Huft. . . Hampir Sajaa

1.5K 71 0
                                    

Sms dari seseorang yang muncul di layar I- phonenya itu membuat Illy tak bisa memejamkan matanya. Dia juga tak mau mengganggu Ali dengan laporan teror yang ga jelas ini.

"Illy....Illy....bakal adek gue. Bangun woii udah jam 8 nih" Kaia membangunkan Illy dengan perlahan.

"Mandi gih...Kaia udah siap nih. Gue tungguin bentar deh lo..."

"Aaahh....pala Illy pusing kak. Semalem ga bisa bobok."

"Ya udah lo mandi trus sarapan dan minum obat. Kan sayang klo ngga ikut ke pulau Wayag. Rugi loh..."

Illypun menuruti perkataan Kaia. Mandi, sarapan dan minum obat, apalagi tampaknya Ali begitu telaten ngurus calon bininya ini. Disuapi, dipijiti, dinyanyiin, digendong, dipuk puk...*etdahh...aithor kebablasan lagi..emang bayii...

* * *

Akhirnya saat yang dinanti nanti kesampaian juga. Diatas speed boat ini mereka menyusuri kepulauan Wayag dengan bersemangat.

Sangat susah dan muahal untuk bisa masuk
Wilayah pulau Wayag, bukan Ali namanya kalo dia ngga bisa ngeloby seseorang untuk dapetin ijin khusus itu. Apalagi penduduk setempat sudah menjaga surganya Papua ini dengan ketat.

Pemadangan di pulau ini sangat luar biasa, eksotis dan menawan. Airnya menghasilkan torehan warna yang tak bisa diungkapkan dengan kata2. Orang luar menyebutnya dengan 'Sapphire Island'

Pasangan muda mudi diatas speed boat ini pada ambil posisi ternyaman masing2. Bahkan Tobi ma Mutia udah mulai menikmati kedekatan mereka, yaa semua karena banyolan Tobi yang bikin Mutia ketawa mulu. Apalagi siang ini, udah pake celana pendek poladot merah dan kaos ketat hijau muda...kacamata kucing warna biru...

* * *

Sore menjelang malam mereka tiba di bungalow Waisai Beach. Dan ini malam terakhir buat mereka stay di pulau Waigeo. Besok pagi pesawat kecil udah mereka pesan untuk mengantar mereka kembali ke Sorong.

Malam ini Illy tidur cukup pulas karena tak ada Iqbal yang muncul dihadapannya. Dan harapan Illy besok dia bisa bangun dengan keadaan segar bugar.

* * *

Pesawat datang dalam 2 jam. Sengaja mereka menunggu di cafe pesisir pantai sambil menikmati udara pagi ini.

"Giselle, temeni gue pesen makanan yuk!" Ajak Illy

"Aduh...lagi asik nih ly, ajak Ali aja deh..!" Sahut Giselle.

"Aduh game on line nya anggung nih Bie, sekali2 sendiri yach sayang. Gapapa kan?" Kata Ali tanpa menoleh karena memang lagi asik dengan game nya.

* * *

PRILLY POV

Saat itu aku sedang memesan spaghetty kesukaanku dan segelas Lemon Squash. Waiter cafe itu sedang mengambilkan pesananku, dan aku sengaja menunggu di salah satu kursi didepan meja bar.

Hingga, seseorang menarikku dengan kasar bahkan melihat wajahnyapun aku tak sempat.
Mungkin untuk beberapa saat aku tak sadarkan diri. Karena saat mengerjabkan mata, aku sudah berada diatas sebuah sofa, disebuah ruangan yang mirip dengan ruang kerja.

Dan laki2 yang menghadap ke jendela itu mengatakan sesuatu yang sungguh membuatku gentar.

"Jadi kamu yang bernama Prilly anak Rizal yang membatalkan perjodohan kita. Tak kusangka kamu secantik ini." Kata suara lelaki itu, dan aku tau pasti itu adalah IQBAL

Aku bangun dan terduduk. Kepalaku rasanya berputar.

"Aku tak tau maksudmu..."

"Ayahmu berniat menjodohkan kita. Dan beberapa bulan kemudian diputuskannya secara sepihak. Karena kamu sudah menemukan kekasih yang ideal katanya. Dan setelah aku pastikan bahwa gadis itu ternyata kamu, aku...."

"Kamu apa? Bahkan papi tidak pernah bercerita kalau dia mau menjodohkan aku."

"Dan aku menginginkanmu Prilly"

Laki-laki dengan muka bejatnya itu tampak semakin mendekatiku. Dipegangnya pipiku, dan didekatkan wajah bejatnya itu.

PLAK!

Satu tamparan dariku mendarat di pipinya.
Maka makin gusarlah dia dengan perlakuanku. Tangan kekarnya memegang kedua pergelangan tanganku. Benar2 kuat tangannya.

"Jangaaaann....jangan lakukan itu padaku"

"Percuma kamu teriak. Ruanganku kedap suara"

Aku sungguh tak berdaya. Bahkan dengan kasar dia merobek kemejaku. Sekuat apapun aku berusaha, maka main kuat pula genggamannya. Dia benar2 mengunciku dengan duduk diatas tubuhku.

Tangannya mulai brrgerilya menggerayangiku. Aku teriak namun sepertinya tak seorangpun mendengarku...tangiskupun pecah dan tak dipedulikannya teriakanku.

Bibirnya mulai menelusuri leher dan dadaku....sungguh ingin mati saja rasanya...

* * *

ALI POV

Karena terlalu asik bermain sampai sampai aku lupa, Bie memesan makanan terlalu lama. Akhirnya aku memutuskan untuk mencarinya.

Waiter cafe yang kutanya juga bilang bahwa tdi saat makanan diantar Bie udah tak ada ditempatnya.

Aku makin frustasi dibuatnya karena seluruh tempat kutelusuri dan tak kutemukan dia. Sampai pesawat yang akan membawa kami ke Sorong tiba.

"Lebih baik kalian duluan. Aku akan cari Bie dulu. Jika nanti sudah kutemukan dia aku hubungi kalian dan tolong pesawat itu suruh jemput kami" kataku optimis jika aku pasti aka menemukannya.

"Baiklah, kamu hati hati ya li."

Akupun berpikir keras dan ingatakan satu nama IQBAL. Akupun berlari menuju kantor dimana dia pernah bawa kami untuk berbincang.

Samar samar aku mendengar teriakan seorang gadis, yang suaranya sangat ku kenal. Ya suara itu terdengar samar2 sekali. Tanpa kuketuk pintunya...

BRAK!

Pintu itu kutendang, dan pemandangan yang memilukan terlihat disana. Dia sedang melucuti pakaian kekasihku. Tangisnya sungguh memilukan.

Gemuruh didadaku ini sudah tidak bisa ditahan lagi. Wajahku memerah dan rahangku mengeras. Ingin sekali kubunuh laki2 didepanku ini.

Beberapa bogem mentah mendarat di wajah dan perut laki2 yang notabene adalah teman baiku. Illy tampak berantakan sekali dia menanhis dengan rambut yang berantakan. Ditutupinya tubuh yang hampir polos itu dengan potongan2 baju yang tersisa.

Laki2 itu kuseret dan kukunci didalam kamar mandi pribadinya. Kudekati Bie dan kulepas kemejaku untuk menutupi tubuhnya. Kubawa dia dalam gendonganku dan ditelusupkannya wajah cantiknya itu dibawah daguku.

Rasanya aku ikut merasakan sakit yang dirasakannya....Kupeluknya erat dalam gendonganku dan menyalurkan rasa aman untuknya.....



KAMU PUNYA AKU (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang