Just One Night(s)

19.8K 460 9
                                    

Author POV

Tiffany mencoba melepaskan pelukan Alex, tapi pengaruh alkohol membuat Alex di luar kendali, pelukannya semakin kuat, semakin intens, bahkan tidak ada jarak lagi diantara mereka, Alex mencoba menguasai keadaan saat ini, ia menangkupkan kedua telapak tangannya pada wajah Tiffany dan mencoba meraih bibirnya.

"Lex!! Kamu apa-apaan sih??"

"Ssstt..."

Alex meletakkan telunjuknya pada bibir Tiffany.

"Just one night, let me bring u in my life, just one night... after this, U or me can forget this moment forever.."

Tidak ada tanggapan dari Tiffany, baru kali ini ia memikirkan perkataan orang lain.

Alex mengecup bibir mungil Tiffany, meski hanya dua detik, mampu membuat desir darah Tiffany menjadi lebih hangat dari sebelumnya. Sudah banyak laki-laki yang mencumbunya, namun ini aneh, terasa hangat dan nyaman. Tiffany kali ini hanya diam tanpa memberontak, tangan Alex menyusup keselah rambutnya, meraih tengkuknya untuk memperdalam ciuman mereka, tidak ada balasan dari Tiffany pada detik-detik awal, namun akhirnya ia membalas meski hanya sedikit.

Alex menyandarkan tubuh Tiffany diatas sofa panjang merah maron di ruang tamu, mungkin hanya benda itu yang bisa membuat mereka lebih nyaman.

Alex melepaskan ciumannya, meski sempat meninggalkan gigitan nakal pada bagian bawah bibir Tiffany, diusapnya lembut bibir mungil itu, piltrumnya begitu menggoda, dihisapnya lembut ujung bibir itu lagi dan lagi.

"Manis,,"

Udara dingin disekitar mereka mendadak menjadi lebih hangat, Alex melepas kemejanya, dada bidangnya begitu indah disempurnakan enam potong coklat di perutnya, ia kembali mendekati Tiffany yang masih berada dalam kendalinya.

"Kamu berkeringat."

Alex mengusap beberapa keringat di kening Tiffany dengan jarinya, tidak ada kata balasan dari gadis dibawahnya. Alex melihat leher jenjang Tiffany, memperhatikannya dan mencumbunya lembut, sedikit desahan terdengar dari pemilik leher, meningkatkan adrenaline Alex saat ini, Tiffany memejamkan matanya, merasakan semua sentuhan lembut Alex pada lehernya, kecupan lembut nan hangat, yang dirasakannya saat ini Alex tidak hanya ingin memiliki tubuhnya, tapi semuanya, Alex menginginkan lebih dari sekedar tubuh dan hasrat.

"May I,,??"

Bahkan untuk menyentuh payudara gadis itu, Alex meminta izin, meski dalam keadaan mabuk sekalipun, pria itu masih saja sopan.

Tiffany tersenyum tipis dan mengarahkan tangan kanan Alex pada gundukan kenyal miliknya.

"Can U feel something??"

Tiffany menggeleng pelan, sampai ibu jari Alex mengusap lembut sesuatu yang menonjol dibalik baju tidur tipis miliknya, baru ia memejamkan mata menikmati setiap sentuhan Alex.

Alex kembali menjelajahi setiap sudut mulut mungil Tiffany, rasanya manis, kenyal dan basah. Tiffany mendesah dalam nafasnya karen mulut Alex mengunci nya, tangan pria diatasnya sedari tadi mempermainkan gundukan kecil yang sudah menegang di dadanya, tangannya mencoba meraih punggung pria itu, memberikan cakaran kecil dan terasa nakal bagi sang pemilik punggung.

Alex melanjutkan pekerjaannya, diraba perut datar Tiffany dengan sedikit gerakan melingkar, lebih kebawah lagi dan lagi. Perlahan ia mengangkat pakaian tipis Tiffany, lagi-lagi tak ada perlawanan dari korban, hanya sebuah cd pink renda yang kini menutupi bagian intinya, ia tidak pernah memakai bra di malam hari, tidak nyaman baginya, kulit putihnya terlihat menggoda dengan minimnya cahaya lampu,.

Alex melumat bibir Tiffany, seperti ia enggan melepas bibir mungil Tiffany, terlalu nikmat untuk dilepas begitu saja, Alex melahapnya, seperti baru pertama kali melakukannya. Kini tangan Tiffany meraih tengkuk Alex dan mencoba membalas semua perilaku Alex lebih ganas lagi.

TiffanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang