---
Ya tuhan. apa ini? kenapa jantung ku menjadi tidak normal seperti biasanya? Kenapa... kenapa ini berdegup lebih kencang dari biasanya? Bagaimana jika ia mendengarnya? Bagaimana jika ia mendengarnya dan mengetahui jika aku mencintainya? Semoga lubang telinga fryssy tersumpal dengan gumpalan ketakutan yang tengah menyelimutinya.
---
Sekitar dua jam kami berada di dalam ruangan luas dan gelap itu. selama film itu terputar fryssy tetap tak mengalihkan pandangannya kembali pada film. Ia terus bersembunyi di balik punggungku hingga akhirnya ia tertidur di tengah ke takutan yang melandanya.
“ini sungguh enak.” Ia menjilati ice cream rasa vanila yang di genggamnya ketika kami duduk di atas hijaunya rumput nan luas ini. bintang yang terus berkerlap kerlip memamerkan ke cantikannya dengan rembulan yang berbentuk bulat sempurna menghiasi atap planet ini.
“kau itu benar-benar seperti anak kecil.” Aku ikut menjilati ice cream rasa coklat yang ku genggam dengan pandangan lurus menatap indahnya ciptaan tuhan di malam hari.
Perkataan tanpa pemikiran sebelumnya dariku berhasil membuatnya berhenti melakukan aktifitasnya. Lelehan ice cream berwarna putih itu berceceran di sudut bibirnya. Matanya terbelalak tak terima atas perkataanku. “kau bilang aku apa? Hey, tidak sadarkah kau? Kau juga menikmati ice cream itu. kau seharusnya mengaca pada dirimu sendiri.”
“aku tidak. Lihatlah kau tadi bilang bahwa kau tidak takut menonton film itu. tapi kenyataannya? Kau terus bersembunyi di balik punggungku selama hampir dua jam dan ketika lampu kembali di nyalakan aku malah mendapatkan kau tengah tertidur disana.” Ucapku menatapnya dengan wajah mengejek mengingat semua kejadian itu disana.
“mungkin... itu efek aust. Itu bukan karena aku childish.” Ia mendekatkan wajahnya ke arahku untuk mengelaknya.
Aku menyolek lelehan ice cream yang berada di salah satu sudut bibirnya lalu menatapnya sebentar. “lalu bagaimana dengan ini? apa ada seorang wanita dewasa yang memakan ice cream hingga seperti mu?” aku menjilat lelehan ice cream di jariku.
Matanya membesar dan hampir keluar. “kau itu jorok sekali. Itu karena sebuah kecerobohan. Percayalah.”
Aku bangkit dan ber-acting layaknya seorang aktor yang akan berlawan peran dengan seorang gadis kecil. “okey, my little girl. Do you wanna dance and be my girlfriend tonight? If you want, i’ll give you more than that ice cream.” Jantung ku berdegup lebih cepat dari waktu ketika fryssy memelukku. Menanyakan untuk dia menjadi kekasihku ketika berpura-pua saja rasanya jantung ku akan segera meluncur dalam hitungan mundur dari angka 3. Bagaimana aku bisa mengatakannya secara serius?
Ia bangkit menyamai ku yang tengah menetralkan rasa gugupku dengan tubuh yang berdiri tegap meninjak beberapa tanaman rumput dengan sepatu yang ku kenakan. “jangan bersikap seolah aku ini adalah anak kecil berumur 2 tahun yang masih mengenakan popok dengan tumpukan mainan membosankan di sekelilingku. Ingat itu.”
“baiklah. Aku percaya.” Aku meregap bahunya perlahan dan mataku terkunci pada bulatan kecil berwarna abu-abu di tengah-tengah bola matanya. “sebenarnya, aku ingin memberitau mu jika aku—“ aku menghembuskan nafas perlahan di susul dengan kepalaku yang melirik arah lain dan kembali lagi seperti semula. “aku akan pergi ke london untuk mengurusi perusahaan ayahku disana.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Aussi Longtemps Que Tu M'amies (as long as you love me)
Fanfiction"apa orang tersebut sempat mencoba untuk membunuhmu?" "ya, ia mendatangiku ketika aku berjalan di sebuah jalan sempit dengan sebuah kotak kue yang akan ku antar menuju rumah pemesannya. Ia mendekatiku dan menampar ku dengan sangat keras hingga aku t...