Part 26: is that you?

232 1 0
                                    

---

“aku akan selalu berdoa yang terbaik untuk uncle, aunty, dan danielle mom. Aku yakin tuhan akan selalu menyertai mereka. dan aku yakin kini mereka tengah tertawa bahagia di dalam surga berbincang dengan tuhan yang tidak memandang derajat makhluk ciptaan nya mom. Aku meyakini itu.” fryssy menenggelamkan wajahnya di bahu ibunya yang dibalas dengan elusan tangan dengan penuh kasih sayang. Kedua sudut bibir wanita paruh baya itu naik melukiskan sebuah senyuman indah nan menyedihkan memperindah keindahan malam di luar sana.

---

***

Sang surya kembali menampakan dirinya di hadapan seluruh makhluk ciptaan tuhan di permukaan bumi ini. Fryssy tengah duduk di atas sebuah ayunan besi yang dimana pernah ia naiki bersama dengan Justin. Tidak. Bukan Justin yang sedangan bergulat di otaknya. Bukan sosok pria yang awalnya berkepripadian bak seorang malaikat namun berubah menjadi setan karena kepergian seorang ayah. Bukan. Bukan dia.

Jika di hitung hitung. Sudah 2 hari kemarin Austin belum juga menghubunginya sama sekali. Apa yang sebenarnya pria itu lakukan? Apa ia benar-benar sibuk hingga tak memiliki waktu luang sedikit saja hanya untuk menghubungi wanita cantik ini? Fryssy benar-benar tak habis fikir akan semuanya.

Udara segar dengan membawa aroma daun-daunan meniup seluruh permukaan kulit mulus Fryssy. Otaknya yang hampir mengebul hanya karena memikirkan pria itu, kembali sedikit sejuk. Pintasan pemikiran yang cukup cemerlang akhirnya nampak di otaknya. Ia merogoh kantung celana pendek berwarna putih di atas lutut. Sebuah benda alat komunikasi yang dapat memper kecil ukuran dunia kini telah menempel di telinganya.

nomor yang anda tuju sedang diluar jangkauan

kedua belah bibir yang awalnya menyatu, terbuka ketika mendengar suara sang operator di sebrang sana. Kelopak matanya terbuka semakin lebar. Berbagai jenis pertanyaan semakin membebani seluruh benaknya. Apa yang sebenarnya pria itu fikirkan sehingga melupakan janji nya untuk menghubungi? Apa  ada sesuatu yang buruk terjadi padanya? Rasa khawatir mulai bermunculan memberi warna kelam disana.

Tawa penuh keceriaan dua anak kecil perempuan yang sangat menggemaskan menampar fikiran itu jauh-jauh. Senyum ketulusan yang tercipta di kedua wajah polos itu menular pada wajah gadis cantik berumur 19 tahun ini. sketsa drama lama yang dulu pernah ia lakukan kembali muncul untuk bernostalgia di dalamnya. Anak perempuan yang ada di dalam foto berbingkai kayu yang ia dapatkan dari dalam gudang kembali hadir. Sekarang ia ingat. Well, walau hanya sekilas tapi ia ingat waktu ketika mereka bermain bersama. Tertawa bersama. Berlarian kesana dan kemari hingga peluh melapisi kening mereka. ia ingat. Ia ingat masa-masa itu.

Kedua matanya tertutup dan membiarkan angin menghembus tubuh langsingnya agar membuat kenangan itu semakin jelas terasa. Ia ingat ketika ia menangis akibat tersungkur ke dalam sebuah kolam ikan, lalu dengan senang hati danielle membopongnya membawanya masuk ke dalam rumahnya di edmond. Danielle tak hentinya berusaha untuk membuat Fryssy kecil terus tersenyum dan berhenti mengeluarkan cairan bening yang terasa asin itu. ia memeluk Fryssy. Memberi sensasi hangat dan penuh kasih sayang yang membuatnya menyumpal lubang mata kecil nan lentik Fryssy agar berhenti menangis. Ibu jari mungilnya menghapus jejak air mata yang ada di pipi chubby Fryssy lalu mencium pipi nya. Ia ingat. Ia ingat ketika Danielle berkata. “walau kita seorang anak perempuan, tapi kita harus tunjukkan pada dunia kalau kita tidak lemah dengan cara tidak menangis. Itu yang di katakan mom padaku.” ia ingat kata-kata itu. Fryssy kecil membalasnya dengan anggukan lemah dan kembali memeluknya sangat erat waktu itu. Tak ada orang lain yang ia butuhkan selain diri Danielle seorang saat itu.

Hingga saat itu pun terjadi, Fryssy kecil ikut mengantarnya ke bandara ketika paman, tante dan Danielle akan pergi ke Roma. Ia ingat ketika mereka saling berpelukan dengan boneka teddy bear kecil miliknya di tangan kiri mungilnya. Danielle melambai untuk terakhir kalinya dan masuk ke dalam pesawat. Ia tidak pernah menyangka jika itu adalah akhir dari pertemuan manis mereka, ia tidak pernah mengetahui jika lambaian dan pelukan itu adalah yang terakhir kalinya Danielle berikan untuknya.

Aussi Longtemps Que Tu M'amies (as long as you love me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang