My Fault

1.4K 58 5
                                    

Author POV

Alex berdiri di balkon kamarnya, pandangannya menerawang jauh, beberapa nafas panjang lolos dari paru-parunya, banyak beban yang sedang satu persatu ia coba pecahkan tapi tidak ada jalan keluar sama sekali, dia harus meninggalkan Tiffany, di sisi lain dia tidak bisa menyakiti Tiffany. Sudah dua hari semenjak Tiffany bertemu dengan Lian dan hal itu semakin membuat Alex berfikir apa yang sudah mereka sepakati? Tiffany bahkan tidak mengatakan apapun tentang hal itu dan Alex tidak ingin membuka pembicaraan mengenai hal itu juga, pikiran Alex melayang pada beberapa hari lalu jauh sebelum Tiffany bertemu Lian, sebuah sore yang Indah di Taman kota.

Flash back on

"Ada yang mau Alex katakan pada Fany"

"Apa?"

"Janji tidak akan tertawa?"

"Janji"

"Mau kah kau menikah denganku?"

"Apa?! Hahaha"

Tiffany tertawa terbahak-bahak mendengar pernyataan Alex yang berlutut dihadapannya, Alex hanya menghela nafas dengan wajah serius, diraihnya wajah gadisnya itu dan kornea mereka bertemu.

"Tiff, aku tidak punya waktu lagi, aku harus mengatakan hal ini padamu"

"Maaf maaf, baiklah teruskan"

"Alex mengatakan ini dengan mengabaikan semua jawaban yang akan kamu berikan, Alex hanya akan mengatakan semua yang ingin Alex katakan padamu"

"Hmm baiklah"

"Mungkin pertemuan kita di bar itu memang sebuah kecelakaan, tapi semua yang kita lakukan dan apapun yang kita rasakan ini nyata, bukan sebuah kecelakaan atau sebuah kebetulan, takdir, tuhan sudah merancang semuanya, kalau malam itu kamu tidak membuatku kacau, mungkin sampai saat ini aku masih terjebak dengan Sarah, yang kita lakukan semuanya dengan sadar, Alex tidak ingin kehilangan Tiffany, Alex akan memakan semua masakan Tiffany, dan setiap pagi Alex ingin Tiffany yang membangunkan Alex, anak-anak kita, dan kita akan mempunyai banyak anak, kamu,,"

"Aku bahkan belum memberikan jawaban padamu dan sudah membicarakan tentang anak-anak?"

"Jadi,, kamu tidak mau?"

"Aku juga tidak mengatakan tidak kan?"

"Lalu bagaimana? Apa kamu menerima apa yang Alex?"

Ucapannya terhenti ketika bibir Tiffany menempel sebentar dengan miliknya, Alex bisa merasakan anggukan kecil dari Tiffany.

"Apa ini sudah menjelaskan semuanya pada Alex? Sekarang pakaikan cincinnya"

Alex hanya tersenyum, dan memakaikan cincin polos berbahan emas putih dengan inisial mereka di bagian dalam cincin itu.

"Fany suka?"

"Enggak"
Tiffany mengerutkan hidungnya sambil tersenyum manja.

"Tapi Fany janji akan jaga cincin ini, sini Fany pasangin juga punya Alex"

Alex memeluk gadis di hadapannya dengan perasaan yang tak karuan namun didominasi bahagia.

"Hmm sini duduk dulu, mau Fany ceritain sesuatu"

Alex kembali duduk di kursinya.

"Mau cerita apa?"

"Alex tahu kenapa Fany takut air? Mungkin ini saatnya menceritakan semuanya pada Alex, sebenarnya Fany sudah tidak punya ibu lagi"

Alex mengerutkan keningnya, gadis disampingnya sedikit tertunduk.

"Ketika aku masih kecil, aku sangat dekat dengan ibu, kemana-mana kami selalu berdua karena ayah yang sibuk dengan pekerjaannya, namun suatu hari kami liburan dan hanya berdua, ada sebuah kendaraan yang melaju cepat kearah kami, ibuku lepas kendali, mobil yang kami kendarai masuk ke dalam sungai, kakiku tersangkut pada seatbelt yang ku gunakan dan tidak bisa dilepas, air terus masuk sampai memenuhi mobil kami, air sudah sampai di cap, tim sar datang, namun mereka hanya bisa menyelamatkan satu diantara kami karena aliran sungai yang sangat deras tidak jauh di depan kami dan hal itu sangat berbahaya, mereka bisa saja menyelamatkan ibuku, tapi tidak, ibu lebih memilih aku yang diselamatkan, semua pintu mobil macet dan sar memecahkan kaca jendela sampingku, seharusnya ibuku bisa selamat, seharusnya dia yang selamat, kenapa harus aku yang diselamatkan?"

TiffanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang