---
“ku rasa, hubungan kita akan berakhir sampai saat ini. hubungan ini harus berhenti akibat ulah keji mu itu. dan jangan pernah mencoba menghubungi ku setelahnya.” Setelah melontarkan kalimat yang memang harusnya terjadi, ia menarik lengan fryssy hendak meninggalkan tempat itu. tempat yang berawal menyenangkan berubah suasana menjadi menyakitkan hanya dalam hitungan menit.
---
“alli, wait.” Fryssy berhenti melangkah dan pada saat itu pula genggaman tangan alli pada pergelangan tangan fryssy terlepas begitu saja. Tubuh indah alli berputar, menatap sahabatnya itu dengan air mata yang tergenang di kelopak matanya. Seolah membuat sebuah danau kepedihan disana.
“ada, apa frys??” lirih alli diselingi dengan tangisan yang masih kental terdengar.
“maaf, tapi– pakaian mu masih tertinggal di dalam sana. Dan kau masih mengenakan pakaian yang belum terbayar itu.” kepala cantik itu tertunduk. Suaranya nyaris tak dapat menelusupi pendengaran alli.
Gadis ini benar-benar polos. Apakah ia tidak dapat menyesuaikan suasana? Ia membuat suasana kali ini menjadi jengkel. Sangat jengkel. Kenapa ia dengan mudahnya memecahkan suasana pahit ini hanya dengan sederet pernyataan konyol nya itu? tapi, jika kita mengolah deretan kalimat itu dengan baik dan sempurna, kita akan menemukan kebenaran dari perkataannya. Apa mereka mau di teriaki ‘pencuri’ hanya karena meninggalkan toko itu dengan membawa bakaian yang belum di bayar? Apa mungkin mereka meninggalkan pakaian alli begitu saja di dalam?
“jeez! Fryssy!! Kau ini!! baiklah– greyson! Cepat masuk kembali! Mereka akan menuju kesini!” mata alli terbelalak kaget ketika menangkap sosok greyson yang tengah mengejar wanita berambut merah itu dengan air mata yang bercucuran membasahi kedua belah pipinya.
Alli dengan sigap menarik siku fryssy dan membawanya bersembunyi di balik deretan pakaian yang bergantung di depan mereka. penasaran. Rasa penasaran yang mulai muncul itu tumbuh. Alli mengangkat tubuhnya sedikit agar dapat melihat apa yang sedang greyson dan wanita itu lakukan. Mata cantik itu tampak terlihat di atas benda penggantung pakaian yang berwarna perak metalic.
Greyson berlari dan meraih pergelangan tangan wanita yang menjadi selingkuhannya itu dan sedetik kemudian wanita yang tengah di selimuti kesedihan itu menghentikan langkahnya. Wanita itu memberontak dan berkali-kali mencoba menghentakkan tangan kekar milik greyson. Namun hasilnya nihil. Greyson mencoba untuk memeluk wanita itu namun, wanita itu terlebih dahulu menampar pipinya dan menghasilkan semburat merah yang menyala-nyala disana.
Mulut indah milik alli berhasil menganga lebar. Tadi? Hah? Apa? Tiga pertanyaan singkat itu melintas di otak alli. Hah! Sepertinya wanita itu adalah korban yang sama seperti alli.
Greyson pantas mendapatkannya!
greyson mengacak rambutnya dengan perasaan frustasi, amarah, kecewa. Semua itu telah bercampur menjadi satu dan mengacaukan penampilannya. Ia berkali-kali meninju udara dan menggigit bibirnya. Bagaimana bisa? Rencananya yang sudah berjalan dengan sangat sempurna, dapat rusak begitu saja? Kedua wanita yang ia cintai. Oh tidak, mungkin tepatnya kedua wanita yang ia permainkan dalam saat yang bersamaan memutuskan lalu meninggalkannya.
Sebelum amarah itu melebihi ambang batas dan tak dapat di kendalikan, ia lebih memilih untuk kembali ke rumah miliknya. Dengan persaan yang tak menentu.
“alli.” Jari-jari lentik itu mendarat di atas bahu alli.
Perlahan alli memutarkan kepalanya dan melihat wajah cantik fryssy yang tepat berada di belakangnya. Ya! Ia melihat semuanya. Benar-benar semua dari kejadian yang menyedihkan untuk sahabatnya. Alli. Mungkin, dapat dikatakan kesedihan alli adalah kesedihannya juga. Maka ia dapat merasakan apa yang alli rasakan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aussi Longtemps Que Tu M'amies (as long as you love me)
Fanfiction"apa orang tersebut sempat mencoba untuk membunuhmu?" "ya, ia mendatangiku ketika aku berjalan di sebuah jalan sempit dengan sebuah kotak kue yang akan ku antar menuju rumah pemesannya. Ia mendekatiku dan menampar ku dengan sangat keras hingga aku t...