What a Situation

4.9K 214 8
                                    

"Aku ingin sendiri, tapi aku butuh dia, aku nyaman sama dia, huh ini apa-apaan sih? Kenapa sih aku jadi kacau seperti ini? Dan Dennis, kenapa dia datang disaat yang tidak tepat? Hah aku butuh menyegarkan pikiranku."

"Tiff, kamu baik-baik saja?"

Suara mama Alex membangunkan Tiffany dari lamunannya, ia memasang senyum kuda.

"Ah iya, saya baik-baik saja kok."

"Kalo kamu merasa nggak enak badan kamu pulang aja, biar mama telpon Alex supaya dia jemput kamu."

"Ah enggak usah ma, Fany baik-baik aja kok xixi."

"Beneran? Muka kamu pucet gitu loh, makan kamu teratur kan?"

"Iya ma hehe, tenang aja, Fany kuat kok."

"Ya sudah mama keluar dulu, ada yang perlu dicek hehe."

"Mama perlu bantuan?"

"Nggak usah, kamu disini aja."

Nyonya Martha mengelus rambut Tiffany lembut dan berjalan keluar ruangan.

"Hhm mama Alex baik banget, eh apa iya aku keliatan pucat?"
Tiffany membuka laci mejanya dan mengambil sebuah kaca dan mulai memperhatikan wajahnya.

"Ah ini pasti gara-gara kurang tidur, hh badanku nyeri semua, apa aku pulang aja? Tapi nggak enak sama mamanya Alex, hh."

*drrt

Tiffany meraih ponselnya.

Dennis
-malam ini keluar yuk.-

Tiffany
-kemana?-

Dennis
-kamu mau ke tempat makan atau nongkrong?-

Tiffany
-nongkrong aja gimana? Aku yang pilih tempatnya yah hehe.-

®®®

Alex membuka pin pintu dan masuk kedalam apartemennya, keadaannya masih gelap, ia melihat tas Tiffany tergeletak diatas sofa.

"Ah Tiffany sudah datang sepertinya."

Alex berjalan menaiki tangga menuju kamar Tiffany, dibukanya sedikit pintu kamar Tiffany, lampunya sudah padam, ia hanya tersenyum melihat sesuatu dibalik selimut di atas ranjang Tiffany, ia menutup kembali pintunya.

"Lex.."

Terdengar suara lirih dari dalam kamar Tiffany, Alex membuka pintu itu lagi ia berjalan mendekati sesuatu dibalik selimut, ia bisa melihat wajah Tiffany dalam remang cahaya, matanya masih tertutup tapi bibirnya bergetar. Alex meletakkan telapak tangannya diatas kening Tiffany, panas.

"Tiff, kamu demam, tunggu sebentar aku ambilkan sesuatu."

Alex keluar sebentar kemudian kembali membawa plaster penurun demam dan segera meletakkannya di kening Tiffany.

"Alex, jangan pergi lagi, aku takut."

Alex tersenyum tipis.
"Kamu ganti baju dulu yah."

"Nggak mau."

"Heh, masa kamu mau tidur pake pakaian kantor gini? Tunggu sebentar aku ambilkan piyama untukmu."

Alex berjalan kearah lemari Tiffany dan mencari piyama Tiffany. Dengan telaten Alex mengganti pakaian Tiffany, dilepasnya perlahan satu persatu pakaian Tiffany.

"Kamu habis minum?"

Tiffany masih terpejam, nafasnya sungguh panas, ia mengangguk sambil menunjuk lehernya.

"Radang tenggorokan?"

Tiffany mengangguk lagi, Alex menghela nafas panjang dan mulai melepas rok Tiffany, terlihat paha mulus Tiffany, meski begitu tidak ada pikiran kotor sama sekali dalam benak Alex, yang ada di pikirannya saat ini hanya ada seorang gadis lemah yang butuh bantuan. Alex memakaikan piyama one piece pada tubuh Tiffany dan menutup tubuhnya dengan selimut, Alex masih duduk disamping Tiffany sambil mengelus kepala Tiffany.

TiffanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang