Tiffany terlihat bahagia malam ini, cerita klasik oma cukup menghibur baginya, tanpa dia ketahui lebih dari satu jam yang lalu pria di hadapan nya memperhatikannya dalam diam, tidak ada yang tahu apa yang sedang dipikirkan atau dirasakan pria itu.
"Mau sampe kapan kamu mau bengong gitu Lex?"
Sebuah lemparan bantal membangunkannya, oma dan Tiffany tertawa bersama melihat Alex yang terkejut sampai dia menjatuhkan remote dari tangannya, Alex menghela nafas panjang dan mengambil remote yang sempat terlepas dari tangannya.
"Kamu apa-apaan sih Tiff?"
"Oma yang suruh, kamu sih dari tadi diperhatikan bengong terus liatin Tiffany."
"Hah? Aku ngeliatin Tiffany? Yang benar aja, ini mungkin efek aku ngantuk, yaudah kalian terusin aja ceritanya, aku mau tidur dulu."
®®®
"Tiffany,
Aku gagal, aku tidak bisa meneruskan peran ini, aku terlalu lemah untuk semua ini, aku tidak bisa.""Kamu memanggilku?"
Alex terbangun dari lamunannya, Tiffany tiba-tiba muncul di hadapan nya sambil memasang wajah bodoh andalannya.
"Oh god, kenapa kamu tiba-tiba muncul disini?"
"Aku kira kamu memanggilku, jadi aku mampir hihi."
"You drunk?"
"No! Aku sudah berjanji aku akan menyimpan benda itu dan tidak mengkonsumsinya, lagipula aku bukan type orang yang mudah mengingkari janji."
Tiffany menjatuhkan tubuhnya di sebelah Alex, mereka duduk di sebuah kursi panjang di balkon kamar Alex, Tiffany bercerita pada Alex tentang penyakit barunya dengan penuh antusias.
"I get cold."
"Terus? Kamu sudah minum obat?"
"Uda tadi dikasih oma, dengerin nih."
Tiffany menutup sebelah hidungnya, dia mencoba meniru sebuah iklan obat anak.
"Yang ini mampet, yang ini enggak. Mama mama, suara aku kaya kodok."
Alex hanya memperhatikannya dengan wajah heran dan penuh tanya, dia tidak tahu harus memberi respon seperti apa pada yang sudah dilakukan Tiffany.
"Kamu ngapain?"
Tiffany terlihat marah karena dengan susah payah dia mencoba melucu di hadapan Alex dan hanya seperti itu tanggapan Alex.
"Ih masa nggak tau? Aku baru aja meniru iklan anak-anak itu, kamu nggak tau?"
Alex menggeleng pelan dan mulutnya masih menganga.
"Oh yah hahaha."
Ada keterpaksaan dalam tawa Alex dan membuat Tiffany semakin jengkel padanya.
"Kamu nggak ikhlas kan ketawanya?"
"Enggak, yang tadi itu lucu kok, haha, cuma ketawaku telat, masih loading."
"Ih kamu ngeselin banget sih!"
"Iya iya maaf, aku nggak begitu sering liat tv, maaf yah."
"Hmm yaudah deh, aku ngantuk!"
Tiffany membuang tubuhnya pada tubuh Alex dan menutup matanya, Alex hanya membiarkan tubuhnya dijadikan sandaran Tiffany, ada tenang dalam hatinya ketika mereka bisa sedekat ini meski tanpa melakukan apapun.
"Tugasku disini hanya memastikan kamu baik-baik saja Tiff, tidak lebih."
"Dingin."
Sambil masih memejamkan matanya, Tiffany menyodorkan kedua tangannya ke hadapan Alex, tanpa bersuara, Alex menggosok pelan memberi kehangatan pada tangan Tiffany, yah memang tangannya begitu dingin, Alex meniupkan nafasnya pada telapak tangan Tiffany.
"Kembalilah ke kamarmu, mau aku gendong?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiffany
General FictionIni adalah prequel kedua dari 'Mistake Wedding' hehe Dia hanya gadis, bukan sederhana, tapi begitu banyak masalah, trouble maker. "Cinta bagiku hanya sebuah perasaan bodoh yang sengaja dibuat tuhan untuk mempermainkan manusia" "One boyfriend its not...