Part 23: Robert Pattinson

282 2 0
                                    

---

Kenapa ia harus menyamaiku dengan tuyul yang memiliki saudara kembar?

---

Sederet kalimat itulah yang terbayang di fikran austin. “kenapa kau menyama-nyamai ku? Tentu saja banyak perbedaan diantara kami. Aku tampan bagai malaikat sedangkan dia? Tampan bagaikan anak tuyul yang kehilangan orang tuanya.” Tutur austin tak terima.

“kau itu seperti anak kecil yang mudah sekali menangis.”

“kau juga seperti anak kecil yang masih suka menonton film kartun. Buktinya saja kau tau acara kartun dengan bahasa asing itu.”

Robert p.o.v

Gelombang bayangan rembulan yang tercetak bergelombang akibat kerikil kecil yang secara bergantian ku lemparkan. Bayangan yang tergambar di permukaan danau tentu berbanding terbalik dengan apa yang ada di dalam otakku.

Wanita cantik dengan rambut coklat dan sepasang iris abu-abu yang serupa dengan apa yang dimiliki seorang wanita dingin itu. lekuk wajah yang mirip dengannya.

#flashback 

Seorang wanita cantik tanpa ku ketahui telah berhasil berdiri di dalam kamar ibuku. Wanita paruh baya yang tengah duduk di atas bangku kayu dengan tangan kaki yang terikat kencang. Sebuah teriakan histeris samar-samar masuk ke dalam gendang telingaku akibat sapu tangan yang menyumpal mulutnya ketika diriku berhasil sepenuhnya masuk dan melayangkan senjata hitam pekat. Ku layangkan senjata itu ke arah wanita berambut coklat pekat dan sepasang iris abu-abu dengan sebuah seringai mengerikan yang di buatnya.

“ku tau kau akan, Mr. Pattinson.”ia memasukan persedian butiran peluru yang berada di kantung celananya ke dalam pistol miliknya. Senjata kecil namun mengerikan itu terarah padaku dengan seringai yang tak kunjung menguap.

“lepaskan dia!!!” teriakku lantang yang berhasil membuat nya membuat wajah kasihan yang sangat di buat-buat.

“oowww... kau ingin aku melakukannya? uumm? Begitukah?”ia berjalan mendekati ibuku yang tengah menggigil ketakutan dengan banyak butir keringat dingin yang melapisi keningnya. Tatapan nanar seorang ibu yang telah melahirkanku dan membesarkanku hingga sekarang membuat gejolak-gejolak amarah yang hampir tidak dapat ku kendalikan muncul dengan cepat. Ya. aku tau jika aku memang bukanlah seorang anak yang patut di banggakan. Toh, apa yang harus di banggakan dariku? Rekor membunuh orang, menyelundupkan narkoba, peminum alkohol, pengguna wanita jalang? Aku memang lah anak yang hina. Namun aku tetap tidak akan membiarkan siapapun membunuh ibuku. Sudah cukup ayahku yang nyaris ingin melakukan hal yang serupa padanya namun niatnya berbelok ke arah lain akibat panggilan seorang wanita jalang yang masuk lalu menghancuran keluarga kami.

“JANGAN SENTUH DIA!!! ATAU...”

“ATAU APA?!?!?! ATAU APA HAH?”

Aku menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan. ini guna menentralkan degupan jantungku yang kian cepat dan memanas. “apa yang kau inginkan dariku?”

Seringai kemenangan mulai nampak tergambar. “itu mudah. Kau hanya memberikanku chip itu lalu kau akan mendapatkan apa yang kau inginkan.”

Dadaku kembang kempis menimbang pilihan yang di berikan oleh danielle. Mataku menutup membayangkan akan apa yang terjadi jika aku memilih salah satu pilihan itu. “baiklah.”

Kakiku tergerak dan menapaki lantai untuk mendekat ke arahnya. Tangan ku terulur dengan sebuah chip disana. Chip ini adalah milik pihak kepolisian yang telah berhasil ku curi. Tapi, upaya ku mengendap-endap untuk mengambil benda kecil ini terbuang percuma. Aku memilih untuk menukarkan benda padat nan kecil ini dengan nyawa seseorang yang ku cintai. Ibuku.

Aussi Longtemps Que Tu M'amies (as long as you love me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang