---
Cap cap darah menodai warna tembok yang
sebenarnya. Fryssy terdiam sejenak. Otaknya
masih berfikir apa yang sebenarnya terjadi? Apa ia
terlalu lama hingga melewatkan banyak hal?
---
Jemari-jemari kakinya yang telanjang mulai
merasakan rasa dingin yang begitu kentara
merambat hingga membuat seluruh bulu-bulu
halus di kulitnya begidik ngeri. Perasaan yang
sangat mengganjal begitu mengganggu. Berbagai
fikiran negatif mulai menghantui otaknya. Aroma
darah segar yang menetes, membuatnya ingin
memuntahkan seluruh isi di dalam lambungnya.
Satu dua langkah berhasil ia lakukan. Tubuhnya
bergetar hebat. Irama nafasnya yang bergetar dapat
terdengar dengan jelas. Ia masih tidak percaya
akan apa yang dilihatnya. Seluruh barang yang tak
asing baginya berantakan hingga tak berbentuk.
Bau amis menyeruak dengan irama tetesan darah
yang membuatnya takut setengah mati. Tapi ini
bukanlah saat yang tepat untuk takut. Ini
rumahnya. Ia berhak tau akan apa yang telah
terjadi disini. Dan ia harus tahu bagaimana keadaan
kedua orang tuanya yang telah ia sebut lebih dari
satu kali untuk memastikan jika mereka baik-baik
saja.
Tangan Fryssy terulur sebelum ia menyentuh knop
pintu kamar kedua orang tuanya yang terdapat
jejak sepatu berwarna merah darah yang terdapat di
sepanjang jarak antara kamar kedua orang tuanya
dengan pintu utama. Tidak. Ia belum siap untuk
melihatnya. Melihat kenyataan. Faktanya ia terlalu
takut untuk menerima jika apa yang berkelebat di
otaknya terbukti benar. Ia tidak bisa mengokohkan
keyakinan jika ia berani untuk menerima segala hal
yang menimpanya. Tangan kekar Austin tergerak
untuk menyentuh bahu wanita yang
memunggunginya lalu tersenyum padanya ketika
Fryssy memutar kepalanya. Senyuman pria itu
bagaikan obat penenangnya. Rasa takut itu
berangsur tersapu. Tatapan itu seolah mengatakan
jika ia bisa. Austin tahu jika Fryssy begitu kuat.
Setelah merasa jika dirinya cukup siap untuk
melihat kenyataan, jemarinya mulai menepel pada
knop pintu lalu menggenggamnya untuk di putar.
Dengan tenaga yang kecil ia mendorong pintu itu
hati-hati agar jantungnya tidak melompat dengan
KAMU SEDANG MEMBACA
Aussi Longtemps Que Tu M'amies (as long as you love me)
Fanfiction"apa orang tersebut sempat mencoba untuk membunuhmu?" "ya, ia mendatangiku ketika aku berjalan di sebuah jalan sempit dengan sebuah kotak kue yang akan ku antar menuju rumah pemesannya. Ia mendekatiku dan menampar ku dengan sangat keras hingga aku t...