Bantu vote/comment cerita baru gue dong🙈😂😂
---
Tiga minggu.
Bukan waktu yang singkat untuk Hito dan ibunya yang selalu menjaga (Namakamu) secara bergantian di sini.
Tak hanya Hito dan ibunya, setiap pulang sekolah, Azira dan Steffi ikut meluangkan waktunya untuk sekadar berkunjung menemui (Namakamu), mengajaknya berbicara, dan menceritakan pengalaman mereka di sekolah.
"Eh, (Nam). Lo tau? Tadi si Bagas dihukum lagi. Kali ini sama Pak Bagus! Dia dihukum gara-gara gak kerjain pr. Haha." Steffi tertawa kecil di akhir kalimatnya. Rasanya senang melihat Bagas dihukum dengan begitu kejamnya oleh Pak Bagus.
"Lo kok gak bales tawaan gue, sih? Biasanya lo ketawa paling ngakak." Steffi seketika mengerucutkan bibirnya.
Azira menatap Steffi. "Kalau (Namakamu) ngakak, lo apaan dong?"
"Gue saking ngakaknya biasanya sih guling-guling." Balas Steffi.
"Bego."
"Udah ah malu. Ada Kak Hito dari tadi liatin kita tuh." Azira menunjuk Hito dengan dagunya.
Steffi menengok ke arah Hito sambil tercengir.
"Sori, Kak." Hito yang duduk di sofa hanya tersenyum.
"Gak pa-pa. Santai aja." Betapa kagumnya Hito pada sahabat adiknya ini. Selalu saja mereka meluangkan waktu untuk berkunjung ke sini, walaupun ada ulangan besok hari mereka masih bisa mengambil waktunya menemui (Namakamu).
"Oh iya, gue lupa ngisi kisi-kisi." Steffi menepuk dahinya.
"Untung gue udah." Steffi langsung mengarah ke Azira yang duduk di sisi kiri (Namakamu).
"Liat dong." Steffi memperlihatkan telapak tangannya--meminta Azira segera memberinya jawaban kisi-kisi-- tapi, Azira memasang wajah angkuhnya.
"Enak aja, isi sendiri sono." Tangan Azira mengarah ke puncak kepala (Namakamu).
"Pelit banget!" Steffi mengembungkan pipinya.
Hito yang sekilas melihatnya hanya terkikik. "Ih, Kakak ketawain aku?" Steffi mengerucutkan bibirnya.
"Jangan berisik, Steff! Nih." Azira ternyata sudah mengeluarkan bukunya yang berisi jawaban kisi-kisi. Segeralah ia memberikan buku itu kepada Steffi.
Steffi tersenyum. "Ah! Makasih, Zir!" Steffi berlari mengambil buku lalu memeluk Azira.
"Lo emang paling top!" Setelah melepas pelukannya, Steffi menunjukkan ibu jarinya. Azira memutar bolamatanya.
"Kak, tukeran sama Steffi, ya?" Tanya Steffi.
Hito mengangguk lalu beranjak dari tempat duduknya dan berpindah ke kursi lipat yang tadi Steffi duduki.
Suasana hening sesaat setelah itu. Hanya bunyi pendingin ruangan dan monitor yang mengeluarkan bunyi ritme jantung (Namakamu).
Ada Steffi yang sibuk mengisi jawaban kisi-kisi, Azira yang sesekali mengangguk-angguk--mengantuk--, dan Hito yang sesekali mengecup punggung tangan adiknya sambil meletakkan kepalanya di ranjang.
"Hadu, pegel." Steffi membunyikan jari-jarinya sehingga mengeluarkan bunyi 'tek'.
Steffi mengarahkan pandangannya ke Hito dan Azira. Mereka terlalu terhanyut dalam pikiran masing-masing.
Steffi menyipitkan matanya. Melihat sesuatu yang janggal di sana. Tangan (Namakamu) bergerak. Semoga, ia tidak salah lihat.
"Kak!" Steffi mengejutkan Hito dan Azira yang hampir saja tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dhiafakhri
Fanfiction[ BEBERAPA PART DIPRIVATE ] (Namakamu) menghapus Dhiafakhri dari hidupnya. Hingga akhirnya (Namakamu) tahu bahwa Dhiafakhri tak pernah benar-benar meninggalkannya.