Tiffany memainkan ponselnya, ada keraguan dalam pikirannya, tapi akan terasa egois jika dia tetap seperti ini.
"Tidak! Aku harus menghubungi keluarganya. Aaah bagaimana ini?"
Alex masih tidak sadarkan diri setelah penusukan semalam di bar, Tiffany merasa bersalah yah bagaimana tidak, karena ulahnya Alex terbaring tak sadarkan diri seperti sekarang ini.
*drrt drrrt
Tiffany memandangi layar ponselnya lama, tertera jelas nama mama Alex disana.
"Mama Alex? Bagaimana ini? Oh God!"
Dengan penuh keraguan ia menekan tombol hijau dan menempelkan ponsel kearah telinganya.
"Iya ma?"
"Tiff, kamu baik-baik saja?"
*deg
Tiffany mematung mendengar pertanyaan dari mama Alex.
"E-ee iya ma aku baik-baik saja, tapi.."
"Alex sama kamu kan?"
Pertanyaan macam apa ini? Mungkin itu yang ada dipikiran Tiffany, entah apa yang harus ia katakan pada mama Alex kali ini.
"Iya ma, Alex sama Fany kok."
"Yaudah kalo gitu, kalian masih di rumah sakit kan? Ini mama lagi perjalanan kesana, mungkin tiga puluh menit lagi nyampe, yaudah jaga diri baik-baik ya Tiff byee."
Belum sempat membalas ucapan selamat tinggal mama Alex sudah keburu menutup telponnya, dan meninggalkan Tiffany dalam dilema.
"Apa ini? Apa yang harus aku lakukan?"
Tiffany mengacak rambutnya asal.Pandangannya kini jatuh pada pria yang sedang terbaring tak sadarkan diri dihadapannya, pria yang semalam menyelamatkan hidupnya.
"Gimana Lex? Aku harus gimana ini?"
"Mm T--tiff?"
Terdengar suara bergetar dari atas brangkar, matanya masih tertutup.
"Apa dia baru saja memanggilku?"
Tiffany mendekatkan telinganya diatas dada Alex mencoba mendengar detak jantungnya.
"Apa dia siuman? Aah jantungnya masih berdetak, berati dia baik-baik saja."
"Hmm dasar bodoh."
Tiffany terkejut dan sontak mendongakkan kepalanya, namun tangan Alex meraih kepala Tiffany dan menekannya.
"Aw Aw, kamu apa-apaan sih? Lepasin!"
"Kamu mau denger detak jantungku kan? Nih biar jelas."
"Kalo kamu nggak lagi sakit aku pasti melawan!"
"Kenapa? Ini terasa nyaman bagimu?"
"Heh, Lepasin! Ingat yah luka kamu masih rentan banget buat brojol."
"Brojol? Bahasa apa itu?"
"Lepasin nanti aku jelasin!"
Alex seketika memindahkan tangannya dari atas kepala Tiffany. Yang dilepaskan merapikan rambutnya dengan tangan.
"Ih kamu apa-apaan sih, bikin berantakan aja."
"Oh iya coba jelaskan kata itu tadi."
"Haha masa kamu nggak tau apa itu brojol? Brojol itu istilah keluar dengan paksa dan tidak semestinya, duh gimana yah njelasinnya? Nih kaya luka kamu, kalo kamu banyak gerak dan jahitannya rusak usus kamu bisa brojol, gitu deh pokoknya. Ngerti kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiffany
General FictionIni adalah prequel kedua dari 'Mistake Wedding' hehe Dia hanya gadis, bukan sederhana, tapi begitu banyak masalah, trouble maker. "Cinta bagiku hanya sebuah perasaan bodoh yang sengaja dibuat tuhan untuk mempermainkan manusia" "One boyfriend its not...