"Darcy, coba tebak apa yang baru saja aku lihat!"
Aku berhenti membaca buku yang ada di tanganku dan menatap sosok Grace yang muncul begitu saja.
"Oh hai juga, Grace." Ucapku sebelum kembali membaca buku.
Aku agak sebal dengan Grace, habisnya dia tidak menyapaku di pesta kemarin. Dia sama sekali tidak bergabung dengan ku dan yang lain. Padahal Rory, Arielle, dan Joanna kan teman nya juga.
"Aku baru saja melihat Tyler dan Joanna, mereka berdua tertidur di ruang tamu! Jo tidur di sofa sedangkan Tyler tidur di karpet. Lucu sekali mereka tadi!" Ucapnya bersemangat.
Aku hanya tersenyum mendengarnya, karena aku memang sudah tau.
Tadi malam, aku sempat turun untuk mengambil minuman dan mendapati dua orang itu tertidur di ruang tamu.
Mereka pasti menghabiskan waktu bersama.. Pantas saja Joanna menolak ketika ayah nya mengajak dia untuk pulang ke hotel. Dia bilang dia mau bermalam dan tidur denganku juga Arielle, katanya mau menghabiskan malam dengan para perempuan, nyatanya dia malah sibuk dengan Tyler.
Dasar Joanna.
"Kau marah padaku ya?" Pertanyaan Grace hanya ku sambut dengan gelengan kepala.
"Ya ampun.. Kau benar-benar marah padaku!" Pekiknya. "Ada apa? Apa aku ada salah?" Tanyanya.
Aku kembali menggelengkan kepalaku sedangkan Grace menatapku dalam-dalam.
"Ah, aku tau. Kau kesal padaku karena kemarin aku tidak bergabung dengan kau dan yang lain kan?"
"Tidak." Jawabku.
Grace memutar matanya, jelas tidak mempercayai ucapanku.
"Aku tidak bermaksud untuk mengacuhkan mu dan yang lain, Darcy." Ucapnya. "Aku hanya sedang ingin menemani kakak ku yang sedang patah hati."
Jawaban Grace membuatku sadar,
Tentu saja..
Kenapa aku tidak memikirkan nya baik-baik tadi?
Jika aku ada di posisi Grace, aku juga pasti akan selalu berada di sisi saudaraku dan menemani nya ketika mereka sedang sedih.
Aku jadi merasa bersalah pada Grace karena sudah marah padanya, padahal dia tidak melakukan kesalahan.
Dan lagi..
Aku semakin merasa bersalah pada Luke..
"Bagaimana keadaan Luke sekarang?" Tanyaku pelan.
Grace tersenyum. "Dia baik-baik saja, jangan khawatir." Jawabnya. "Luke memang sedih, D. Dia patah hati. Tapi saat ini dia sedang berusaha untuk melepaskanmu dan melupakan mu, seperti yang kau inginkan." Ucapnya.
Aku menarik napas dalam. "Apakah menurutmu aku jahat, Grace?" Tanyaku. Dia menggelengkan kepalanya.
"Menurutku, keputusanmu sangat tepat, Darcy. Kalian memang harus menjaga jarak dulu, menetralkan perasaan, semua itu agar kalian bisa kembali berteman tanpa harus merasa canggung." Ucapnya sambil tersenyum.
Aku menghela napas. "Ketika Luke mencium keningku, entah kenapa perasaanku tiba-tiba jadi aneh, Grace." Ucapku jujur.
Grace melirik ku, wajahnya menunjukkan bahwa dia tertarik pada ucapanku barusan.
"Aneh seperti apa?" Tanyanya.
"Aku tidak tau.. Aku belum bisa menggambarkan perasaanku ini." Jawabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Fairy: Wherever You Are
Fanfiction"Every night I almost call you just to say it always will be you,wherever you are,Darcy." Darcy Capella Styles,17 tahun,mahasiswi baru Harvard University. Luke Robert Horan,18 tahun,rockstar. Mereka sedang menjalani mimpi mereka masing-masing. Lal...