Tiffany menenggelamkan tubuhnya dibawah selimut, ia masih mengingat semua perkataan Alex dengan jelas dan itu sangat mengganggunya malam ini.
"Bagaimana? Bagaimana bisa dia bilang seperti itu? Hah, dia bercanda, dia memang suka bercanda belakangan ini, dan yang tadi itu yang paling parah. Tidak! Aku tidak boleh lemah, tidak boleh lengah sedikitpun, aaaah! Alex apa-apaan sih? Dia kenapa sih? Haiish mengganggu saja! Dan kenapa tadi pake deg degan segala sih? Dasar jantung tidak tahu diri!"
Tiffany menutup selimutnya sebatas mulut, ia mencoba untuk memejamkan matanya lagi dan lagi namun gagal.
Sama dengan Tiffany sebenarnya Alex lebih kacau perasaannya malam ini, bagaimana tidak, entah apa yang dipikirkannya lima belas menit lalu sehingga mengatakan hal bodoh pada Tiffany, sesuatu yang bahkan tidak pernah ia pikirkan sebelumnya, sesuatu yang dia sendiri tahu apa jawabannya, meski dia tahu Tiffany akan mengabaikan hal itu.
"Apa dia akan marah padaku? Hh kenapa aku mengatakan hal bodoh itu? Aku tahu dia akan menolak meski tidak secara langsung, hh."
"Lex?"
Alex mendongak, ia bisa melihat kepala Tiffany dibalik pintu.
"Yah masuklah, aku belum tidur."
Tiffany berjalan ragu kearah Alex, yang didekati tak kalah groginya, namun seperti biasa Alex akan tetap menunjukkan sikap tenangnya dihadapan Tiffany.
"Ada apa Tiff? Duduklah."
"Tidak apa-apa aku berdiri saja."
"Kamu mau bahas yang tadi?"
Tiffany mengangguk pelan, ia memainkan tangannya dan kedua bibirnya merapat.
"Kamu tidak serius kan?"
"Ehm."
Alex mengangguk.
"Apa yang harus aku katakan padanya?"Ruangan kamar Alex hening, hanya terdengar nafas keduanya.
"Hmm ya aku tadi cuma bercanda kok hehe."
Alex menggaruk tengkuknya yang tak gatal meski wajahnya masih terlihat sangat tegang.Dengan wajah lega Tiffany membuang tubuhnya disamping Alex.
"Aah syukurlah, aku kira kamu serius dengan perkataanmu! Aah kamu membuat aku takut, dasar kamu ini yah, ingat yah Lex, jangan pernah ulangi ini lagi, kamu hampir bikin aku, aaah sudahlah."
Ia menghela nafas panjang sambil tersenyum lega.Alex mengusap kepala Tiffany lembut.
"Bagaimana kalau aku benar-benar serius dengan perkataanku tadi? Apa kamu akan pergi dari sini? Atau kamu akan membenciku dan menjauhiku?"
"Ya sudah kalau begitu, aku kembali ke kamarku dulu yah hihi."
Tiffany pergi dengan senyum merekah di wajahnya, ia melambaikan tangan pada Alex lalu menghilang di balik pintu.
"Ah untung saja dia cuma becanda, hehe."
Tiba-tiba senyumnya menghilang.
"Wait, kenapa aku merasa sedikit,, ah tidak mungkin, aku merasa lega, yah hanya lega hehe."®®®
Tiffany mengerjapkan matanya perlahan, masih kabur tapi dia harus bangun pagi ini, karena untuk sementara waktu ini dia yang bertanggung jawab pada Alex. Ia duduk ditepi ranjang dan melakukan sedikit peregangan, kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri.
"Aah aku masih ngantuk, ah tidak! Kamu harus bangun Fany, kita butuh makan, butuh sarapan!"
Ia beranjak dari tempat tidurnya menuruni anak tangga dengan rambut yang dikuncir asal dengan piyama one piece berwarna pink.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiffany
General FictionIni adalah prequel kedua dari 'Mistake Wedding' hehe Dia hanya gadis, bukan sederhana, tapi begitu banyak masalah, trouble maker. "Cinta bagiku hanya sebuah perasaan bodoh yang sengaja dibuat tuhan untuk mempermainkan manusia" "One boyfriend its not...