3.

8.2K 806 4
                                    

Tolong tinggalkan jejak dengan klik vote dan setelah itu comment ya.

HAPPY READING!💞

---

'Dhiafakhri.
Aku gak nyangka kalau kita akhirnya di pertemukan lagi. Dan firasatku ternyata benar, kalau kamu masih hidup. Sejak kejadian waktu itu, aku jadi takut untuk kehilangan kamu lagi. Aku harus bisa untuk memilikimu. Kau hanya untukku, Dhiafakhri.'

Seperti itu lah yang gadis berambut pirang ini menulis curahan hatinya di dalam sebuah buku. Buku diary miliknya. Ia selalu menulis sesuatu kejadian penting yang ia alami di dalam buku diary miliknya.

"Salsha!" Teriak seorang wanita berhijab.

"Iya bun, sebentar." Salsha membuka pintu kamarnya dan menuju ruang makan.

Salsha menuruni tangga dengan berlari kecil dengan tujuan agar cepat sampai ke bawah-meja makan.

"Pelan pelan kali, kak." Bunda dari Salsha memberisedikit nasihat.

"Hehe maaf bun," Cengir Salsha.

"Oh iya bun. Tadi aku ketemu Dhiafakhri loh." Senyum Salsha setelah itu mengunyah sepotong daging yang masih mengeluarkan sedikit asap.

"Kamu jangan sembarangan bicara. Dhiafakhri sudah meninggalkan kita sejak lama." Ucap bunda Salsha.

"Jadi bunda gak percaya sama Salsha? Oke. Salsha akan buktikan kalau Dhiafakhri masih hidup!" Elak Salsha.

Salsha memundurkan sedikit kursi yang ia duduki lalu ia berdiri dan berlari kecil menuju kamarnya.

**

(Namakamu) berjalan menyusuri koridor sekolah. Tiba tiba seseorang mengagetkannya.

"Pagi (Namakamu)." (Namakamu) terkejut. Ia segera membalikkan tubuhnya.

"Apa sih? Lo kagetin gue tau gak?!" Dumel (Namakamu).

"Pagi pagi gak usah galak gitu dong mba." Ejek Iqbaal.

"Bodo!" Cetus (Namakamu).

Iqbaal mengambil kesempatan dalam kesempitan. Ia menggandeng tangan  (Namakamu) tanpa di sadari oleh (Namakamu). Dan saat ia melakukan adegan tersebut, ada satu mata yang melihatnya.

"(Namakamu)." Salsha menjajarkan jalannya di samping Iqbaal sembari melihat tangan (Namakamu).

(Namakamu) bingung, (Namakamu) langsung melihat ke tangannya. Ia dengan cepat melepaskan genggamannya. Oh, mengapa sedari tadi ia tak sadar? Iqbaal menyebalkan!

"Iya, Sal?" (Namakamu)memamerkan jejeran gigi rata nya.

"Temenin gue ke koperasi ya, (Nam)?" Tanya Salsha tetapi tetap saja berusaha melirik Iqbaal.

"Hm, oke," Jawab (Namakamu).

"Gue ke koperasi sama Salsha dulu ya, Baal? Lo duluan aja. Oke?" (Namakamu) dan Salsha berjalan ke koperasi, sedangkan Iqbaal menuju kelasnya.

Ini semua memang alasan Salsha saja supaya (Namakamu) dan Iqbaal tidak terlalu dekat. Salsha tak peduli jika (Namakamu) adalah sahabat terbaiknya. Ia tak memikirkan hal itu sekarang. Yang terpenting adalah ia harus mendapatkan seorang Dhiafakhri. Dhiafakhri harus menjadi miliknya, bukan orang lain.

'BRUK'

Baru saja ingin membuka pintu kelas, tiba tiba ada siswa yang membukanya terlebih dahulu dari dalam. Alhasil, mereka bertemu pandang.

DhiafakhriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang