Ddddrrrttt dddrtttt
Aku mengerang pelan dan menggerakkan tanganku,meraba-raba ranjang dan mencari keberadaan ponsel ku. Siapa sih yang telepon? Mengganggu tidur ku saja!
Ketika aku menemukan ponsel ku di bawah bantal,aku pun langsung menjawab panggilan itu tanpa membuka mata.
"Halo?"
"DARCY!" Teriakan dari seberang sana membuatku terlonjak kaget. bukan hanya karena suara nya yang keras ketika ia berteriak,tapi juga karena dia tidak pernah meneriaki aku sebelumnya.
"Luke?" Tanyaku tak yakin,Aku membuka mata dan mengecek identitas penelepon.
Dan ternyata ini benar Luke.
"Ada a----"
"WHAT THE FUCK ARE YOU DOING,DARCY?" Teriak nya lagi. Aku mengerutkan kening bingung melihat dia yang seperti sedang marah ini.
Memang apa yang ku lakukan hingga dia semarah itu?
"Apa maksudmu sih,Luke? Kau kenapa?" Tanyaku.
"Harusnya aku yang bertanya seperti itu! Kau kenapa?!" Serunya. Aku bangkit dari tidurku dan berjalan keluar kamar,aku keluar dari kamar agar suara ku tidak mengganggu Zoe yang masih terlelap.
"Aku benar-benar bingung. ada apa sih? Aku salah apa?" Tanyaku setelah aku berada di ruang tengah rumah--asrama kami.
"Fucking hell,D!" Makinya. "Kau memukul fans ku! Itulah salahmu!" Bentak nya.
Aku terhenyak.
"What are you talking about?" Ucapku pelan.
Luke mendesis. "Jangan pura-pura tidak tau! Aku tau dengan jelas kau memukul fans ku itu,dan kau memukulnya di Starbuck!" Serunya.
Aku terdiam. "Kau tau darimana?" Tanyaku.
Dia tertawa,tapi tawanya terdengar seperti tawa sinis. Luke marah sungguhan..
"Berita nya menyebar di Twitter! Aku benar-benar tidak menyangka kau melakukan itu,D. apa salahnya hingga kau memukul fans ku?" Serunya lagi.
Aku menarik napas dalam,berusaha menahan emosi ku dan berusaha menjelaskan semuanya pada Luke dengan baik-baik.
"Luke,dia duluan yang mulai. dia mengejekku---"
"DARCY!" Potongnya marah. "Kukira kau sudah berubah! Kukira kau sudah bisa menahan emosi dan tidak main pukul,ternyata aku salah!" Serunya marah.
Ouch.
Ucapan itu terasa menusuk sekali ketika keluar dari bibir Luke.
Dan ucapan nya membuat api emosi semakin menyala dalam diriku.
"Dammit Luke bisakah kau dengarkan aku dulu?!" Seruku. "Dia menyiramku dengan coklat panas Luke,apa kau hanya akan diam saja jika ada yang melakukan itu padamu?!" Seruku balik.
"Jangan berbohong Darcy! Banyak saksi mata yang bilang bahwa kau memukul Lauren secara tiba-tiba hanya karena perselisihan pendapat!" Serunya.
"Kau tidak percaya padaku,Luke?" Ucapku pelan. Rasa marah itu berganti dengan rasa sakit hati. sakit hati karena Luke lebih percaya pada 'fans' nya daripada aku.
"Tidak!" Jawaban nya yang dingin itu membuat ku semakin sakit hati.
"Apa yang terjadi pada 'saling percaya',Luke?" Ucapku pelan lagi.
Luke terdiam.
"Tapi kau terbukti salah,Darcy. Kau hanya perlu mengakui kesalahanmu dan meminta maaf,setelah itu aku pasti akan memaafkanmu." ucapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Little Fairy: Wherever You Are
Fanfiction"Every night I almost call you just to say it always will be you,wherever you are,Darcy." Darcy Capella Styles,17 tahun,mahasiswi baru Harvard University. Luke Robert Horan,18 tahun,rockstar. Mereka sedang menjalani mimpi mereka masing-masing. Lal...