part 19: it's not a joke

308 2 0
                                    

---

“WHAT? APA OTAK MU SUDAH BOLONG DAN TAK BISA DI GUNAKAN LAGI?” pria ini mulai gila rupanya!

---

“otakku tidak bolong.” Ia berkacak pinggang “jika kau ingin memastikannya, aku rela membelah kepalaku untuk memperlihatkannya padamu.”

Aku melingkarkan tanganku di lehernya dan membisikkannya akan sesuatu. “kau. Itu. sungguh. berlebihan.” Aku memenggal satu per satu kata yang ku bisikkan padanya.

Wajah gugup itu kembali menyerang nya. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah ku. Perlahan-lahan, jarak wajah kami semakin berkurang. Ya tuhan! apa yang ingin ia lakukan padaku? Ku mohon semoga ia tidak melakukan apa yang terbayang di fikiranku.

Matanya mulai terpejam. Itu membuat jantung ku berpacu lebih cepat. Rasa gugup luar biasa mengendalikanku. Beribu bongkahan es di hatiku dan suhu air laut yang menerjang ku, membekukan tubuhku hingga sulit untuk bergerak terlebih untuk menghindar ataupun menolaknya.

Tangan kekarnya melingkar di pinggulku. Ia memiringkan kepalanya dengan mata yang tetap terpejam. Dengan kesulitan luar biasa, aku menelan ludah ku yang terasa mulai membeku.

Hembusan nafasnya yang hangat menyentuh wajahku. Ini benar-benar membuatku seperti manusia setengah patung yang tidak dapat berbuat apa-apa. Entah setan apa yang merasuki ku saat ini. aku mengikuti semua permainannya. Tanpa pemberontakan sedikit pun. Mataku mulai terpejam ketika jarak di antara wajah kami nyaris tak tersisa.

Hembusan nafas itu terasa bergeser dari tempatnya. Kini kehangatan dari nafas austin membuat telinga ku geli di buatnya. “kau. Juga . sungguh. Berlebihan.” Ia mengikuti cara berbicaraku padanya.

What? Ya tuhan! mataku dengan cepat terbuka lebar dan menatap nya dengan tatapan mematikan. Apa yang sebenarnya ku fikirkan? Kenapa aku? Melakukan? Apa? Aaaaahhhh!!! Ini sungguh menyebalkan! Lihatlah! Kali ini ia berhasil tertawa dengan sangat puas di hadapanku tanpa memikirkan perasaanku.

“fryssy, kau harus melihat ekspresi wajahmu. Itu sangat lah lucu. Hahaha”

Rasa panas menjalar di sekujur tubuh ku. Jika aku bersekolah di tempat yang sama dengan harry potter dan kedua temannya, pasti aku sudah mengucapkan berbagai jenis matra agar aku dapat menghilang dari hadapannya dalam sekejap mata.

“dapatkah kau menghentikannya? Itu sangat amat sungguh terlalu tidak lucu!!”

Ia menghitung sesuatu dengan kelima jarinya ketika aku melontarkan kalimat terakhir. “kau menggunakan empat patah kata yang memiliki arti sama. uumm... great!”

Aku mendengus kesal. Kenapa kau dapat menciptakan pria macam dirinya, ya tuhan? “apa nya yang ‘great’??” aku mengutip satu kata great dengar jari telunjuk dan tengah ku.

“kau.” Ucap nya tanpa jeda dengan pembicaraan ku.

“huh? Aku? Apa nya yang aku?” aku menunjuk diriku sendiri dengan jari telunjukku.

“ya, kau. Sudah lah. Sulit untuk menjelaskannya pada seorang wanita yang tengah terlarut dalam kesedihan akan kepergian mantan kekasihnya.” Austin mengejekku dengan gaya yang sangat di buat-buat. Kali ini, ia benar membuatku tak dapat mendeskripsikan perasaanku.

“kau meledekku?” kedua alisku naik turun serempak dengan hembusan angin yang kembali berhembus berusaha untuk menerbangkanku ke suatu tempat.

“ya... sebenarnya... tidak juga. Tapi jika kau menyadarinya, ya... baguslah.”

“aku tidak.” Kedua tanganku terlipat di depan dada dengan ekspresi menantang.

“benarkah? Dapatkah kau memberiku sebuah bukti?” ia melawanku dengan ekspresi menantangnya dan berkacak pinggang.

Aussi Longtemps Que Tu M'amies (as long as you love me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang