Part 27: I want to ask you something

264 3 1
                                    

---

Kaki kekar yang terdapat beberapa tatto disana mengayun sedikit agar tubuhnya ikut terayun menikmati udara sejuk yang melintasinya. Kebingungan mulai muncul di benak Fryssy. Apa benar apa yang ada di dalam otaknya sama? apa benar pria ini adalah...

“austin?”

---

Entah apa yang di fikirkan wanita ini sehingga ia bisa menyebutkan sebuah nama dengan amat yakin. Lima jari lentinya tergerak untuk menyentuh wajah tegas pria di sebelahnya yang tetap menatap lurus kedepan walau Fryssy telah menyebutkan sebuah nama. Sepertinya pria ini adalah titisan dari sebuah batu berwujud manusia.

Ujung telunjuk dingin Fryssy akibat hembusan angin yang menghembusnya perlahan mencoba untuk menyentuh ujung hidung pria di sebelahnya. Pria itu masih dalam posisi yang sama. namun ketika Fryssy berhasil menyentuhnya seperti ingin memastikan mahluk asing apa yang tengah berada di dekatnya, kepalanya langsung memutar dan menatapnya geram. Matanya membulat. Rahangnya mengatup. Ia layaknya ingin menelan wanita di dekatnya ini dengan sekali lahap.

Mendapat tatapan mengerikan bahkan mengalahkan hantu yang pernah ia lihat di layar lebar, dengan cepat ia menarik tangannya kembali dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dengan gugup. Sensasi dingin ketika jari-jarinya berhasil menempel di tengkuknya mulai merambat secara perlahan. bulu-bulu halus yang tersentuh oleh jari dinginnya akibat kegugupan yang ia alami, terasa membeku. Ludahnya membeku dan sulit untuk menghangatkan kerongkongannya yang terasa sedikit mengering.

“ma― maaf. Sepertinya aku salah. Ku mohon jangan menatap seperti itu lagi padaku. Sekali lagi aku minta maaf. A– aku akan pergi jika kau merasa terganggu.” Bokongnya mulai terlepas dari ayunan yang kini bergerak akibat gerakan yang ia lakukan. Kaki jenjangnya bersiap untuk segera pergi dari tempat ini dengan rasa takut yang masih mengalir deras.

Justin. Ya, entah kenapa kali ini ia takut pada Justin. Apa karena pria itu telah mencoba untuk membunuhnya berkali-kali atau ada faktor lain yang mengancamnya tapi ia tidak ketahui apa hal itu. sebuah tangan kekar dengan cepat meraih pergelangan tangan Fryssy dengan lembut seakan ia takut membuat sedikit goretan yang membuatnya akan merasa sakit. Ia bangkit dan di sambut oleh pohon yang menari-nari di sekeliling mereka akibat tiupan angin yang mengenainya.

Justin tidak mengeluarkan satu patah kata pun. Iris matanya yang mirip dengan lelehan karamel yang dapat mencairkan ketakutan yang melanda Fryssy memperhatikan lekat tubuh Fryssy dari ujung rambut hingga ujung kakinya. “aku ingin meminta sesuatu darimu.”

Deruan jantung kali ini lebih cepat dari biasanya. Jari jemari cantiknya yang tidak di sentuhJjustin mengepal, berusaha menahan agar ia tidak bergetar. “apa yang kau inginkan dariku?” tubuh Fryssy tetap pada posisi yang sama tanpa berbalik memperhatikan Justin yang berdiri menatapnya lirih di punggungnya. Rambut coklat kelamnya berterbangan kebelakang seolah ingin meraih wajah Justin dan segera membelainya. Namun tidak dengan jemarinya.

“aku hanya ingin berbincang dengan mu. Aku berjanji tidak akan membunuh mu. Meski aku menginginkannya.” Seringai puas tercetak di bibirnya.

Mendengar ucapan Justin tubuh Fryssy dengan cepat berbalik dan saat itu pula tanganya terlepas dari genggaman Justin. Matanya membesar. Membalikan apa yang pernah Justin berikan padanya barusan. “baiklah. aku akan. Jika kau mencoba membunuhku lagi, aku akan menggunakan kekuatan bulan untuk segera melawanmu.” Tangan Fryssy menyilang di depan dadanya dengan nada menantang. Justin memainkan bibirnya seolah ia meremehkan perkataan itu.

Dengan langkah pasti Fryssy kembali duduk di atas ayunan yang ia duduki tadi dan diikuti oleh Justin di sebelahnya. Kaki jenjangnya mengayun kecil dengan rambut yang terus berkibar memperlihatkan wajah cantiknya secara leluasa.

Aussi Longtemps Que Tu M'amies (as long as you love me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang