Sahabat lama gue yang dulu telah kembali. Kini, gue berada di salah satu Mall ternama di Jakarta. Gue kesini bersama Salsha, dia yang mengajak gue dan gue menerima ajakannya. Dia bilang, ini sebagai perwakilan bahwa persahabatan kita di mulai lagi.
"Enak ya Sal kalau kita bisa kayak dulu lagi." Gue menengok ke arah Salsha dan ia melirik sekilas lalu mengangguk.
"Iya, (Nam)." Kami memasuki butik. Gue dan Salsha berniat untuk membeli sepasang baju agar terlihat sebagai sahabat yang serasi.
"Mau yang mana, (Nam)?" Tanya Salsha.
Gue mengangkat bahu gue, "Gak tahu nih Sal. Bingung." Salsha mengangguk mengerti.
"Gue aja ya yang pilihin?" Tawarnya.
Benarkan apa kata gue, Salsha memang telah kembali. Sifatnya yang dulu gue rindukan kini telah berhasil gue lihat lagi.
"Ini aja kali ya?" Gue berdeham.
"Boleh, motifnya juga bagus." Senyum gue. Salsha memilih baju yang bernuansa batik asal Jawa Timur dan mengambil yang berwarna tosca.
Tanpa menghabiskan banyak waktu, kami melangkah menuju kasir dan segera membayarnya. Baju yang telah di tangan Salsha kini telah di ambil oleh mbak kasir.
"Rp 450.000,00" Ucap mbak kasir itu sambil membungkus batik kami.
Gue mengulurkan tangan gue untuk membayarnya namun di cegat oleh Salsha. "Gue aja yang bayar." Ucap Salsha.
Gue membalas ucapannya. "Dari tadi lo mulu yang bayar, Sal." Gue merasa gak enak jadinya kalau dari tadi dia mulu yang bayar belanjaan gue.
"Udah gak apa-apa." Senyum Salsha mengembang. Salsha mengambil 5 lembar Rp 100.000,00.
Lalu ia berkata kepada mbak kasir nya, "Kembaliannya ambil aja ya mba." Mbak kasir itu mengangguk, "Terima kasih banyak ya non." Salsha tersenyum.
Sungguh, Salsha kini bertambah ramah dan baik.
Selesai berbelanja ria, gue dan Salsha memasuki restoran bertema Jepang yang masih berada di dalam Mall ini.
Kami memilih tempat duduk nomor 27. Aku dan Salsha melihat daftar menu yang sudah di bawakan oleh pelayan restoran ini.
"Chicken Katsu Yaki Udon nya 1, sama Hot Ocha nya 1." Ucap gue.
"Beef Dry Ramen 1, Hot Ocha 1." Salsha tersenyum.
"Biar saya ulangi ya, Chicken Katsu Yaki Udon 1, Beef Dry Ramen 1, dan Hot Ocha nya 2?" Kami mengangguk.
"Kalau gitu, bisa di tunggu pesanannya. Saya permisi." Pamit pelayan restoran itu.
Gue dan Salsha sesekali bercanda sembari menunggu pesanannya datang. Tawa gue seketika terhenti saat melihat seorang lelaki dengan seorang perempuan masuk ke dalam restoran ini. Mereka duduk tak jauh dari gue dan Salsha. Mereka duduk di meja nomor 20, Iqbaal memang gak melihat gue dan Salsha dikarenakan meja kami agak jauh. Mereka memilih tempat duduk yang hanya terdapat 2 kursi.
"(Nam), itu bukannya Iqbaal sama murid baru itu ya?" Salsha memicingkan matanya ke arah mereka.
Gue menangguk. "Mendingan lo gak usah deketin Iqbaal lagi deh, (Nam)," Gue mengangkat kedua alis gue.
Salsha berdeham lalu berkata kembali, "Maksud gue lo mendingan lupain Iqbaal. Gue takut lo nanti di sakitin sama Iqbaal." Salsha ada benernya juga sih, tapi bener nih gue harus lupain Iqbaal?
Tapi gue masih belum yakin.
"Gue boleh tanya gak sama lo, Sal?" Salsha menangguk. "Tanya aja." Senyum Salsha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dhiafakhri
Fanfiction[ BEBERAPA PART DIPRIVATE ] (Namakamu) menghapus Dhiafakhri dari hidupnya. Hingga akhirnya (Namakamu) tahu bahwa Dhiafakhri tak pernah benar-benar meninggalkannya.