Warning: its gonna be long and boring.
Indonesia 2015
RakaSemua manusia akan selalu merasakan satu titik terendah dalam hidupnya, ketikan sebuah kesialan datang bertubi-tubi, merasa dunia yang dipijak akan runtuh menghancurkan dirinya sendiri. Satu-satunya yang akan menyelamatkanya hanyalah sebuah cahaya harapan. Tahun-tahun penuh dengan modul, rasa bangga menyelamatkan satu nyawa pasien atau jam-jam kurang tidur pada masa koas, raib hanya dalam hitungan hari.
Aku tahu bencana itu akan segera datang begitu Marcus Andrews, presiden Rumah Sakit Harapan menyodorkan sebuah amplop putih dengan logo atasnya. Surat itu datang dengan kabar studi pendidikan dokter spesialis ditangguhkan menunggu putusan anggota dewan atas laporan pencabulan dan penculikan salah satu koas. Dari sorot matanya Dokter Marcus terlihat sangat kecewa padaku, membuat aku sebagai anak mentornya merasa sangat bersalah. Ia melepas kacamatanya sambil berkata, "Kamu adalah dokter jenius yang pernah saya temui, tapi kamu sendiri yang merusak intregritasmu."
Detik yang sama aku benar-benar tidak bisa sekedar untuk menatap mata penuh dengan kekecewaanya. Terlalu malu dan hina untuk sekedar mengangkat wajah. Keputusan dewan akan segera turun saat tim khusus penyelidik yang dibentuk rumah sakit menemukan hasil, dan selama itu aku harus dirumahkan. Manusia hanya butuh satu alasan untuk kembali menyusun serpihan-serpihan yang runtuh. Pilihan mempertahankan pekerjaan dan bersama Emma sama sekali tidak sebanding dengan kehilangan Kinara dan Double J untuk yang kedua kali. Mereka bertigalah sebuah alasan dan harapan terkahir untuk pulang.
Menunggu hasil rapat dewan yang entah sampai kapan, aku berhasil mencuri-curi waktu untuk kembali ke Bandung menempati villa milik Levina. Bibirku tak bisa berhenti tersenyum saat melihat caller ID di handphoneku menampilkan nama Kinara. Hanya telepon saja sudah bisa membuat aku senang setengah mati, karna selama ini Kinara tak pernah meneleponku duluan.
Sejak dua hari terakhir ini berbeda, komunikasi kami berdua sangat lancar. Saat aku sedang berkunjung ke rumahnya, Kinara meminta tolong untuk menjaga Double J selama tiga hari karna ia dan Om Deri harus menghadiri acara ulangtahun perusahaan di Jakarta. Ia tidak bisa menitipkan Double J pada Mbak Katia, karna Mbak Katia sedang menemani mertuanya berobat ke Singapore. Sementara Asisten rumah tangga Kinara sedang pulang kampung.
Ini hari kedua yang aku habiskan bersama Double J.
"Hallo..."
"Hai cantiknya Raka." Aku tersenyum saat membayangkan wajah merona Kinara tiap kali aku memanggilnya seperti itu.
"Rak... Aku cuma mau ngingetin kalo sekarang waktunya jemput Double J. Terus----"
"Terus abis itu nganter Jared kelas gymnastic, kan? Aku udah hafal."
Kinara sudah menjelaskan ini berkali-kali sebelum ia pergi ke Jakarta kemarin. Selain ia memberi ceramah panjang lebar tentang jadwal aktivitas Double J, Kinara juga memberi kertas penuh dengan daftar makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan. Sampai list obat-obatan dan alergi mereka. Membaca list yang diberi Kinara tidak lebih rumit dari Blok Digestive yang aku pelajari saat kuliah. Dengan sekali baca saja list do and dont satu halaman full A4 sudah aku hafal. Jadi, jelas saja jadwal Double J sudah aku ingat di luar kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Vow (SERIES 2)
ChickLitKINARA HADIKUSUMA. "Apa kabar?" "Bagaimana hidupmu tanpa aku?" "Setiap detak denyut nadiku, Aku selalu memikirkanmu" Kata-kata itu harusnya lolos dari bibirku. Tapi aku tetap berusaha berdiri aku tak akan mengizinkan diriku sendiri berlari kepeluka...