---
Tiinnn... tiinnn...
Suara klakson sebuah mobil yang melengking membuat fryssyea tersentak kaget karenanya. Ia membulatkan bola matanya yang berwarna abu-abu terang ini terlihat dengan sangat sempurna. Ia bangkit dari duduknya secepat kilat dan merapihkan pakaian beserta rambutnya yang sedikit berantakan.
---
Tampak seorang pria gagah keluar dari sebuah Lamborghini Gallardo miliknya itu. Kacamata hitam gelap itu menutupi sebagian wajah pria tersebut yang mulus itu. “hey, siapa kau? Apa yang kau lakukan di depan rumahku? Kau pemulung? Aku tak mempunyai banyak waktu hanya untuk seorang pemulung. Bagaimana kau bisa masuk ke dalam kompleks ini? apakah yang di lakukan para security gendut itu hah?” pria itu melontarkan makian-makian itu dengan cukup keras di hadapan fryssyea.
wanita itu jengkel atas segala perkataan yang tertuju untuknya. Ia membalasnya tak kalah pedas. “hey, jaga ucapanmu itu. Aku bukanlah seorang pemulung. Dasar orang kaya tak tau sopan santun!!” ia menunjuk pria itu dengan jari telunjuknya lalu menghentakkan kakinya ke bumi pada akhir kalimat.
“diam kau. Tak terima kenyataan yang menimpa dirimu? Huh?” pria itu melipat kedua lengannya di depan dada bidang miliknya dan memiringkan kepalanya dengan senyuman mengejek.
Fryssyea berjalan mendekati pria yang tak di ketahui namanya itu dengan rasa kesal yang menggebu-gebu pada dirinya. Ia tampak seperti gunung merapi yang ingin dengan segera memuntahkan seluruh lahar panasnya. Ia berjalan dengan membuat langkah dengan menghentakkan kakinya ke aspal dengan keras. “aku memang tak sekaya dirimu. tapi aku akan pernah bermimpi untuk menjadi dirmu yang tinggal di dalam rumah mewah ini dan berjalan-jalan dengan mobil mewah yang kau miliki iu. Aku lebih baik hidup dengan segala kesederhananku tapi aku masih kaya akan sopan santun terhadap siapa pun. Cam kan itu. Ingat kata-kata itu selama hidup mu.”
Tak lama kemudian sebuah mobil mewah Ferarri 430 berhenti dengan sempurna di hadapan kedua orang yang tengah melakukan adu mulut tersebut. mereka berdua mengalihkan pandangannya pada seorang wanita paruh baya yang keluar dari mobil tersebut dan kemudian wanita itu mendekati mereka berdua.
Wanita itu? Ya. Tak salah lagi! Ini adalah wanita yang memesan kue ini. fryssyea mengunci pandangannya pada wanita ini. “hey, just. Kenapa kau tak masuk kedalam? Ada apa ini?”
“maaf nona. Anakmu ini telah membuat darah saya naik hingga ingin meledak.” Fryssyea menunjuk pria di hadapannya dengan penuh kejengkelan yang menguasai dirinya.
Tak terima karena disalahkan pria itu melepaskan kacamata hitamnya lalu membalas menunjuk fryssyea dengan jari telunjuk kekarnya. “kau yang telah membuatku naik darah terlebih dahulu.”
“stop!! Stop!!! Aku baru pulang dan langsung mendengarkan kalian ber argumentasi yang membuatku ikut naik darah juga? Justin, cepat bawa masuk mobilmu itu ke garasi! Cepat!!” wanita itu memerintahkan anaknya dengan nada yang sangat tegas. Pria itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam mobilnya dan mengendarainya masuk ke dalam garasi rumah bagaikan istana itu.
“maafkan lah anakku itu. Dia memang sangat dingin terhadap orang yang tak dikenalnya. Kau anak dari pemilik toko kue d’doux bukan?”
“kau benar maam.”
“baiklah, biarkan saja kue itu disana. Aku akan memanggil pengawal agar membawanya masuk. Oh ya.. tunggu sebentar.” Wanita itu melebarkan kelima jarinya di hadapan ku lalu berjalan menuju mobil berwarna hitam itu. Ia membungkukan badannya dan memasukan setengah dari badannya masuk ke dalam. Ia tampak tengah mencari sesuatu. Sesuatu yang tak di ketahui oleh fryssyea. Fryssyea mengernyit. Tanda tanya telah berhasil memenuhi seluruh ruang di otaknya. “i gotcha..” wanita paruh baya itu membawa sebuah amplop yang di dominasi oleh warna hitam. Ia berjalan mendekat pada fryssyea yang masih di buat bingung olehnya. “kau bisa datang ke pesta ulang tahun anakku besok nanti malam. Kau dapat datang nanti malam bukan?” wanita itu berhasil membuat bulatan besar di mulut fryssyea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aussi Longtemps Que Tu M'amies (as long as you love me)
Fanfiction"apa orang tersebut sempat mencoba untuk membunuhmu?" "ya, ia mendatangiku ketika aku berjalan di sebuah jalan sempit dengan sebuah kotak kue yang akan ku antar menuju rumah pemesannya. Ia mendekatiku dan menampar ku dengan sangat keras hingga aku t...