---
“Kau sangat tidak sopan.” Fryssy merengut. Ia memang tidak mengunci pintu rumahnya. Tapi, apa ia tidak memiliki etika? Tidak mengetuk pintu sebelum masuk? Oh, great!
---
“Pintu tidak terkunci, itu berarti kau membiarkan aku masuk begitu saja.” —Justin berjalan mendekati Fryssy dan duduk di sebelahnya.— “apa kau tidak dapat memainkannya? Kau sungguh aneh.”
Fryssy tidak ambil pusing atas perkataan itu. Otaknya terlalu lelah untuk berfikir lebih keras. Mulutnya lelah untuk berbicara lebih banyak. Ia seperti kehilangan banyak tenaga semejak mendengar kabar yang seharusnya menjadi berita menggembirakan.
Ketika menyadari jika Fryssy hanya berdiam diri meski dirinya telah mencoba untuk membuat wanita ini geram, ia hanya menatapnya heran. “Baiklah maafkan aku. Apa kau mau ku ajarkan untuk memainkan benda ini?”
Fryssy menoleh. Memang fikiranya kali ini sedang tidak terfokus akan satu hal. Namun ia menghargai tawaran Justin. Ia tersenyum lemah lalu memajukan dirinya agar Justin dapat duduk di belakangnya. Justin mengubah posisi duduknya kali ini. Kakinya bersentuhan dengan kaki mulus Fryssy. Tangannya terulur, seolah membuat pagar penghalang agar Fryssy tidak dapat di ganggu oleh siapapun. Jari-jari lentik Fryssy yang telah siap di atas tombol-tombol berwarna putih dan hitam itu, kini di genggam oleh Justin. Ia menekankan jari Fryssy di beberapa tombol agar membentuk sebuah irama yang harmoni dan menyenangkan untuk di dengar.
Senyum Fryssy kini melebar. Bahkan ia terkekeh kecil ketika jarinya yang di genggam Justin berhasil memainkan sebuah irama yang sangat indah. Kepalanya terputar. Menatap mata indah Justin yang sangat dekat dengannya. Ia tersenyum manis sambil menatap mata itu lekat-lekat.
“thanks.” Suara itu bahkan nyaris tak terdengar. Mirip dengan suara desisan. Fryssy kembali menatap jarinya yang tergenggam Justin. Kini jari-jari mereka terhenti. Membiarkan sensasi tersendiri yang belum pernah dirasakan Fryssy. Membiarkan degup jantung Justin berdendang lebih kencang.
Dengan susah payah Justin berusaha untuk membuat sebuah kesepakatan dengan jantungnya sendiri agar tidak dapat di dengar oleh Fryssy. Fryssy mengangkat tangannya beserta tangan Justin agar dapat mendekap tubuhnya. Ia butuh sebuah pelukan hangat sekarang. Ia tau memang jarang ia membutuhkannya. Namun saat ini, Justin lah yang berhasil membuatnya seidikit tenang. Irama yang di hasilkan jantung Justin yang terus berdetak seolah musik yang dapat menyapu fikiran yang membuatnya bimbang akan apa yang seharusnya ia rasakan, senang atau sedih.
“Aku juga berterimakasih padamu.”
“Dalam hal apa kau berkata seperti itu?” Bahkan ucapan terimakasih yang di ucapkan Justin tidak membuat wanita ini menoleh dan tetap pada posisinya. Ia tahu. Tidak baik terlalu larut dalam kesedihan. Ia juga pernah melakukan hal ini, ketika Niall pergi meninggalkannya. Namun, atau mungkin, ia hanya membutuhkan waktu untuk ini.
“Dalam hal, kau menyuruhku untuk kembali pulang dan meminta maaf pada ibuku.” Justin kembali memainkan jari-jari Fryssy yang tak ingin melepaskan tanganya untuk tetap melingkar di tubuhnya. “kau benar.” Ia menghembuskan nafas, yang dapat terasa di permukaan kulit Fryssy yang sedikit bergidik geli akibatnya. “Ia memanglah wanita hebat. Seperti apa yang kau katakan padaku. Ia memaafkanku, tanpa mempersulit keadaan. Aku benar-benar menyesal. Menyesal akan semua yang telah ku perbuat padanya. Semejak aku kecil, aku hanya sering berinteraksi dengan ayahku. Aku tidak suka berbicara dengan ibuku, karena menurutku ia lebih sok tahu akan hal yang aku ceritakan. Aku selalu mengabaikan semua sarannya padaku. Namun aku salah. Aku menyadari itu. perkataan yang ia ucapkan, ada benarnya. Itu terbukti sekarang.” tubuh Fryssy menggeliat. Menyender di dada bidang Justin. Matanya terpejam, membiarkan Justin bercerita apa yang ingin ia katakan. Ia tahu, meskipun seberapa tangguhnya dirimu, atau seberapa hebatnya dirimu di mata dunia, kau pasti akan mendapatkan kepedihan. Dunia memiliki gelombang. Tidak tinggal diam. Itulah yang menyebabkan banyak warna yang terjadi padamu. Maka dari itu. Fryssy yakin jika justin butuh untuk membagi kisahnya yang mungkin dapat mengurangi beban yang sudah terlalu berat untuk di panggulnya lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/6386722-288-k3761.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aussi Longtemps Que Tu M'amies (as long as you love me)
Fanfiction"apa orang tersebut sempat mencoba untuk membunuhmu?" "ya, ia mendatangiku ketika aku berjalan di sebuah jalan sempit dengan sebuah kotak kue yang akan ku antar menuju rumah pemesannya. Ia mendekatiku dan menampar ku dengan sangat keras hingga aku t...