Ibu Tiffany menatapnya sambil tersenyum, dielusnya kepala Tiffany.
"Orang lain kadang bisa saja meninggalkan kita, tapi keluarga, bagaimana pun akan menjadi muara terakhir seseorang dalam kehidupan, seburuk apapun tidak ada penyesalan untuk menerima kembali anggota keluarga yang pernah melakukan kesalahan""Aku akan menikahi pria itu"
Ibu Tiffany tertegun menatap ke arah putrinya dengan tatapan sayu.
"Apa kamu yakin?"Tiffany menatap jauh dengan tatapan kosong.
"Tidak ada alasan lagi untuk menghindar, aku tidak ingin keluargaku dipermalukan lagi karena ulahku, keputusanku kabur waktu itu memang salah, dan sekarang aku akan menebusnya apapun resiko yang akan aku hadapi"
Ibunya menatap dengan penuh iba sambil mengusap lembut rambut putrinya.
"Maafkan Fany bu,,"
"Tidak ada yang perlu meminta maaf sayang, semua manusia pernah melakukan kesalahan kan?"
***
Sarapan pagi ini sedikit berbeda, biasanya Tiffany dengan semangat akan memakan semua masakan di atas meja, namun kali ini dia enggan untuk menyentuh masakan kesukaannya yang dihidangkan ibunya.
Ayah masih sibuk dengan ponselnya, membaca berita terkini dan masih enggan untuk berbicara pada Tiffany.
Tidak ada yang canggung melebihi ibunya, kedua anggota keluarganya tidak saling sapa dan ini membuatnya salah tingkah.
"Ayo ayah, Tiff, dimakan masakannya. Nanti jadi dingin nda enak looh, kalo kelamaan ga dimakan bisa2 kedaluwarsa hehe"
Ibu tahu becanda di saat ini sangat tidak tepat, ayah hanya menghela nafas dan mulai mengambil nasi dan meletakkamnya diatas piring Tiffany. melihat ayahnya, Tiffany dan ibunya hanya terdiam tidak bersuara.
"Makan lah, bersedih juga butuh tenaga"
Itu kalimat ayah, bukannya mencair suasana di meja makan ini makin tegang saja, Tiffany mengangguk sambil tersenyum tipis pada ayahnya. Ibu bergegas memberikan lauk pauk pada keduanya sambil memasang senyum terbaiknya.
"Ayah senang mendengar keputusanmu, setelah ini ayah berharap kamu tidak lagi menemui mantan kekasihmu itu"
"Kami belum benar-benar..."
"Akan putus dengan sendirinya"
Ayah menyahut perkataan Tiffany yang belum lengkap.Tiffany menunduk dan mencoba mengunyah makanannya yang tiba-tiba terasa sedikit pahit.
"Ayah menyayangimu, sangat, putriku satu-satunya, kesalahan dimasa lalu membuat ayah selalu merasa berdosa, ayah tidak ingin melakukan hal yang sama padamu, berjanji lah kau tidak akan menemuinya lagi, fokus lah pada agenda keluarga kita selanjutnya "
Tiffany hanya diam dan mengangguk pelan.
Ayah menyelesaikan sarapan nya dengan cepat dan bergegas berangkat bekerja. Setelah membereskan sisa sarapan mereka, Tiffany pergi membereskan kamarnya, beberapa foto lama membuatnya mengenang beberapa memori dalam ingatannya.
"Kamu merindukan ibumu?"
Tiffany menoleh ke arah ibunya.
"Aku sudah punya ibu sekarang, rindu itu boleh, asal jangan sampai melupakan orang yang ada di sekitar kita, benar kan?"Ibu Tiffany tersenyum dan mengelus kepala anaknya lembut
*Ruang tamu Keluarg Alex
"Izinkan aku menemuinya untuk terakhir kali, aku pastikan ini yang terakhir"
Alex memohon kepada ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiffany
General FictionIni adalah prequel kedua dari 'Mistake Wedding' hehe Dia hanya gadis, bukan sederhana, tapi begitu banyak masalah, trouble maker. "Cinta bagiku hanya sebuah perasaan bodoh yang sengaja dibuat tuhan untuk mempermainkan manusia" "One boyfriend its not...