@Scuola Grande Hospital

1.7K 63 0
                                    

Sungguh diluar dugaan, Ali mengacak rambutnya dan menangis. Frustasi dan bingung, dia tidak siap dengan apa yang dihadapinya saat ini. Kebahagiaannya seolah2 menguap begitu saja. . . .

*

*

ALI POV

Aku sangat ingin membahagiakan istri tercintaku ini. Honeymoon ke Venezia sengaja aku percepat, meskipun sebenarnya kami sama2 sibuk. 3 hari aja aku berpisah rasanya udah kaya 3 abad.

Aku ke Surabaya waktu itu karena mengurus kasus Mr. Smith. Memang kasus dia cukup pelik dan membahayakan. Aku tak pernah cerita ke istriku mengenai client baru aq itu. Aku tak mau dia jadi khawatir.

Harusnya tidak kuterima job dari dia ini. Aku benar2 tidak menyangka imbasnya sejauh ini. Meskipun body guard sudah aku sewa dan diatur pula oleh Dany toh semua tetep terjadi.

Aku pikir hari2ku di Venezia bersama Bie bakal jadi moment yang tak terlupakan.....ternyata benar memang tak terlupakan, tapi dengan serentetan kejadian yang menyedihkan.

Dia sangat bahagia sekali ketika kami mengelilingi kota Venezia di Italy ini. Air yang tenang, penduduk yang ramah, bangunan kuno yang menarik dan eksotis....rasanya sangat berbeda untuk dinikmati. Beberapa bangunan yang sering digunakan untuk setting film2 Hollywood bisa kami lihat dengan jelas disini.

"Sayang, aku bahagia banget...bisa menikmati semua ini sama kamu."

"Aku juga honey...banyak yng sudah kita lewati bareng dan semua tampak begitu indah. God is good ya honey" timpalnya dengan guratan bahagia.

"Victoria Peak, Harrow School, Waigeo Papua, dan sekarang Venezia... Amazing" kataku...

"Honey kamu masih ingat semua yaaa....." Katanya dengan mata terbelalak.

"Karena cuma kamu yang berhasil ganggu pikiranku, jadi aku ingat semua momentku ama kamu." Kataku lagi.

"So sweet banget sih honey...u are the one and the last for me.(Km yg pertama dan yg terakhir untukku)" katanya setengah berbisik.

"Kita buat Syarief junior yang banyak ya, biar rame kalau jalan2" pintaku

"Iya honey kamu pengen berapa? Bie pengen 3 aja ya...jaraknya agak jauh2 gitu. Biar kalau yg pertama uda gede kita masi ada yang nemeni lg...hahaa..." Tawanya pecah seketika

"Iya ngga pake penundaan ya sayang..." Kupeluk dan kucium dia diatas gondola. Kami tidak malu orang mau lihat kami, yang ada malah orang disana ikut bahagia melihat kebahagiaan kita.

Dan itu obrolan terakhirku dengannya. . .

Hatiku tak pernah bergetar dan takut sehebat ini, saat mendapati dia jatuh dipelukanku dan mengerang kesakitan. Bahkan menyebut namakupun dia tak sempat. Peluru dari pistol otomatis itu langsung menembus bahunya, entah dari angle mana datangnya,suara lesatan pelurupun tak terdengar olehku.

Kenapa harus dia, kenapa bukan aku saja. . .

Mr.Smith bilang semua pengacara yang jadi pembelanya menjadi korban atas kegilaan adiknya. Ya, kasus itu menangani perebutan kekuasaan atas beberapa perusahaan besar milik Smith. Parahnya lagi, yang merebut adalah adiknya yang notabene seorang mafia...aku terima job ini karena ingin menunjukkan profesionalitasku....

Ali POV end

*

*

PRILLY POV

Suami teristimewa . . . Aku bersyukur sekali punya dia. Dia memperlakukanku dengan sangat istimewa, dan harapanku, ini akan selamanya....

Kami banyak mengobrol di atas water taxi atau gondola ini. Tentang kenangan masa lalu dan harapan masa depan. Siang ini kak Ali mengajak makan di restoran San Marco. Kami memilih restauran itu ya karena ingin menikmati quality time kami hanya berdua.

Karenan merasa tak enak dengan sahabat2 kami, maka kami menghampiri mereka sejenak. Aku menyapa mereka sejenak lalu siap meninggalkan resto Grand Canal untuk menuju resto pilihan kami.

"Hati hati sayang. Sini aku bantu...."

Itu kata2 kak Ali yang terdengar olehku saat kakiku hendak beranjak masuk ke gondola, dan tanganku siap digenggamannya untuk berpegangan. Tapi....tiba2 aku merasakan sesuatu menembus di bahuku....sakit yang teramat sangat aku rasakan. Luar biasa sakitnya hingga tak bisa kuungkapkan dengan kata2. Mau mengucapkan namanya saja susah, hingga pandangan mataku jadi blurr atau buram dan kakiku lunglai lemas....Seketika itu aku roboh dipelukan suamiku ini.

Ditengah ketidak berdayaanku ini, aku dengar kak Ali panik dan menangis. . . Ribuan kali dia panggil namaku untuk bangun, tapi mata ini tetap terpejam. Begitu pula dengan teman2 ku. . . Oh God mereka menangisiku.

Illy POV END

*

*

Peluru bersarang terlalu dalam, dokter memutuskan akan melakukan operasi malam ini. Dan saat ini Ali menemani Illy di ruang ICU. Keluarga sudah dikabarinya dan siap terbang ke Venezia. Terutama mama Illy. Ali menggenggam tangan Illy kuat2, air mata menetes tanpa henti. Dia ngga menyangka bisa jadi secengeng ini. Pihak kepolisian Venezia sudah ditanganinya dan saat ini mereka sedang bergerak cepat mencari pelaku. Setidaknya ini juga mempermudah kasus yang ditanganinya, karena dia tidak perlu melakukan pencarian sendiri.

"Sayang bangunlah.... I miss u so much...." Ali menciumi punggung tangan istrinya. Memorynya flash back ke moment2 kebersamaan mereka. Malam pertama mereka yang unik, masakan Illy yang yummy, kedatangan Illy ke kantornya untuk sekedar makan bareng dan duduk di pangkuannya. Semua terekam dengan jelas di memory Ali. Dan dia benar2 tak bisa bayangkan apa yang bakal terjadi kalau sampai dia kehilangan wanitanya ini.

*

*

@Surgery Room

Ke enam teman Ali menemaninya menunggu proses operasi tepat didepan kamar operasi. Ali tampak kusut, makanpun dia tak mau. Brandon membelikannya beberapa makanan besar dan roti untuknya.

"Li, mending lo makan dulu deh, dripada ntar kalian berdua sama2 sakit kan berabe. Kalian harus saling jaga li..."Pesan Brandon

"Gue ga lapar Brand, menurut kalian ada harapan ga ya? Illy sembuh lagi" Tanya Ali penuh harap.

"Pasti bisa sembuh dan sadar lagi Li, percayalah." Kata Gladys menguatkannya.

"Gue ga mau kehilangan dia...ngga bisa...." Tangis Ali pecah lagi dia terduduk dengan meremas rambutnya.

"Sudahlah li, kita doakan yang terbaik untuk Illy" kata James menguatkan sahabatnya ini.

Ditengah rasa cemas mereka menanti hasil operasi. Ali berhasil dibujuk untuk makan oleh mama Resi melalui video call. Besok pagi mereka akan sampai ke Venezia untuk melihat keadaan Illy.

*

*

Dokter berkata operasi selama kurang lebih 3 jam tersebut berjalan dengan lancar. Illy masuk ruang pasca operasi dan hanya. boleh ditemani oleh satu orang. Ali jelas2 tak mau digantikan untuk menjaga Illy. Teman2nya ini hanya mampu menghiburnya. Mereka membawakan semua perlengkapan ali dari hotel.

*

*

Dengan setia Ali menunggu wanitanya ini. Tangannya tdk bisa lepas menggenggam tangan Illy. Hingga mama Resi tiba di Scuola Grande Hospital dengan wajah cemas.

Ali menemuinya dan menangis dalm pelukan sang mama. Kedua mertuanya ini sangat sayang juga pada Illy...mereka berharap Illy segera bangun dari tidur panjangnya.

Mama Loispun datang menyusul. Ratusan kali Ali meminta maaf pada mertuanya ini karena tidak bia menjaga Illy dengan baik.

"Sudahlah Ali...tenangkan dirimu. Ini kan takdir yang berbicara semua bukan salah kamu. Tapi bagian dari resiko pekerjaanmu. Kita sama2 berdoa supaya Illy cepat sadar ya"

Perkataan mama Lois ini sedikit melegakan Ali. Peristiwa ini membuat dia makin sayang sama Illy. Betapa wanita ini sudah melewati beberapa cobaan karena dirinya. Dulu miris saat akan diperkosa oleh Iqbal temannya, sekarangg gara2 mafia musuh clientnya....

*

*




KAMU PUNYA AKU (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang