part 7: miracle after what happened to me

433 3 0
                                    

---

Justin’s p.o.v

          Wanita itu tergolek lemah tak berdaya di atas tanah setelah peluru yang terlontar dari magasin pistol yang ku genggam menembus dadanya. Huh? Siapa yang salah? Aku tidak akan melakukan hal ini jika ia menuruti perintahku!

          Ia adalah wanita bodoh. Dan ia pantas untuk mendapatkannya.

---

         Aku menyapu pandanganku pada setiap sudut pemakaman. Great! Tak ada seorang pun disini. Kecuali aku dan wanita bodoh yang berani menghina dan melawan ku.

          Terlintas pemikiran untuk meninggalkan wanita yang berlumuran darah di bawah kaki ku ini sebelum seseorang melihat ku dan menyerahkan ku ke dalam dinginnya jeruji besi. Hidupku masih panjang. Tentu saja aku tak ingin menghabiskan waktuku di dalam sel penjara dan bertemu dengan orang-orang kumuh berbaju garis hitam putih.

          Niat ku kali ini sudah bulat. Aku menggerakkan kaki ku dan hendak mengambil langkah pertama untuk pergi dari tempat ini sebelum seseorang memanggil namaku dari arah belakang.

          Austin’s p.o.v

          “hey mom.” Aku mencium salah satu pipi ibuku ketika ia sedang menonton salah satu acara televisi di ruang ke luarga rumahku. Kakiku tergerak dan duduk di sebelahnya ikut menyaksikan apa yang terputar di layar televisi. Acara yang benar-benar membosankan. Disana terputar seorang perempuan yang tengah terisak dalam tangisnya. Uuhhh... kenapa ibu ku ini suka sekali menonton acara drama yang menurutku sungguh berlebihan....

          “hey sweetheart..” ibuku tetap tak mengalihkan perhatiannya dari layar televisi itu. geez! Baiklah aku dapat memaklumi nya. Kebanyakan dari para wanita di dunia memang menyukai drama yang terlalu berlebihan seperti ini yang membuatku sangat muak.

          Suara ketukan langkah sneakers yang di buat oleh seseorang yang ku yakin adalah justin memenuhi gendang telingaku. Aku memutarkan kepalaku mencari sosok justin dengan celana jeans hitam, t-shirt putih yang di lapisi oleh jaket berbahan jeans berwarna serupa dengan celana jeans yang ia kenakan, dan kaca mata hitam yang menutupi sebagian wajahnya. Ia tampak sedang melipat ujung lengan jaket yang ia kenakan.

          Ada sesuatu yang tidak beres

          Entahlah kenapa benakku yakin akan hal itu. raut wajahnya menunjukan bahwa ada sesuatu yang ia sembunyikan. Aku tak tau persis apa itu.

          “hey just!” aku memberanikan diri untuk menyapanya. Ia memalingkan padangannya padaku dengan tatapan dingin. Sedingin salju di musim dingin yang menyelimuti setiap permukaan bumi.

          Ia tak menggubris sapaan ku sedikit pun. Pandangannya lurus ke depan mengarah pada pintu utama rumah ini. apa yang sebenarnya terjadi?

          Aku memalingkan pandanganku pada ibuku yang tengah asyik menautkan pandangnnya pada film drama yang sangat ia sukai. Menyadari ibuku tak akan memperhatikan gerak-gerikku, aku bangkit dan menghampiri justin yang kini telah masuk kedalam mobil miliknya di dalam garasi rumah. Dari balik tembok berwarna putih aku dapat melihat semua gerak-geriknya yang kini hendak melajukan mobil kesayangannya tersebut menuju suatu tempat yang tak ku ketahui.

          Otak ku tiba-tiba menyuruh ku untuk segera mengikuti nya dengan Range Rover merah milikku. Apa aku harus mengikutinya? Fikiranku menjadi tebagi-bagi. Sebagian aku ingin tetap di rumah dan bersantai. Sebagian lainnya aku ingin mengikutinya ke tempat yang tak ku ketahui sebelumnya.

Aussi Longtemps Que Tu M'amies (as long as you love me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang