Warm Hug

9.6K 314 11
                                    

"Kenapa kamu mengajakku kesini? Dimana ini?"

"Diamlah, aku ingin menunjukkan sesuatu padamu."

"Aku harus bekerja! Turunkan aku!"

"Aku sudah minta izin pada mama, dia memberimu cuti selama seminggu, bagaimana?"

"Hah! Seminggu! Kamu apa-apaan Lex! Hah!"

Tiffany melipat kedua tangannya, beberapa kali dia membuang nafasnya kasar dan memalingkan pandangannya keluar jendela.

"Kita akan bersenang-senang, aku janji."

"Kamu tidak akan menggunakan kartumu untuk ini kan? Haisshh ini benar-benar menyusahkan! Seharusnya aku tahu sejak awal kamu hanya memainkan permainan mu sendiri, aku bahkan tidak begitu mengerti jenis permainan apa ini!"

"Sebentar lagi kita sampai, jangan banyak bicara."

"Hash! Terserah kamu lah!"

Sudah hampir dua jam dan mereka belum juga sampai, Tiffany benar-benar jengkel pada Alex. Sepanjang jalan dia sama sekali tidak bicara dengan Alex, bahkan melirik nya saja tidak, dia benar-benar marah pada Alex, sangat marah.

"Aku tahu kamu marah padaku, apa aku keterlaluan dengan permintaan pertamaku? Kamu masih bisa negosiasi kan? Ajukan negosiasi padaku, kita bisa pertimbangkan dan bisa menghasilkan hal yang saling menguntungkan untuk kita berdua."

Tiffany menoleh kearah Alex kasar, bibirnya menganga, ia benar-benar tidak habis fikir apa yang sudah dipirkan Alex.

"Kamu masih membicarakan hal yang sudah aku tolak sejak awal? Aku tidak mau! Semalam kita melakukannya karena aku sangat mabuk!"

"Orang mabuk akan melakukan hal yang paling mereka inginkan, dan tadi malam kamu menunjukkan bahwa kamu sangat menginginkan ku, itu sebabnya aku hanya menuruti apa yang kamu inginkan."

"What! Apapun yang aku lakukan padamu semalam adalah kecelakaan dan aku tidak menyadari apapun!"

"Tapi kamu menikmatinya kan?"

"What!"

"Tenang saja, aku anggap semalam itu ucapan terima kasihku padamu."

"What!"

"Waktu pertama kali kita melakukannya, aku juga dalam keadaan mabuk kan? Dan kamu melakukannya dengan baik, itu sebabnya semalam aku melakukan itu dengan suka rela tanpa tekanan."

"What!"

"Berati kita impas kan?"

"What!"

Tiffany kehabisan kata untuk membalas semua kalimat Alex, dia hanya kembali ke posisi marahnya sambil menghela nafas beberapa kali menahan marah, Alex terlihat menikmati perjalanan mereka, ia tersenyum sepanjang jalan.

"Kamu terlihat cantik hari ini."

"Bullshit! Berhenti bicara padaku!"

"Really, kamu terlihat bersinar hari ini, apa karena kegiatan kita tadi malam membuatmu bersinar seperti sekarang?"

Tiffany mencoba sekuat tenaga tidak menanggapi pembicaraan Alex, ia membuang pandangannya keluar jendela.

TiffanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang