16. Zidny

7.5K 609 6
                                    

HEPI 1K VOTES! YeAy!1!1!
Thank youu❤️❤️
Maaf ya kalau ceritanya makin lama makin aneh hehe.

***

"Oh, jadi sekarang ceritanya lo udah pacaran gitu sama Iqbaal?" (Namakamu) dengan cepat mengangguk.

"Tapi gue manggil dia Dhiafakhri." Hito mengerut.

"Loh, nama dia 'kan Iqbaal. Kenapa jadinya Dhiafakhri?" (Namakamu) menepuk pelan dahinya.

"Gue lupa kasih tau lo ya Kak? Nama panjangnya Iqbaal itu Iqbaal Dhiafakhri." Hito mengangguk mengerti.

"Jadi itu nama panggilan kesayangan lo buat dia?" (Namakamu) tersenyum.

"Iya! Pinter banget kakak." (Namakamu) memeluk Hito.

'Kakak akan terus bahagia kalau kamu kayak gini. (Namakamu) yang selalu tersenyum seolah-olah lupa akan apa yang terjadi sama dirinya. Kakak akan dukung terus hubungan kamu sama Dhiafakhri selama Dhiafakhri gak nyakitin kamu.'

"Yaudah sekarang lo tidur." (Namakamu) mengangguk.

Hito tersenyum melihat (Namakamu) yang sangat bahagia. Hito harap Iqbaal tak akan menyakiti adik kesayangannya itu.

*

(Namakamu)'s PoV

Bel sekolah sekitar semenit yang lalu udah berbunyi. Sekarang gue udah duduk di tempat gue, samping gue masih Dhiafakhri kok. Hihihi.

Oh iya, menurut hasil yang telinga gue dengar, hari ini kelas gue bakalan kedatangan murid baru lagi. Katanya sih cewek, tapi untuk pastinya lihat aja nanti.

"Morning." Sapa Bu Viska dengan anak perempuan di sampingnya. Gue nebak, pasti ini anak baru.

"Morning, miss." Gue mulai mengedarkan telinga gue buat mendengar bisikan-bisikan mengenai anak baru ini. Lo semua tahu lah, anak jaman sekarang 'kan sukanya nge-gosip.

"Dia cantik banget, astaga."

"Itu bukannya Zidny?"

"Lo Zidny bukan sih?"

"Nama kamu siapa?"

"Baiklah. Seperti yang kalian lihat, di depan ini adalah anak baru. Silahkan perkenalkan namamu ya." Ucap Bu Viska.

"Hai, semua. Perkenalkan, nama aku Zidny Iman Lathifa. Kalian bisa panggil aku Zidny aja. Aku pindahan dari SMA Merah Putih." Gue bisa lihat dia senyum ke arah samping kanan setelah itu samping kiri lalu ke arah depan.

Gue mulai ngelirik Dhiafakhri. Wajahnya untuk kali ini aman, gak ada tanda-tanda kalau dia tertarik sama si Zi.. Zi siapa? Gue lupa.

Dhiafakhri langsung nengok ke gue, mungkin ngerasa kali ya kalau gue ngelihatin dia.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Kenapa apanya?" Ucap gue (sok) gak tahu.

"Kamu ngelihatin aku kayak gitu." Dhiafakhri menaikkan alis kanannya. Gue hanya nyengir.

"Jangan bilang kamu lagi curiga sama aku? Aku 'kan udah pernah bilang, kalau aku cuma cinta sama kamu."

BLUSH!

Sh!t.

Lo buat gue terbang. Siapa pun itu, pegang gue.

"Ih, apaan sih kamu!" Gue memukul lengannya. Dia cuma sedikit meringis.

"Baiklah, Ibu harap kalian bisa berteman baik dengan Zidny." Setelah itu Bu Viska keluar kelas. Zidny duduk di... depan gue.

"Hei." Gue sedikit menyipitkan mata gue. Dhiafakhri nyapa dia? Hosh.

DhiafakhriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang