutinitas belajar dengan setumpuk rumus fisika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Vow (SERIES 2)
Romanzi rosa / ChickLitKINARA HADIKUSUMA. "Apa kabar?" "Bagaimana hidupmu tanpa aku?" "Setiap detak denyut nadiku, Aku selalu memikirkanmu" Kata-kata itu harusnya lolos dari bibirku. Tapi aku tetap berusaha berdiri aku tak akan mengizinkan diriku sendiri berlari kepeluka...