BROKEN VOW
"EXTRA PART : EPISODE 2"
Hari senin siang merupakan waktu yang disukai Katia untuk berbelanja, ia tidak terlalu menyukai keramaian Mall saat weekend. Sebuah sofa ungu berbentuk bulat ditempatkan menghadap deretan kamar pas toko pakaian di sebuah Mall ternama Bandung. Tangan Katia sibuk dengan smartphonenya. Membalas berbagai komen yang ada pada salah satu foto yang ia unggah di instragam.
Kinara mendesah frustasi berusaha mati-matian mengancingkan kemeja motif garis-garis di dalam sebuah kamar pas. Hasilnya selalu ada celah antara kancing-kancing yang tertutup. Kinara menatap payudaranya, kenapa payudaranya terasa membengkak. Semua baju yang akan ia beli terpaksa mengambil satu ukuran lebih besar dibanding ukuran biasanya.
"Shit! Kenapa bajunya gak ada yang muat..." ucap Kinara frustasi membuka gorden kamar pas menunjukannya pada Katia. Katia menoleh kepada Kinara yang sekarang sedang berdecak pinggang menatap Katia dengan tatapan frustasi.
"Badan kamu gendutan kali. Pantat sama paha kamu kayak bengkak gitu"
"Tapi gak muatnya cuma di bagian dada doang," ujar Kinara masih berusaha menutup celah diantara kancing bajunya, "Ah... Kenapa lagi dadaku rasanya sering kayak kesemutan."
"Jangan-jangan kamu tekdung," ujar Katia asal sambil membuat lingkaran di perutnya.
Kinara mendengar jelas ucapan Katia tapi ia benar-benar ingin mendengarnya lebih jelas lagi. "Hah? Maksudnya?"
"Siapa tahu kamu hamil gitu. Dulu pas hamil Kenan dada kakak sering kesemutan."
"Gak mungkin, aku pake IUD..," cicit Kinara.
"Kamu bisa aja pake IUD tapi kemungkinan geser ada juga, sayang."
"Oh shit..," Kinara mengibas-ngibaskan tanganya, "Aku baru inget kalo udah sebulan belum dapet menstruasi."
Kinara tahu bahwa KB memang tidak ada yang seratus persen efektif untuk mencegah kehamilan. Tapi ia benar-benar tak memperhitungkan itu terjadi. Ingatannya kini melayang kapan terakhir kali ia menstruasi. Katia langsung beranjak dari duduknya di sofa memeluk adiknya yang kini sedang dilanda panik.
"Oh Jesus Christ... Apa kakak perlu telepon Raka?"
"Jangan sampe Raka tahu dulu. Damn! I wanna cry now."
Tangis Kinara benar-benar pecah seketika. Ia benar-benar bingung harus bagaimana. Katia mendudukannya di sofa sambil mengaduk-aduk tasnya mencari tissue. Beberapa pengunjung toko yang sedang mencoba baju menoleh dan melirik penuh rasa ingin tahu kepada Kinara. Seorang pelayan juga datang kepada Katia menanyakan apalah Kinara baik-baik saja.
"Itu airmata bahagia atau... Sedih? Dari muka kamu kayaknya gak ada raut bahagia," ucap Katia keluar dari toko baju, memborong semua baju yang Kinara coba sebagai tanda maaf sudah membuat sedikit keributan di tokonya.
Kinara mengeluarkan ingusnya ke dalam tissue, setelah menghela nafas berat ia akhirnya bersuara, "Raka takut punya anak lagi..."
"What? Kalo dia gak mau punya anak lagi, harusnya dia gak buang semennya di uterus kamu dong!"
"Bukan gak mau punya anak, dia cuma takut..," Katia menatap Kinara penuh dengan tanda tanya, "Dulu Raka pernah bilang kalo dia mau ngabisin waktu sama Double J, takut kalo kita punya anak lagi perhatiannya gak tercurah sempurna sama mereka. Padahal dia udah kehilangan tujuh tahun waktunya sama anak-anak."
Kinara menggenggam paper bagnya erat. Ia sekarang benar-benar takut, kehamilannya yang pertama berjalan cukup penuh perjuangan. Ia sudah lupa rasanya hamil, dan yang paling ia cemaskan adalah bagaimana reaksi Raka ketika ia tahu bahwa dirinya hamil. Kinara memejamkan matanya, apakah Raka tak menginginkan anaknya kali ini? Refleks Kinara mengelua perutnya. Tidak mungkin kan kali ini ia akan kabur lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Vow (SERIES 2)
ChickLitKINARA HADIKUSUMA. "Apa kabar?" "Bagaimana hidupmu tanpa aku?" "Setiap detak denyut nadiku, Aku selalu memikirkanmu" Kata-kata itu harusnya lolos dari bibirku. Tapi aku tetap berusaha berdiri aku tak akan mengizinkan diriku sendiri berlari kepeluka...