Aku Lelah

6.3K 207 18
                                    

Suara musik berdentum keras dengan gemerlap lampu dan beberapa pengunjung terlihat menikmati suasana di tempat itu. Dua pemuda duduk berhadapan dan terlihat sedang mengobrol.

"Aku benar-benar tidak menginginkan situasi ini."

Alex menatap sepupunya dengan tatapan serius, memperhatikan mahluk yang paling tidak bisa serius yang pernah dia kenal. Dua wanita sexy duduk di samping tubuhnya menyuapi beberapa potong buah dan makanan kecil.

"Aku belum siap dan tidak akan pernah siap untuk menjalin sebuah hubungan semacam itu, kamu mengerti kan?"

Alex hanya terdiam dan masih menatap sepupunya.

"Aku bahkan tidak tahu bagaimana wajahnya atau sekedar tahu siapa namanya? Hah! Permainan macam apa ini?! Ini benar-benar tidak adil!"
Lian mengedarkan pandangannya.

"Jagalah dia."

Suara Alex lirih dan terdengar tidak jelas, Lian berbalik menatap sepupunya.

"Kamu bilang apa?"

"Jagalah dia, jagalah dia sampai kamu merasa lelah, jagalah dia sampai suatu saat kamu akan menikmatinya, jagalah dia sampai kamu merasa dia adalah bagian dari dirimu."

Kornea mereka saling bertemu, Lian memperhatikan mata sepupunya dan kemudian menghela nafas sambil membuang tubuhnya di atas sofa.

"Hal seperti itu tidak akan benar-benar terjadi atau tidak akan pernah. Yang ada mungkin aku hanya memanfaatkan tubuhnya sebagai pemuas nafsuku haha."

Alex mengepalkan tangan kanannya yang berada dibawah meja, menatap kearah sepupunya, menunggu kalimat selanjutnya.

"Tidak dia atau siapapun, aku tidak akan pernah menjalin sebuah hubungan yang sesungguhnya, karena semua itu hanya omong kosong! Jika semua ini memang harus terjadi, yang ada aku akan menyia-nyiakan dia, memperlakukannya dengan buruk sebagai balasan karena dia sudah merenggut semua kesempatan dan kebebasan yang aku miliki, dan setelah semua itu aku meninggalkannya, membuangnya seperti sampah yang tidak berguna."

Alex berdiri dan meraih kerah jaket Lian kasar. dua wanita disamping Lian hanya terdiam. Alex menghujam tulang pipi Lian dengan tiga pukulan yang sangat keras terdengar seperti sesuatu yang memukul meja kayu. Yang dipukul tidak bisa berkutik karena terkejut atas tindakan Alex yang tiba-tiba.

Tidak ada yang melerai pemukulan itu karena mereka ada di ruangan khusus dan juga kejadian itu cukup cepat, didekatinya wajah Lian yang sudah babak belur sambil berkata lirih.

"Lakukan semua itu pada setiap wanita yang kamu temui, tapi jangan dia, mengerti?"

Nafas Alex masih menderuh, ia membuang tubuh Lian asal diatas sofa, darah segar terlihat jelas diujung bibir Lian, tiga kali pukulan Alex cukup membuatnya tergeletak seperti saat ini. Alex beranjak dari tempat itu meninggalkan sepupunya yang babak belur karena ulahnya, hatinya kini berkecamuk mendengar setiap kalimat yang terucap dari mulut Lian, terdengar seperti ancaman yang berbahaya karena apa yang Alex tahu Lian tidak akan pernah main-main dengan segala ucapannya.

Alex memacu kendaraannya diatas rata-rata, pagi itu masih gelap, jalanan masih terlalu lengang untuk dirinya seorang. Tatapannya lurus kedepan seperti tak ada yang bisa menghentikannnya sekarang. Alex berhenti pada sebuah lampu merah dan menenggelamkan kepalanya diatas setir.

"Lakukan apapun yang kau inginkan Julian, tapi tidak pada Tiffany ku."

®®®

Flash Back On
Alex POV

Kuperhatikan raut wajah orang-orang di ruangan itu, ada oma, mama Lian, mamaku juga dan ibu Tiffany.

"Kita hanya punya waktu tidak lebih dari tiga bulan untuk mempersiapkan semuanya, juga mempersiapkan kedua mempelai, meski kalian sendiri tahu mempersatukan mereka seperti mempertemukan dua laut yang berbeda, tidak akan pernah menyatu, tapi disini kita sama-sama memegang janji yang terlanjur terucap, janji yang tidak mungkin dilanggar karena sudah seperti wasiat yang harus dijalankan. Keluarga Tiffany sudah mempercayakan hal ini pada kami untuk melakukan yang terbaik, dan kami juga sudah mencoba sebaik mungkin, dan bagaimana pun ada pihak yang tidak setuju pada perjodohan ini, hal itu tidak bisa merubah apapun."

TiffanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang