Siapa dia(?)

7.6K 219 17
                                    

"Cepat lakukan! Aku sudah tidak tahan!"

Pria itu hanya mengelus gundukan kenyal dengan ujung yang sudah mengeras dengan pandangan yang kosong. Gadis dibawahnya merasa frustasi karena sudah tiga puluh menit mereka di ruangan itu dan tidak terjadi apapun.

"Kamu masih memikirkannya?"

Pria itu menghela nafas kasar dan membuang tubuhnya disamping lawan mainnya.

"Aku menginginkannya lagi."

"Apa?! Kamu sudah gila yah! Bagaimana kalau Alex tahu tentang perbuatanmu?!"

"Kalau Alex tahu, paling-paling aku tidak ada disini lagi."

"Hah? Apa maksudmu?"

"Karena dia sudah membuatku berada di rumah sakit hehe."

"Kamu benar-benar gila Julian, aku sarankan jangan lakukan hal itu lagi."

"Aku hanya penasaran dengan wajah gadis Alex, kami memang sudah melakukannya tapi aku bahkan tak melihat wajahnya. Apa ini adil?"

"Bagaimana mungkin kalian sudah melakukannya dan kamu tidak tahu wajahnya? Tidak masuk akal."

"Aku menyerangnya dari belakang haha, yang aku ingat hanya sekelebat aroma rambut dan tubuhnya, begitu nikmat. Aku ingin lagi."

"Apa kamu kurang denganku?"

"It's different, rasanya lebih sempit, entah miliknya memang sempit atau milik Alex yang kecil haha."

"Hh, bagaimana kalau gadis itu mengadu pada Alex?"

"Tidak akan. Dia tidak ingin Alex sedih dan kecewa pastinya, do you wanna know how I treat her?"

Wanita itu belum sempat membalas namun Lian sudah menarik tubuh wanita disampingnya dan kini mereka sudah pada posisi doggy style.

"Awalnya aku hanya menciumi lehernya seperti ini, aku suka wanginya, dia memberontak dan aku kunci tangannya kebelakang tubuhnya dan dia benar-benar tidak berkutik, tubuhnya sangat ringan seperti kapas, aku mendorongnya sampai didekat kitchen bar dan mengusap bibir vagina nya seperti ini. Kubisikkan lembut ditelinganya, kamu basah sayang. Dia hanya menahan semua desahan yang akan keluar tapi aku ingin tahu seberapa kuat dia bisa menahan semua kenikmatan sentuhanku, sebenarnya aku agak kewalahan karena dia banyak berontak tapi setelah itu mungkin dia sudah terbuai dalam setiap sentuhan yang aku berikan. Yang aku ingat waktu itu dia hanya mengenakan piyama one piece dan itu sangat menguntungkan bagiku. Gundukan itu terasa kenyal dan padat, sesuatu yang sudah mengeras diatasnya benar-benar menggemaskan, kuelus dan kucubit sedikit haha."

"Aw. Sakit, tapi enak, teruskan ceritamu."

"Dia bahkan tidak mendesah, hanya meringis kecil dan itu membuatku tidak senang. Kuremas seperti ini gundukan padat itu, kulepas tangannya tapi dia tidak berontak kali ini, tangan kiriku sibuk dengan gundukan itu dan yang lainnya sibuk mengocok klitorisnya, dia benar-benar basah, sangat basah. Aku tidak ingin menyiksanya lebih lama, kubuka kasar celana jeansku dan kuturunkan cd nya, kukocok sedikit juniorku yang sedari tadi berontak, dan trililit trililit, sial ada telepon dari Alex, untung saja ponselnya Agak jauh dari tubuhnya, dia bahkan tak bisa memberontak dan hanya memandangi panggilan dari Alex yang mengganggu."

"Bagaimana kamu tahu itu dari Alex?"

"Apa itu penting? Ponselnya ada tidak jauh dari tempat kami bersenang-senang haha, sudah ah aku lanjutkan ceritaku. Karena dia sangat basah aku bisa memasukkan juniorku dengan mudah meski agak sempit, itu benar-benar sebuah sensasi dan aku menyukainya, dia tidak mendesah malah menangis, kumaju mundurkan seperti ini dengan tempo yang sama berkali-kali, Kuremas gundukannya dan lagi, sesekali dengan cubitan gemas disana, liang miliknya basah, sempit dan berkedut memijat juniorku, kunaikkan tempoku dan tidak lama aku merasakan sesuatu menjalar pada juniorku, dia orgasme dan aku menyukainya. Kupercepat lagi dan lagi, aku bisa mendengar desahannya masih tertahan dan kupercepat lagi sampai aku merasakan sesuatu akan meledak dari dalam tubuhku.

TiffanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang